Metrotvnews, Makassar: Semua pihak harus menahan diri di Kongres ke-29 Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) di Pekanbaru, Riau. Jangan memancing kekisruhan dan mendorong terjadinya tindak anarkistis.
Hal itu dikemukakan Ketua Umum PB HMI Arief Rosyid Hasan melalui sambungan telepon kepada medcom.id, Senin 23 November 2015. Arief mengaku menyesalkan tindak kekerasan mewarnai penyelanggaraan kongres.
"Itu terjadi karena komunikasi yang tak terjalin baik antara para pengambil kebijakan. Sebenarnya itu bentuk militansi kader terhadap organisasi, tapi disampaikan dengan cara yang keliru, " kata Arief.
Arief menambahkan, rombongan penggembira menunjukkan antusiasme kader. Mereka sedianya bermaksud menambah ilmu dan pengalaman tentang organisasi. Apalagi, kata Arief, HMI merupakan organisasi mahasiswa dengan jumlah kader terbanyak di Indonesia.
Arief mengatakan pengurus besar HMI dan panitia kongres tengah menyelesaikan masalah. Sehingga, kejadian serupa tak terulang kembali.
Arief berharap kongres berlangsung lancar hingga pemilihan ketua umum baru pada 26 November 2015. Sebanyak 403 suara dari 200 cabang HMI se-Indonesia menggunakan hak suara.
Mereka akan memiliki satu dari 24 calon ketua umum. Empat calon berasal dari Sulawesi Selatan.
Kerusuhan bermula dari Sabtu malam 21 November 2015. Sekelompok kader rusuh di Pekanbaru karena tak mendapat penginapan.
Lalu dalam acara pembukaan kongres, Minggu siang 22 November 2015, lagi-lagi sekelompok kader rusuh saat pembagian nasi bungkus. Dugaan sementara menyebutkan kelompok itu berasal dari Sulawesi Selatan.
Polisi yang berjaga-jaga di sekitar lokasi merazia kelompok tersebut. Polisi menemukan sejumlah senjata tajam dan senjata api rakitan dalam razia.
Metrotvnews, Makassar: Semua pihak harus menahan diri di Kongres ke-29 Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) di Pekanbaru, Riau. Jangan memancing kekisruhan dan mendorong terjadinya tindak anarkistis.
Hal itu dikemukakan Ketua Umum PB HMI Arief Rosyid Hasan melalui sambungan telepon kepada
medcom.id, Senin 23 November 2015. Arief mengaku menyesalkan tindak kekerasan mewarnai penyelanggaraan kongres.
"Itu terjadi karena komunikasi yang tak terjalin baik antara para pengambil kebijakan. Sebenarnya itu bentuk militansi kader terhadap organisasi, tapi disampaikan dengan cara yang keliru, " kata Arief.
Arief menambahkan, rombongan penggembira menunjukkan antusiasme kader. Mereka sedianya bermaksud menambah ilmu dan pengalaman tentang organisasi. Apalagi, kata Arief, HMI merupakan organisasi mahasiswa dengan jumlah kader terbanyak di Indonesia.
Arief mengatakan pengurus besar HMI dan panitia kongres tengah menyelesaikan masalah. Sehingga, kejadian serupa tak terulang kembali.
Arief berharap kongres berlangsung lancar hingga pemilihan ketua umum baru pada 26 November 2015. Sebanyak 403 suara dari 200 cabang HMI se-Indonesia menggunakan hak suara.
Mereka akan memiliki satu dari 24 calon ketua umum. Empat calon berasal dari Sulawesi Selatan.
Kerusuhan bermula dari Sabtu malam 21 November 2015. Sekelompok kader rusuh di Pekanbaru karena tak mendapat penginapan.
Lalu dalam acara pembukaan kongres, Minggu siang 22 November 2015, lagi-lagi sekelompok kader rusuh saat pembagian nasi bungkus. Dugaan sementara menyebutkan kelompok itu berasal dari Sulawesi Selatan.
Polisi yang berjaga-jaga di sekitar lokasi merazia kelompok tersebut. Polisi menemukan sejumlah senjata tajam dan senjata api rakitan dalam razia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)