Tanjungpinang: Peneliti Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Evan Irawan Akbar, menyatakan, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, menjadi tempat terbaik untuk mengamati gerhana matahari cincin pada Kamis, 26 Desember 2019.
Menurut Evan, saat ini kondisi bulan sedang berada tepat di atas langit Tanjungpinang. Sehingga bayangan gerhana matahari cincin tampak jelas di daerah itu.
"Meskipun bayangannya kecil sekali," kata Evan, di lokasi pengamatan gerhana matahari cincin di Gedung Gonggong, Tanjungpinang, melansir Antara, Kamis, 26 Desember 2019.
Evan mengatakan, jalur gerhana matahari cincin dimulai dari India, Aceh, Padang, Batam, Tanjungpinang, Kalimantan Utara, Tanjungpelor, kemudian Samudra Pasifik. Khusus Tanjungpinang, gerhana matahari terjadi pada pukul 10.29 WIB sampai 14.30 WIB, tetapi puncak cincinnya pada pukul 12.24 WIB sampai 12.28 WIB.
Pihaknya sudah menyediakan teleskop, teropong bintang yang dipasang filter khusus matahari, dan kacamata matahari bagi warga yang ingin mengamati fenomena langka itu di halaman Gedung Gonggong.
"Kalau di rumah tak ada peralatan itu, warga bisa menggunakan saringan santan atau kertas yang dilubangi dengan jarum," imbuhnya.
Ia turut mengimbau warga tidak melihat gerhana matahari cincin dalam kondisi mata telanjang, karena bisa menyebabkan gangguan pada penglihatan.
"Saat gerhana bulan menutup dan cahaya berkurang, maka otomatis lubang mata kita terbuka lebih besar dan cahaya masuk semakin banyak. Itu sangat berbahaya," ucapnya.
Pantauan di lapangan ratusan warga setempat tampak antusias ingin menyaksikan gerhana matahari menggunakan peralatan yang ada. Apalagi fenomena ini terakhir kali di Tanjungpinang sekitar 135 tahun yang lalu.
"Makanya sayang kalau dilewatkan, apalagi peralatan yang ada sangat memadai untuk melakukan pengamatan," kata Adi, seorang warga Tanjungpinang.
Tanjungpinang: Peneliti Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Evan Irawan Akbar, menyatakan, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, menjadi tempat terbaik untuk mengamati gerhana matahari cincin pada Kamis, 26 Desember 2019.
Menurut Evan, saat ini kondisi bulan sedang berada tepat di atas langit Tanjungpinang. Sehingga bayangan gerhana matahari cincin tampak jelas di daerah itu.
"Meskipun bayangannya kecil sekali," kata Evan, di lokasi pengamatan gerhana matahari cincin di Gedung Gonggong, Tanjungpinang, melansir
Antara, Kamis, 26 Desember 2019.
Evan mengatakan, jalur gerhana matahari cincin dimulai dari India, Aceh, Padang, Batam, Tanjungpinang, Kalimantan Utara, Tanjungpelor, kemudian Samudra Pasifik. Khusus Tanjungpinang, gerhana matahari terjadi pada pukul 10.29 WIB sampai 14.30 WIB, tetapi puncak cincinnya pada pukul 12.24 WIB sampai 12.28 WIB.
Pihaknya sudah menyediakan teleskop, teropong bintang yang dipasang filter khusus matahari, dan kacamata matahari bagi warga yang ingin mengamati fenomena langka itu di halaman Gedung Gonggong.
"Kalau di rumah tak ada peralatan itu, warga bisa menggunakan saringan santan atau kertas yang dilubangi dengan jarum," imbuhnya.
Ia turut mengimbau warga tidak melihat gerhana matahari cincin dalam kondisi mata telanjang, karena bisa menyebabkan gangguan pada penglihatan.
"Saat gerhana bulan menutup dan cahaya berkurang, maka otomatis lubang mata kita terbuka lebih besar dan cahaya masuk semakin banyak. Itu sangat berbahaya," ucapnya.
Pantauan di lapangan ratusan warga setempat tampak antusias ingin menyaksikan gerhana matahari menggunakan peralatan yang ada. Apalagi fenomena ini terakhir kali di Tanjungpinang sekitar 135 tahun yang lalu.
"Makanya sayang kalau dilewatkan, apalagi peralatan yang ada sangat memadai untuk melakukan pengamatan," kata Adi, seorang warga Tanjungpinang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)