Sragen: Sebanyak delapan ekor sapi di Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, mati akibat cuaca ekstrem. Dipastikan seluruh ternak tersebut negatif antraks.
"Total ada delapan, ternak mati di Desa Kacangan, Sumberlawang. Sampelnya sudah diambil dan hasilnya negatif antraks," ujar Kabid Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupagmten Sragen, Toto Sukarno, di Sragen, Rabu, 13 September 2023.
Diketahui, kematian pada delapan ternak tersebut terjadi secara beruntun selama dua pekan terakhir. Kecurigaan ternak mati karena antraks diakuinya sempat mencuat karena kematian ternak mendadak dan beruntun.
Namun, dipastikan hasil tes dari sampel yang diambil baik dari ternak mati dan ternak di sekitar lokasi, serta ternak dalam satu kandang negatif antraks. Pihaknya, memperkirakan kematian ternak terjadi akibat cuaca ekstrim.
"Dugaan kita mati karena demam tiga hari itu. Cuaca juga berpengaruh, dimana siang panas sekali sedangkan malam dingin sekali. Antisipasinya kita sudah memberikan tambahan asupan gizi untuk ternak-ternak yang lain,. Mulai dari mineral dan vitamin," bebernya.
Kemudian, pihaknya juga mengimbau agar warga pemilik ternak tidak menaruh ternaknya di lokasi panas saat di luar ruang. Selain itu, sebisa mungkin asupan makan ternak diperhatikan.
"Karena musim panas ini ijon-ijon (rumput) kan juga sulit, jadi kurang asupannya. Daya tahan tubuh ternak jadi berkurang. Jangan terlalu lama dikeluarkan, kalau di luar panas ndak usah dikeluarkan saja biar tetap di kandang. Kalau dikeluarkan dari kandang, taruh di tempat teduh," ungkapnya.
Sragen: Sebanyak delapan
ekor sapi di Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, mati akibat
cuaca ekstrem. Dipastikan seluruh ternak tersebut negatif antraks.
"Total ada delapan, ternak mati di Desa Kacangan, Sumberlawang. Sampelnya sudah diambil dan hasilnya negatif antraks," ujar Kabid Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupagmten Sragen, Toto Sukarno, di Sragen, Rabu, 13 September 2023.
Diketahui, kematian pada delapan ternak tersebut terjadi secara beruntun selama dua pekan terakhir. Kecurigaan ternak mati karena antraks diakuinya sempat mencuat karena kematian ternak mendadak dan beruntun.
Namun, dipastikan hasil tes dari sampel yang diambil baik dari ternak mati dan ternak di sekitar lokasi, serta ternak dalam satu kandang negatif antraks. Pihaknya, memperkirakan kematian ternak terjadi akibat cuaca ekstrim.
"Dugaan kita mati karena demam tiga hari itu. Cuaca juga berpengaruh, dimana siang panas sekali sedangkan malam dingin sekali. Antisipasinya kita sudah memberikan tambahan asupan gizi untuk ternak-ternak yang lain,. Mulai dari mineral dan vitamin," bebernya.
Kemudian, pihaknya juga mengimbau agar warga pemilik ternak tidak menaruh ternaknya di lokasi panas saat di luar ruang. Selain itu, sebisa mungkin asupan makan ternak diperhatikan.
"Karena musim panas ini
ijon-ijon (rumput) kan juga sulit, jadi kurang asupannya. Daya tahan tubuh ternak jadi berkurang. Jangan terlalu lama dikeluarkan, kalau di luar panas ndak usah dikeluarkan saja biar tetap di kandang. Kalau dikeluarkan dari kandang, taruh di tempat teduh," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)