Malang: Kabar duka kembali menyelimuti keluarga Lutfiati, warga Dusun Kebonsari RT03/RW01, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Wanita 44 tahun itu kehilangan putri sulungnya, Cahaya Meida Salsabila, 11, pada pukul 23.40 WIB, Jumat malam, 28 Oktober 2022.
Beberapa hari yang lalu, Lutfiati kehilangan suaminya, Muchamad Arifin, 45, dan anak keduanya, Muhammad Rifki Aditya, 13. Keduanya meninggal saat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022.
Belum genap 40 hari, Lutfiati kembali kehilangan satu anggota keluarganya. Putri satu-satunya, Bila, sapaan akrab Cahaya Meida Salsabila, tutup usia setelah jatuh sakit karena tak bisa melupakan kepergian ayah dan kakak keduanya.
Jenazah bocah kelas V SD itu telah dimakamkan pagi tadi sekitar pukul 07.30 WIB, Sabtu, 29 Oktober 2022. Kehilangan tiga anggota keluarganya, Lutfiati kini menjalani hidup berdua dengan anak pertamanya, Rizal Putra Pratama, 21.
"Ini kita barusan pulang dari rumah duka. Saya tadi komunikasi dengan salah satu keluarganya, karena saya nggak bisa tanya ibunya (Lutfiati), terus kakaknya (Rizal) juga kita nggak bisa tanya, karena kondisi down ya kehilangan bapak dengan dua adiknya dalam waktu berdekatan," kata Yuning Kartikasari, relawan Gerakan Peduli Aremania (GPA), saat dikonfirmasi.
Yuyun, sapaan akrabnya, menerangkan sempat tidak mau makan selama beberapa hari setelah kehilangan ayah dan kakaknya. Semenjak itu, Bila jatuh sakit dan kondisinya drop hingga kemudian dinyatakan meninggal dunia kemarin malam.
"Kemarin itu Bila kondisinya drop, karena Bila beberapa hari ini kena DB (demam berdarah). Terus kemarin itu drop nya pagi lalu dibawa ke salah satu rumah sakit, tapi nggak ada dokter anaknya, akhirnya lari di rumah sakit Wajak. Terus tadi malam jam 22.30 WIB, beritanya sudah nggak ada (meninggal)," jelasnya.
Berdasarkan cerita dari pihak keluarga, Bila merasakan kesedihan yang berlarut pasca ditinggal ayah dan kakaknya. Hampir setiap hari, Bila berkunjung ke makam mereka. Bahkan diketahui, Bila sempat menuliskan kalimat kerinduan di buku tulis sekolahnya.
"Saat peringatan Maulid Nabi, dia (Bila) menulis di halaman belakang bukunya itu menyatakan dia kangen ayah dan kakaknya. Dengan kondisi seperti itu anak-anak kan mikir, anak itu sensitif karena anak seusia bila itu kan sensitif kalau soal seperti itu," ungkapnya.
Sebanyak 135 orang meninggal akibat kerusuhan yang terjadi usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam 1 Oktober 2022. Pada Tragedi Stadion Kanjuruhan ini, ratusan orang lainnya juga dilaporkan mengalami luka-luka dan sebagian diantaranya dirawat di rumah sakit.
Malang: Kabar duka kembali menyelimuti keluarga Lutfiati, warga Dusun Kebonsari RT03/RW01, Kecamatan Tumpang, Kabupaten
Malang, Jawa Timur. Wanita 44 tahun itu kehilangan putri sulungnya, Cahaya Meida Salsabila, 11, pada pukul 23.40 WIB, Jumat malam, 28 Oktober 2022.
Beberapa hari yang lalu, Lutfiati kehilangan suaminya, Muchamad Arifin, 45, dan anak keduanya, Muhammad Rifki Aditya, 13. Keduanya meninggal saat tragedi di
Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang,
Jawa Timur, pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022.
Belum genap 40 hari, Lutfiati kembali kehilangan satu anggota keluarganya. Putri satu-satunya, Bila, sapaan akrab Cahaya Meida Salsabila, tutup usia setelah jatuh sakit karena tak bisa melupakan kepergian ayah dan kakak keduanya.
Jenazah bocah kelas V SD itu telah dimakamkan pagi tadi sekitar pukul 07.30 WIB, Sabtu, 29 Oktober 2022. Kehilangan tiga anggota keluarganya, Lutfiati kini menjalani hidup berdua dengan anak pertamanya, Rizal Putra Pratama, 21.
"Ini kita barusan pulang dari rumah duka. Saya tadi komunikasi dengan salah satu keluarganya, karena saya nggak bisa tanya ibunya (Lutfiati), terus kakaknya (Rizal) juga kita nggak bisa tanya, karena kondisi down ya kehilangan bapak dengan dua adiknya dalam waktu berdekatan," kata Yuning Kartikasari, relawan Gerakan Peduli Aremania (GPA), saat dikonfirmasi.
Yuyun, sapaan akrabnya, menerangkan sempat tidak mau makan selama beberapa hari setelah kehilangan ayah dan kakaknya. Semenjak itu, Bila jatuh sakit dan kondisinya drop hingga kemudian dinyatakan meninggal dunia kemarin malam.
"Kemarin itu Bila kondisinya drop, karena Bila beberapa hari ini kena DB (demam berdarah). Terus kemarin itu drop nya pagi lalu dibawa ke salah satu rumah sakit, tapi nggak ada dokter anaknya, akhirnya lari di rumah sakit Wajak. Terus tadi malam jam 22.30 WIB, beritanya sudah nggak ada (meninggal)," jelasnya.
Berdasarkan cerita dari pihak keluarga, Bila merasakan kesedihan yang berlarut pasca ditinggal ayah dan kakaknya. Hampir setiap hari, Bila berkunjung ke makam mereka. Bahkan diketahui, Bila sempat menuliskan kalimat kerinduan di buku tulis sekolahnya.
"Saat peringatan Maulid Nabi, dia (Bila) menulis di halaman belakang bukunya itu menyatakan dia kangen ayah dan kakaknya. Dengan kondisi seperti itu anak-anak kan mikir, anak itu sensitif karena anak seusia bila itu kan sensitif kalau soal seperti itu," ungkapnya.
Sebanyak 135 orang meninggal akibat kerusuhan yang terjadi usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam 1 Oktober 2022. Pada Tragedi Stadion Kanjuruhan ini, ratusan orang lainnya juga dilaporkan mengalami luka-luka dan sebagian diantaranya dirawat di rumah sakit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)