Pemalang: Status Gunung Slamet kini waspada (Level II). Sebanyak 80 pendaki telah dievakuasi dari gunung yang berada di lima wilayah itu yakni Kabupaten Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal, dan Purbalingga.
"Penurunan terhadap 80 pendaki di Gunung Slamet setelah berkoordinasi dengan SAR antar lima daerah ini," kata anggora SAR Banyumas Ali Triyono di Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Pemalang, Jawa Tengah, Senin, 12 Agustus 2019.
Para anggota SAR lima daerah, ujarnya, terus berkoordinasi melalui radio komunikasi maupun langsung di pos pengamatan. Sehingga memudahkan langkah antisipasi.
"Sekarang Gunung Slamet sudah bebas dari pendakian, tinggal persiapan untuk penanganan kebencanaan," imbuhnya.
Pantauan Media Indonesia, Senin, 12 Agustus 2019, di Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, gunung dengan ketinggian 3.432 meter di atas permukaan laut itu semakin ramai dikunjungi petugas SAR usai dinaikkan statusnya menjadi waspada.
Selain tim SAR dari lima daerah di sekitar Gunung Slamet, instansi terkait ikut memonitor perkembangan gunung merapi tersebut. Untuk saling berkoordinasi.
Sementara itu warga di lereng Gunung Slamet yang tidak jauh dari kawah gunung mulai gelisah karena kegempaan semakin berasa. Meskipun hingga kini warga di lereng Slamet terap bertahan.
"Takut juga jika sewaktu-waktu meletus, tapi kita tenangkan diri karena belum ada intruksi turun," kata Sartimin,48, warga yang berada di radius empat kilometer dari puncak gunung.
Bupati Pemalang Junaedi terus memantau perkembangan Gunung Slamet, terutama di Kecamatan Pulisari dan Belik. Karena 14 desa di dua kecamatan itu berada di lereng Slamet dan dihuni ratusan ribu jiwa.
Junaedi mengaku telah menginstruksikan seluruh jajaran terkait untuk mengatisipasi jatuhnyakorban jika Slamet erupsi atau meletus. Dia meminta khusus Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemalang untuk menyiapkan jalur evakuasi, karena ada warga yang tinggal di radius 3,9 kilometer dari kawah.
"Untuk saat ini telah dikeluarkan imbauan agar menghindari aktivitas radius dua kilometer dari kawah. Tetapi jika status naik menjadi awas maka mereka akan kita turunkan, maka sekarang ini kita siapkan jalur evakuasi," kata Junaedi.
Tidak hanya jalur evakuasi, lanjut Junaedi, BPBD Pemalang juga diminta untuk mempersiapkan logistik, obat-obatan, tempat pengungsian dan peralatan yang digunakan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
"Saya minta BPBD terus siaga dan mempersiapksn diri," imbuhnya.
Sementara itu sejak ditingkat ke level II waspada, seluruh jalur pendakian ke Gunung Slamet yakni Jalur Bambangan, Kaliwadas, Guci, Baturaden, Kaligua dan Sawangan telah ditutup.
Pemalang: Status Gunung Slamet kini waspada (Level II). Sebanyak 80 pendaki telah dievakuasi dari gunung yang berada di lima wilayah itu yakni Kabupaten Pemalang, Banyumas, Brebes, Tegal, dan Purbalingga.
"Penurunan terhadap 80 pendaki di Gunung Slamet setelah berkoordinasi dengan SAR antar lima daerah ini," kata anggora SAR Banyumas Ali Triyono di Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Pemalang, Jawa Tengah, Senin, 12 Agustus 2019.
Para anggota SAR lima daerah, ujarnya, terus berkoordinasi melalui radio komunikasi maupun langsung di pos pengamatan. Sehingga memudahkan langkah antisipasi.
"Sekarang Gunung Slamet sudah bebas dari pendakian, tinggal persiapan untuk penanganan kebencanaan," imbuhnya.
Pantauan
Media Indonesia, Senin, 12 Agustus 2019, di Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, gunung dengan ketinggian 3.432 meter di atas permukaan laut itu semakin ramai dikunjungi petugas SAR usai dinaikkan statusnya menjadi waspada.
Selain tim SAR dari lima daerah di sekitar Gunung Slamet, instansi terkait ikut memonitor perkembangan gunung merapi tersebut. Untuk saling berkoordinasi.
Sementara itu warga di lereng Gunung Slamet yang tidak jauh dari kawah gunung mulai gelisah karena kegempaan semakin berasa. Meskipun hingga kini warga di lereng Slamet terap bertahan.
"Takut juga jika sewaktu-waktu meletus, tapi kita tenangkan diri karena belum ada intruksi turun," kata Sartimin,48, warga yang berada di radius empat kilometer dari puncak gunung.
Bupati Pemalang Junaedi terus memantau perkembangan Gunung Slamet, terutama di Kecamatan Pulisari dan Belik. Karena 14 desa di dua kecamatan itu berada di lereng Slamet dan dihuni ratusan ribu jiwa.
Junaedi mengaku telah menginstruksikan seluruh jajaran terkait untuk mengatisipasi jatuhnyakorban jika Slamet erupsi atau meletus. Dia meminta khusus Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemalang untuk menyiapkan jalur evakuasi, karena ada warga yang tinggal di radius 3,9 kilometer dari kawah.
"Untuk saat ini telah dikeluarkan imbauan agar menghindari aktivitas radius dua kilometer dari kawah. Tetapi jika status naik menjadi awas maka mereka akan kita turunkan, maka sekarang ini kita siapkan jalur evakuasi," kata Junaedi.
Tidak hanya jalur evakuasi, lanjut Junaedi, BPBD Pemalang juga diminta untuk mempersiapkan logistik, obat-obatan, tempat pengungsian dan peralatan yang digunakan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
"Saya minta BPBD terus siaga dan mempersiapksn diri," imbuhnya.
Sementara itu sejak ditingkat ke level II waspada, seluruh jalur pendakian ke Gunung Slamet yakni Jalur Bambangan, Kaliwadas, Guci, Baturaden, Kaligua dan Sawangan telah ditutup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)