Manado: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merencanakan penerapan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Sulawesi Utara, jika masih terdapat potensi cuaca ekstrem 1-2 minggu ke depan.
Pelaksana tugas Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan daerah aliran sungai (DAS) Tondano memiliki kontur berkelok dari ketinggian, menuju dataran rendah. BNPB berkoordinasi dengan BMKG untuk melihat lagi potensi hujan di daerah hulu, khususnya di sekitar Danau Tondano dan di tengah DAS Danau Tondano.
"Apakah sampai 1-2 minggu ke depan, itu masih ada potensi cuaca ekstrem, kalau masih ada, kalau BMKG menyebutkan masih ada potensi cuaca ekstrem sampai, misalkan, puncak musim hujan di terlewati, maka Kepala BNPB kemarin sudah menyampaikan, 'Oke kita akan lakukan modifikasi cuaca,'" kata Abdul, Selasa, 31 Januari 2022.
Abdul menjelaskan sebelum hujan dengan intensitas tinggi turun di kawasan hulu, yang akan mengakibatkan debit air tinggi sangat tinggi di hulu, hujan akan dijatuhkan dahulu. Sehingga hujan tidak terlalu tinggi di hulu.
"Untuk fase yang 300 milimeter sudah lewat, tetapi dari BMKG Sulawesi Utara menyampaikan masih ada potensi itu di 1-2 minggu ke depan. Kita siagakan, kebetulan kita baru menyelesaikan operasi TMC di Sulawesi Selatan, kita masih punya unit operasional kita di sana, mungkin kita gerakkan ke Manado," ujar Abdul.
Melihat situasi dari 26 Januari, curah sempat naik tinggi sekali, perjamnya sampai 120 milimeter, dan awan hujannya itu sangat pekat sehingga ini menyebabkan intensitas hujan sangat tinggi.
"Jadi ini yang kemudian pada fase misalkan sebelum pekat seperti ini , kita semai dengan garam. Sehingga hujannya sudah turun duluan," katanya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Manado:
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merencanakan penerapan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di Sulawesi Utara, jika masih terdapat potensi cuaca ekstrem 1-2 minggu ke depan.
Pelaksana tugas Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan daerah aliran sungai (DAS) Tondano memiliki kontur berkelok dari ketinggian, menuju dataran rendah. BNPB berkoordinasi dengan BMKG untuk melihat lagi potensi hujan di daerah hulu, khususnya di sekitar
Danau Tondano dan di tengah DAS Danau Tondano.
"Apakah sampai 1-2 minggu ke depan, itu masih ada potensi cuaca ekstrem, kalau masih ada, kalau BMKG menyebutkan masih ada potensi
cuaca ekstrem sampai, misalkan, puncak musim hujan di terlewati, maka Kepala BNPB kemarin sudah menyampaikan, 'Oke kita akan lakukan modifikasi cuaca,'" kata Abdul, Selasa, 31 Januari 2022.
Abdul menjelaskan sebelum hujan dengan intensitas tinggi turun di kawasan hulu, yang akan mengakibatkan debit air tinggi sangat tinggi di hulu, hujan akan dijatuhkan dahulu. Sehingga hujan tidak terlalu tinggi di hulu.
"Untuk fase yang 300 milimeter sudah lewat, tetapi dari BMKG Sulawesi Utara menyampaikan masih ada potensi itu di 1-2 minggu ke depan. Kita siagakan, kebetulan kita baru menyelesaikan operasi TMC di Sulawesi Selatan, kita masih punya unit operasional kita di sana, mungkin kita gerakkan ke Manado," ujar Abdul.
Melihat situasi dari 26 Januari, curah sempat naik tinggi sekali, perjamnya sampai 120 milimeter, dan awan hujannya itu sangat pekat sehingga ini menyebabkan intensitas hujan sangat tinggi.
"Jadi ini yang kemudian pada fase misalkan sebelum pekat seperti ini , kita semai dengan garam. Sehingga hujannya sudah turun duluan," katanya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)