Kalianda: Gunung Anak Krakatau kembali meletus. Kolom abu berwarna hitam dengan intensitas tebal condong ke arah utara dengan ketinggian mencapai 2 km, pada Rabu, 29 Juni 2022, sekitar pukul 16.51.
Berdasarkan laporan Badan Geologi, PVMBG, Pos pengamatan Gunung Anak Krakatau, sepanjang Rabu, 29 Juni 2022, terekam di seismogram sebanyak 8 kali meletus dengan amplitudo 40-60 mm, durasi 19-116 detik.
Sedangkan embusan, tercatat sebanyak 10 kali dengan amplitudo 15-50 mm dan durasi 20-70 detik. Kemudian low frekuensi sebanyak 53 kali, dengan amplitudo 7-45 mm dan durasi 4-15 detik serta gempa hybrid atau fase banyak terjadi 1 kali, dengan amplitudo 11 mm selama beberapa detik.
Tinggi kolom abu akibat dari letusan Gunung Anak Krakatau yang terjadi Rabu petang kemarin merupakan yang tertinggi kurun waktu dua bulan terakhir.
"Paling tinggi kolom abu terjadi kemarin petang," kata petugas pos pemantau GAK, Suwarno, di Desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Kamis, 30 Juni 2022.
Ia menjelaskan, secara visual, letusan Gunung Anak Krakatau yang memiliki ketinggian 157 mdpl tersebut tidak terlihat, karena tertutup kabut.
"Secara visual tidak terlihat dari pos pemantau sini, tertutup kabut," ujarnya.
Pengamatan ativitas Gunung Anak Krakatau, teramati melalui CCTV, asap berwarna putih kelabu, tipis, sedang dan tebal tinggi berkisar 50-400 meter, pada malam hari terlihat sinar api tinggi sekitar 5-15 meter.
"Teramati jelas melalui CCTV pulau Sertung dan Lava 93," kata dia.
Status Gunung Anak Krakatau masih berada di level 3 atau siaga, masyarakat dan wisatawan dilarang mendekat kawah aktif radius 5 kilometer.
"Status level 3, dilarang mendekat kawah radius 5Km," jelasnya.
Kalianda:
Gunung Anak Krakatau kembali meletus. Kolom abu berwarna hitam dengan intensitas tebal condong ke arah utara dengan
ketinggian mencapai 2 km, pada Rabu, 29 Juni 2022, sekitar pukul 16.51.
Berdasarkan laporan Badan Geologi, PVMBG, Pos pengamatan Gunung Anak Krakatau, sepanjang Rabu, 29 Juni 2022, terekam di seismogram sebanyak 8 kali meletus dengan amplitudo 40-60 mm, durasi 19-116 detik.
Sedangkan embusan, tercatat sebanyak 10 kali dengan amplitudo 15-50 mm dan durasi 20-70 detik. Kemudian low frekuensi sebanyak 53 kali, dengan amplitudo 7-45 mm dan durasi 4-15 detik serta gempa hybrid atau fase banyak terjadi 1 kali, dengan amplitudo 11 mm selama beberapa detik.
Tinggi kolom abu akibat dari letusan Gunung Anak Krakatau yang terjadi Rabu petang kemarin merupakan yang tertinggi kurun waktu dua bulan terakhir.
"Paling tinggi kolom abu terjadi kemarin petang," kata petugas pos pemantau GAK, Suwarno, di Desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa,
Lampung Selatan, Kamis, 30 Juni 2022.
Ia menjelaskan, secara visual, letusan Gunung Anak Krakatau yang memiliki ketinggian 157 mdpl tersebut tidak terlihat, karena tertutup kabut.
"Secara visual tidak terlihat dari pos pemantau sini, tertutup kabut," ujarnya.
Pengamatan ativitas Gunung Anak Krakatau, teramati melalui CCTV, asap berwarna putih kelabu, tipis, sedang dan tebal tinggi berkisar 50-400 meter, pada malam hari terlihat sinar api tinggi sekitar 5-15 meter.
"Teramati jelas melalui CCTV pulau Sertung dan Lava 93," kata dia.
Status Gunung Anak Krakatau masih berada di level 3 atau siaga, masyarakat dan wisatawan dilarang mendekat kawah aktif radius 5 kilometer.
"Status level 3, dilarang mendekat kawah radius 5Km," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)