Ilustrasi Medcom.id
Ilustrasi Medcom.id

Kontras Nilai Polisi Berlebihan Tembak Mati Begal yang Sudah Tersungkur

Amaluddin • 19 Maret 2022 07:30
Surabaya: Kasus penembakan oleh anggota Polres Sumenep, Madura, terhadap pria diduga begal (Herman) berbuntut panjang. Banyak pihak termasuk sejumlah warga Sumenep menilai tindakan polisi berlebihan dan brutal.
 
"Yang harus dilakukan polisi adalah segera melakukan pemeriksaan internal, terhadap anggota yang melakukan penembakan itu. Apakah sudah sesuai protap atau tidak," kata Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Surabaya Fakthul Khoir, menanggapi kasus tersebut, Jumat, 18 Maret 2022.
 
Fatkhul menilai tindakan polisi berlebihan. Artinya, lanjut Fatkhul, orang yang dianggap kriminal tetap harus dilakukan dengan cara-cara yang manusiawi. Tidak harus dengan kekerasan, apalagi ditembak dari jarak dekat.

"Memang dalam posisi terdesak polisi boleh menggunakan kekerasan untuk melindungi diri. Namun, dalam konteks pengejaran perampok, dalam konteks penembakan pertama harus ada peringatan. Tapi kalau sudah peringatan enggak ada hasil, maka tindakan melumpuhkan bukan kemudian dalam kondisi tembak mati. Harusnya ketentuan itu dijalankan," katanya.
 
Baca: Kapolres Sumenep Minta Maaf Anggotanya Tembak Mati ODGJ Diduga Begal
 
Soal adanya dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), Fatkhul belum bisa berkomentar sampai ada bukti dari hasil penyidikan. Maka, investigasi harus segera dilakukan apakah tindakan sesuai SOP atau tidak.
 
"Dengan begitu, maka akan diketahui apakah itu melanggar HAM atau tidak, dan apakah tindakan polisi sudah sesuai protap," ujarnya. 
 
Seperti diketahui, video penembakan yang dilakukan sejumlah anggota kepolisian terhadap seorang terduga pelaku begal di Sumenep, viral di media sosial. Video menunjukkan aksi sejumlah polisi berpakaian preman, menembak seorang pria yang mengenakan helm berwarna hitam dengan membawa senjata tajam.
 
Sejumlah polisi berusaha melumpuhkan pria tersebut dengan menembakkan peluru panas beberapa kali. Bahkan, saat pria tersebut sudah tersungkur di tanah, polisi terus melakukan penembakan dari jarak dekat hingga ia meninggal di lokasi kejadian.
 
Berdasar informasi yang beredar, pria dimaksud adalah warga bernama Herman, warga Dusun Polay Timur, Desa Gadu Timur, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, itu diduga hendak menyerang polisi dengan menggunakan celurit.
 
"Herman tidak memedulikan imbauan polisi sehingga ada tindakan terukur untuk dilumpuhkan. Ia tewas dalam perjalanan ke rumah sakit," kata Kepala Seksi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan