Tangerang: Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) kembali memberangkatkan pekerja migran Indonesia ke Jerman dalam program pemerintah government to government (G to G). Nantinya para pekerja migran itu ditempatkan di rumah sakit pemerintah dan swasta di Jerman untuk sektor tenaga kesehatan.
"Hari ini kita berangkatkan tiga orang pekerja migran. Sedangkan total yang sudah berangkat sebanyak 84 orang sejak Januari 2023 dari program G to G ini," kata Plt Kepala BP2MI Banten, Fanny Wahyu Kurniawan, di lounge BP2MI Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Minggu, 5 November 2023.
Sementara Koordinator BP2MI Kawasan Eropa, Sri Suratmi, mengatakan program G to G itu diminati Jerman yang berharap adanya tenaga dari Indonesia, terutama perawat. Oleh sebab itu, BP2MI kembali mengirimkan untuk dapat bersaing di sana pada sektor tenaga kesehatan.
"Ini hal yang sangat membanggakan. Untuk saat ini ada tiga yang diberangkatkan, dari Jawa Barat dua orang dan Aceh satu peserta. Namun, bila ditambah pemberangkatan sebelumnya, pekerja migran asal Aceh sudah ada tiga orang," jelas Sri.
Sri menuturkan pekerja migran dari ujung Pulau Sumatra, Aceh ini membanggakan dan harus diberi atensi khusus lantaran bisa turut andil dalam program G to G tersebut.
"Jadi kita bisa buktikan bahwa G to G ini bisa diikuti seluruh perawat di Indonesia. Maluku dan NTT sudah ada yang berangkat," ungkapnya.
Untuk persyaratan program G to G itu, Sri menambahkan, pekerja migran harus minimal mulai lulusan D3 dengan Surat Tanda Registrasi (STR) perawat yang aktif. Kemudian dokumen pribadi lainnya, serta ada formulir komitmen dan mengikuti pelatihan selama sembilan bulan yang dibiayai oleh Jerman.
"Mereka di Jerman untuk kontrak setahun menjadi asisten perawat. Selanjutnya menjadi perawat di rumah sakit pemerintah dan swasta yang tersebar di Jerman," ujarnya.
Tangerang: Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) kembali memberangkatkan
pekerja migran Indonesia ke
Jerman dalam program pemerintah
government to government (G to G). Nantinya para pekerja migran itu ditempatkan di rumah sakit pemerintah dan swasta di Jerman untuk sektor tenaga kesehatan.
"Hari ini kita berangkatkan tiga orang pekerja migran. Sedangkan total yang sudah berangkat sebanyak 84 orang sejak Januari 2023 dari program G to G ini," kata Plt Kepala BP2MI Banten, Fanny Wahyu Kurniawan, di lounge BP2MI Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Minggu, 5 November 2023.
Sementara Koordinator BP2MI Kawasan Eropa, Sri Suratmi, mengatakan program G to G itu diminati Jerman yang berharap adanya tenaga dari Indonesia, terutama perawat. Oleh sebab itu, BP2MI kembali mengirimkan untuk dapat bersaing di sana pada sektor tenaga kesehatan.
"Ini hal yang sangat membanggakan. Untuk saat ini ada tiga yang diberangkatkan, dari Jawa Barat dua orang dan Aceh satu peserta. Namun, bila ditambah pemberangkatan sebelumnya, pekerja migran asal Aceh sudah ada tiga orang," jelas Sri.
Sri menuturkan pekerja migran dari ujung Pulau Sumatra, Aceh ini membanggakan dan harus diberi atensi khusus lantaran bisa turut andil dalam program G to G tersebut.
"Jadi kita bisa buktikan bahwa G to G ini bisa diikuti seluruh perawat di Indonesia. Maluku dan NTT sudah ada yang berangkat," ungkapnya.
Untuk persyaratan program G to G itu, Sri menambahkan, pekerja migran harus minimal mulai lulusan D3 dengan Surat Tanda Registrasi (STR) perawat yang aktif. Kemudian dokumen pribadi lainnya, serta ada formulir komitmen dan mengikuti pelatihan selama sembilan bulan yang dibiayai oleh Jerman.
"Mereka di Jerman untuk kontrak setahun menjadi asisten perawat. Selanjutnya menjadi perawat di rumah sakit pemerintah dan swasta yang tersebar di Jerman," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)