Ilustrasi - Dua bocah digigit anjing. Keduanya dilarikan ke faskes untuk menjalani pengobatan.
Ilustrasi - Dua bocah digigit anjing. Keduanya dilarikan ke faskes untuk menjalani pengobatan.

7 Sampel Otak Anjing di Kabupaten Sikka Positif Rabies

Media Indonesia.com • 23 Mei 2023 13:11
Sikka: Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur kembali ada penambahan kasus rabies.
Sebanyak tujuh ekor anjing dilaporkan positif rabies berdasarkan sampel otak anjing yang dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar, Provinsi Bali.
 
Sekretaris Komite Rabies Flores dan Lembata Asep Purnama mengatakan biasanya setiap anjing yang patut dicurigai rabies, Dinas Pertanian Kabupaten Sikka akan mengirim sampel otak anjing tersebut ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar.
 
Lanjut dia, dari 9 sampel otak anjing yang dikirim oleh Dinas Pertanian ke BBVet Denpasar, 7 sampel otak anjing dilaporkan positif rabies. Sebelumnya juga kata dia, 5 sampel otak anjing yang dikirim juga dilaporkan semuanya positif rabies.

"Kemarin itu, 22 Mei 2023 kita mendapatkan informasi dari BBVet, Denpasar terkait hasil pengujian sampel FAT rabies yang dikirim dari Dinas Pertanian Kabupaten Sikka. Dari 9 sampel otak anjing yang dikirim, 7 di antaranya positif rabies atau sekitar 77, 78 persen," paparnya di Sikka, Selasa, 23 Mei 2023.
 
Baca: Mengkhawatirkan! 2 Bocah di Sikka NTT jadi Korban Gigitan Anjing

Menurut dia, sejak pandemi covid-19, cakupan imunisasi rabies untuk anjing (hewan penular rabies) di Kabupaten Sikka sangat rendah. Hal ini dikarenakan ketersediaan vaksin rabies yang dikirim sangat terbatas
 
Untuk itu, kata dia lagi tingginya anjing yang tertular rabies di Kabupaten Sikka perlu mendapatkan solusi segera sehingga tidak ada korban jiwa hingga berujung kematian.
 
"Tinggi kasus rabies di Kabupaten Sikka harus segera ditangani. Jika tidak, maka korban meninggal karena rabies yang saat ini menimpa anjing, pada gilirannya akan menimpa juga pada manusia," jelasnya.
 
Asep juga menawarkan yang harus dilakukan sebagai upaya pencegahan rabies yakni segera tingkatkan cakupan vaksinasi anjing (HPR) di Kabupaten Sikka. Yang mana, minimal di atas 70 persen. Menurut dia tidak mudah melakukan vaksinasi terhadap seluruh anjing di Kabupaten Sikka secara serentak dikarenakan jumlah anjing yang sangat banyak yang diperkirakan
mencapai 55 ribu ekor.
 
"Populasi anjing di Sikka banyak. Baru saat ini jumlah vaksin yang tersedia di Kabupaten Sikka masih terbatas. Jadi bagi anjing yang belum mendapat giliran untuk divaksin, mohon pemilik anjing berkenan mengikat anjingnya agar tidak berkeliaran. Dengan tidak berkeliaran, maka anjing tidak tertular rabies dari anjing lain dan jika anjing tertular rabies, anjing tersebut tidak bisa menggigit manusia karena diikat," jelasnya.
 
Dia pun mengingatkan apabila kasus gigitan anjing melonjak tajam maka persediaan vaksin akan habis. Menurut Asep sudah lebih dari 300 warga yang ada di Flores dan Lembata yang dilaporkan meninggal karena rabies sejak tahun 1998.
 
"Saatnya kita lebih peduli dan bersatu padu untuk berjuang bersama mengusir virus rabies yang ada di Kabupaten Sikka. Sebisa mungkin kita menghindari anjing, sehingga mengurangi resiko tergigit anjing rabies. Terutama mohon perhatian khusus untuk anak-anak kita yang rentan mendapat gigitan risiko tinggi akibat postur tubuhnya yang masih mini," ujarnya.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan