Jepara: Jumlah produksi sampah harian di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mencapai 400 ton dalam waktu satu hari.
Kepala UPT Pengelolaan Sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bandengan Jepara, Suparso, mengatakan di TPA yang dikelolanya itu kini sudah penuh. Pasalnya mayoritas sampah dari seluruh Jepara dibuang di TPA Bandengan.
"Sehari, produksi sampah di seluruh Jepara ada 400 ton. Paling banyak tetap sampah rumah tangga," kata Suparso di Jepara, Sabtu, 6 Agustus 2022.
Pantauan Medcom.id, sampah terlihat menggunung di banyak titik di TPA Bandengan. Ada yang sudah diuruk dengan tanah dan ada pula yang masih berupa gunungan sampah.
Sampah non organik terlihat mendominasi gunungan-gunungan itu. Padahal sebagian sampah non organik seperti plastik, sudah dipilah para pengepul untuk dijual kembali.
Sejak 2015, gunungan sampah tersebut telah dimanfaatkan menjadi sumber gas metan. Penggunanya adalah warga ring 1 yang rumahnya berdekatan dengan TPA. Kini ada sekitar 30 Kartu Keluarga (KK) yang aktif terfasilitasi gas metan itu.
“Sementara ini, yang paling terdampak baunya, kita fasilitasi gas metan dulu,” ungkap Suparso.
Selain untuk gas metan, gunungan sampah tersebut juga akan dimanfaatkan menjadi bahan bakar pembuatan semen. Caranya, sampah non organik yang masuk TPA langsung dicacah. Lalu dikeringkan selama 21 hari.
"Jadi sampah tidak langsung dibuang. Tapi ini belum bisa dilakukan. Beberapa waktu lalu sudah disurvei pemerintah pusat. Kelihatannya bisa dilanjutkan programnya," ujar Suparso.
Melalui pemanfaatan-pemanfaat itu, Suparso berharap produksi sampah harian yang cukup besar itu, dapat memberikan kemanfaatan bagi lingkungan dan masyarakat.
Jepara: Jumlah produksi
sampah harian di Kabupaten Jepara,
Jawa Tengah, mencapai 400 ton dalam waktu satu hari.
Kepala UPT Pengelolaan Sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bandengan Jepara, Suparso, mengatakan di TPA yang dikelolanya itu kini sudah penuh. Pasalnya mayoritas
sampah dari seluruh Jepara dibuang di TPA Bandengan.
"Sehari, produksi sampah di seluruh Jepara ada 400 ton. Paling banyak tetap sampah rumah tangga," kata Suparso di Jepara, Sabtu, 6 Agustus 2022.
Pantauan Medcom.id, sampah terlihat menggunung di banyak titik di TPA Bandengan. Ada yang sudah diuruk dengan tanah dan ada pula yang masih berupa gunungan sampah.
Sampah non organik terlihat mendominasi gunungan-gunungan itu. Padahal sebagian sampah non organik seperti plastik, sudah dipilah para pengepul untuk dijual kembali.
Sejak 2015, gunungan sampah tersebut telah dimanfaatkan menjadi sumber gas metan. Penggunanya adalah warga ring 1 yang rumahnya berdekatan dengan TPA. Kini ada sekitar 30 Kartu Keluarga (KK) yang aktif terfasilitasi gas metan itu.
“Sementara ini, yang paling terdampak baunya, kita fasilitasi gas metan dulu,” ungkap Suparso.
Selain untuk gas metan, gunungan sampah tersebut juga akan dimanfaatkan menjadi bahan bakar pembuatan semen. Caranya, sampah non organik yang masuk TPA langsung dicacah. Lalu dikeringkan selama 21 hari.
"Jadi sampah tidak langsung dibuang. Tapi ini belum bisa dilakukan. Beberapa waktu lalu sudah disurvei pemerintah pusat. Kelihatannya bisa dilanjutkan programnya," ujar Suparso.
Melalui pemanfaatan-pemanfaat itu, Suparso berharap produksi sampah harian yang cukup besar itu, dapat memberikan kemanfaatan bagi lingkungan dan masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)