Klaten: Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Klaten mencatatkan sebanyak 441 ekor sapi di Klaten terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK), per Minggu, 5 Juni 2022. Dari jumlah tersebut, 46 ekor di antaranya dinyatakan sembuh dari PMK, sedangkan sisanya dinyatakan suspek.
"Itu jumlah kumulatif ya sejak penemuan kasus dan sebelum penutupan pasar hewan skeitar awal Mei 2022 lalu. Per periode yang sama, kasus positif PMK nol. Kita masih akan terus memantau perkembangannya terlebih ini mendekati Hari Raya Idul Adha," papar Kepala DKPP Kabupaten Klaten, Widiyanti, di Klaten, Selasa, 7Juni 2022.
Terkait hal itu, pihaknya menghimbau pada warga khususnya peternak untuk tidak melakukan pembelian ternak baru untuk sementara waktu. Hal itu dilakukan untuk antisipasi penyebaran kasus PMK meluas.
Baca: Guru Besar IPB University: Atasi PMK dengan Pakan Silase
Dia mengakui tidak mudah menerapkan himbauan tersebut bagi masyarakat, terlebih mendekati momen Idul Adha dimana banyak masyarakat yang menyembelih hewan kurban salah satunya sapi.
"Kami mengimbau masyarakat khususnya di daerah yang belum terpapar virus PMK. Tolong tidak usah memasukkan ternak baru ke kandang. Kan kita tidak tahu ternak baru itu sudah terpapar virus apa belum. Ditahan dulu keinginan untuk membeli sapi baru terlebih dari luar," imbuhnya.
Ia menekankan, selain karena adanyaa kasus positif di sebuah lokasi kemudian terjadi penularan, penyebaran kasus PMK juga terjadi karena pembelian ternak baru. Penularan PMK ssendiri terjadi sangat cepat, dimana satu ekor sapi terindikasi PMK bisa menularkan ke sapi yang lainnya melalui udara pada jarak radius hingga 10 kilometer.
"Kita sudah melakukan investigasi, kita cek satu per sat daari kasus yang ada. Ini asal usulnya dari mana, kapan, dan rata-rata adanya karena masuknya ternak baru," bebernya.
Klaten: Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Klaten mencatatkan sebanyak 441 ekor sapi di Klaten terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK), per Minggu, 5 Juni 2022. Dari jumlah tersebut, 46 ekor di antaranya dinyatakan sembuh dari PMK, sedangkan sisanya dinyatakan suspek.
"Itu jumlah kumulatif ya sejak penemuan kasus dan sebelum penutupan pasar hewan skeitar awal Mei 2022 lalu. Per periode yang sama, kasus positif PMK nol. Kita masih akan terus memantau perkembangannya terlebih ini mendekati Hari Raya Idul Adha," papar Kepala DKPP Kabupaten Klaten, Widiyanti, di Klaten, Selasa, 7Juni 2022.
Terkait hal itu, pihaknya menghimbau pada warga khususnya peternak untuk tidak melakukan pembelian ternak baru untuk sementara waktu. Hal itu dilakukan untuk antisipasi penyebaran kasus PMK meluas.
Baca:
Guru Besar IPB University: Atasi PMK dengan Pakan Silase
Dia mengakui tidak mudah menerapkan himbauan tersebut bagi masyarakat, terlebih mendekati momen Idul Adha dimana banyak masyarakat yang menyembelih hewan kurban salah satunya sapi.
"Kami mengimbau masyarakat khususnya di daerah yang belum terpapar virus PMK. Tolong tidak usah memasukkan ternak baru ke kandang. Kan kita tidak tahu ternak baru itu sudah terpapar virus apa belum. Ditahan dulu keinginan untuk membeli sapi baru terlebih dari luar," imbuhnya.
Ia menekankan, selain karena adanyaa kasus positif di sebuah lokasi kemudian terjadi penularan, penyebaran kasus PMK juga terjadi karena pembelian ternak baru. Penularan PMK ssendiri terjadi sangat cepat, dimana satu ekor sapi terindikasi PMK bisa menularkan ke sapi yang lainnya melalui udara pada jarak radius hingga 10 kilometer.
"Kita sudah melakukan investigasi, kita cek satu per sat daari kasus yang ada. Ini asal usulnya dari mana, kapan, dan rata-rata adanya karena masuknya ternak baru," bebernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ALB)