Banyuwangi: Berbagai cara dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Jawa Timur, untuk memberikan fasilitas kesehatan bagi warganya. Salah satunya dengan cara menempatkan satu perawat dan satu bidan di tiap desa.
Inovasi ini bertujuan untuk mempercepat dan mendekatkan penanganan kesehatan di desa. Program ini diberi nama 'Peran Bangsa' alias Perawat dan Bidan Membangun Desa.
Nantinya, mereka akan tinggal di desa untuk membantu masyarakat mendapatkan akses pelayanan kesehatan secara cepat.
"Tugas mereka adalah mengidentifikasi dan melakukan penanganan dasar yang dibutuhkan. Jika diperlukan perawatan lebih lanjut, akan dilaporkan dan dirujuk ke puskesmas maupun rumah sakit terdekat menggunakan mobil siaga yang sudah ada di setiap desa," kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Banyuwangi, Jumat, 30 September 2022.
Ia berharap dengan inovasi ini penanganan berbagai masalah sosial di setiap desa bisa ditangani secara cepat dan berkualitas. "Seperti lansia (lanjut usia) miskin sebatangkara, stunting, ibu hamil beresiko tinggi, dan berbagai masalah sosial lainnya,” ucapnya.
Baca: Dukungan untuk PMI Memberikan Akses Layanan Kesehatan di Indonesia
Ipuk berpesan agar seluruh elemen masyarakat bisa bahu membahu dalam penanganan permasalahan sosial di lingkungannya. "Semua harus peka dan sensitif. Camat, kades, lurah, Puskesmas, termasuk perawat dan bidan yang bertugas, harus aktif melakukan deteksi dini ke masyarakat. Jangan menunggu ada laporan baru ditangani,” ujarnya.
Ipuk lantas menyinggung kasus Mbah Waras, lansia sebatangkara yang sakit di Kecamatan Tegaldlimo karena terlambat mendapatkan penanganan. Ipuk mewanti-wanti agar kasus ini tidak sampai terulang lagi di wilayah yang lain.
"Apalagi ada inovasi ini. Perawat dan bidan yang ditugaskan harus bisa menjadi ujung tombak dan akselerator pelayanan kesehatan di tingkat desa. Sehingga jika ditemukan permasalahan, bisa ditangani dengan cepat,” ucap dia.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat menyampaikan jumlah perawat dan bidan yang ada di Banyuwangi sangat memenuhi. Saat ini terdapat 1.000 tenaga perawat dan bidan di Banyuwangi, baik ASN maupun non-ASN.
"Jumlah ini sudah sangat mencukupi untuk disebar di 219 desa dan kelurahan, sehingga tidak perlu lagi merekrutr tenaga baru. Kita akan segera memploting untuk penempatannya,” kata Amir.
Selain petugas puskesmas, setiap desa nantinya juga memiliki satu perawat dan satu bidan yang akan bertanggung jawab memantau dan memberikan akses layanan kesehatan bagi warga desa.
"Mereka akan disediakan tempat tinggal di desa. Sebagai rewards, mereka juga akan ada honor khusus yang kita anggarkan dari ADD. Kita masih terus matangkan regulaisnya, semoga program ini bisa efektif tahun depan," ujarnya.
Program ini mendapatkan tanggapan positif dari Arifin Efendi Hutagalung, Kepala Sub Direktorat Kesehatan, Ditjen Bina Bangda Kemendagri. "Kami sangat mengapresiasi inovasi ini. Semoga adanya sinergi peran perawat dan bidan bisa mendongkrak percepatan pembangunan bidang kesehatan di Banyuwangi,” kata Arifin.
Banyuwangi: Berbagai cara dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab)
Banyuwangi, Jawa Timur, untuk memberikan
fasilitas kesehatan bagi warganya. Salah satunya dengan cara menempatkan satu
perawat dan satu bidan di tiap desa.
Inovasi ini bertujuan untuk mempercepat dan mendekatkan penanganan kesehatan di desa. Program ini diberi nama 'Peran Bangsa' alias Perawat dan Bidan Membangun Desa.
Nantinya, mereka akan tinggal di desa untuk membantu masyarakat mendapatkan akses pelayanan kesehatan secara cepat.
"Tugas mereka adalah mengidentifikasi dan melakukan penanganan dasar yang dibutuhkan. Jika diperlukan perawatan lebih lanjut, akan dilaporkan dan dirujuk ke puskesmas maupun rumah sakit terdekat menggunakan mobil siaga yang sudah ada di setiap desa," kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Banyuwangi, Jumat, 30 September 2022.
Ia berharap dengan inovasi ini penanganan berbagai masalah sosial di setiap desa bisa ditangani secara cepat dan berkualitas. "Seperti lansia (lanjut usia) miskin sebatangkara, stunting, ibu hamil beresiko tinggi, dan berbagai masalah sosial lainnya,” ucapnya.
Baca:
Dukungan untuk PMI Memberikan Akses Layanan Kesehatan di Indonesia
Ipuk berpesan agar seluruh elemen masyarakat bisa bahu membahu dalam penanganan permasalahan sosial di lingkungannya. "Semua harus peka dan sensitif. Camat, kades, lurah, Puskesmas, termasuk perawat dan bidan yang bertugas, harus aktif melakukan deteksi dini ke masyarakat. Jangan menunggu ada laporan baru ditangani,” ujarnya.
Ipuk lantas menyinggung kasus Mbah Waras, lansia sebatangkara yang sakit di Kecamatan Tegaldlimo karena terlambat mendapatkan penanganan. Ipuk mewanti-wanti agar kasus ini tidak sampai terulang lagi di wilayah yang lain.
"Apalagi ada inovasi ini. Perawat dan bidan yang ditugaskan harus bisa menjadi ujung tombak dan akselerator pelayanan kesehatan di tingkat desa. Sehingga jika ditemukan permasalahan, bisa ditangani dengan cepat,” ucap dia.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat menyampaikan jumlah perawat dan bidan yang ada di Banyuwangi sangat memenuhi. Saat ini terdapat 1.000 tenaga perawat dan bidan di Banyuwangi, baik ASN maupun non-ASN.
"Jumlah ini sudah sangat mencukupi untuk disebar di 219 desa dan kelurahan, sehingga tidak perlu lagi merekrutr tenaga baru. Kita akan segera memploting untuk penempatannya,” kata Amir.
Selain petugas puskesmas, setiap desa nantinya juga memiliki satu perawat dan satu bidan yang akan bertanggung jawab memantau dan memberikan akses layanan kesehatan bagi warga desa.
"Mereka akan disediakan tempat tinggal di desa. Sebagai rewards, mereka juga akan ada honor khusus yang kita anggarkan dari ADD. Kita masih terus matangkan regulaisnya, semoga program ini bisa efektif tahun depan," ujarnya.
Program ini mendapatkan tanggapan positif dari Arifin Efendi Hutagalung, Kepala Sub Direktorat Kesehatan, Ditjen Bina Bangda Kemendagri. "Kami sangat mengapresiasi inovasi ini. Semoga adanya sinergi peran perawat dan bidan bisa mendongkrak percepatan pembangunan bidang kesehatan di Banyuwangi,” kata Arifin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)