Kupang: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur menyatakan cuaca menjadi salah satu kendala dalam proses pencarian seorang korban banjir bandang dan longsor. Korban masih belum ditemukan.
"Saat ini kita sedang dihadapkan dengan kondisi iklim yang kurang bersahabat seperti hujan dan juga angin sehingga cukup menyulitkan tim SAR," kata Kepala BPBD Ngada Ferdy Burah kepada di Kupang, Kamis, 9 September 2021.
Ferdy menjelaskan kontur wilayah Kabupaten Ngada terjal dan banyak tebing di sisi kiri dan kanan, sehingga sangat riskan. Tim SAR berhati-hati karena khawatir muncul longsor susulan atau banjir susulan.
"Apalagi hujan juga masih melanda daerah ini," katanya.
Baca: 2 Orang Hilang Banjir Bandang di Kabupaten Ngada NTT
Lebih lanjut, selain cuaca, alat-alat berat yang dibutuhkan untuk mengali lumpur juga sangat terbatas, apalagi banyak bebatuan yang ikut turun saat banjir bandang itu. Namun, katanya, proses pencarian akan terus dilakukan, mengingat satu korban belum berhasil ditemukan hingga saat ini.
Bencana longsor dan banjir bandang yang terjadi di Kampung Malapedho, Desa Inerie, Kecamatan Inerie, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara mengakibatkan lima unit rumah tertimbun longsor. Selain rumah dua orang anak kecil juga menjadi korban bencana tersebut dimana satu orang meninggal dunia satu lagi ditemukan dalam keadaan kaki kiri patah.
Sementara itu juga ada korban jiwa lainnya yakni suami istri, yang mana istrinya sedang mengandung lima bulan turut meninggal akibat rumahnya terseret banjir. Sementara suaminya hingga saat ini masih dalam pencarian oleh tim SAR.
*?Hai Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/Ovo @Rp 50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkesan. Salam hangat.
Kupang: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur menyatakan cuaca menjadi salah satu kendala dalam proses pencarian seorang korban banjir bandang dan longsor. Korban masih belum ditemukan.
"Saat ini kita sedang dihadapkan dengan kondisi iklim yang kurang bersahabat seperti hujan dan juga angin sehingga cukup menyulitkan tim SAR," kata Kepala BPBD Ngada Ferdy Burah kepada di Kupang, Kamis, 9 September 2021.
Ferdy menjelaskan kontur wilayah Kabupaten Ngada terjal dan banyak tebing di sisi kiri dan kanan, sehingga sangat riskan. Tim SAR berhati-hati karena khawatir muncul longsor susulan atau banjir susulan.
"Apalagi hujan juga masih melanda daerah ini," katanya.
Baca: 2 Orang Hilang Banjir Bandang di Kabupaten Ngada NTT
Lebih lanjut, selain cuaca, alat-alat berat yang dibutuhkan untuk mengali lumpur juga sangat terbatas, apalagi banyak bebatuan yang ikut turun saat banjir bandang itu. Namun, katanya, proses pencarian akan terus dilakukan, mengingat satu korban belum berhasil ditemukan hingga saat ini.
Bencana longsor dan banjir bandang yang terjadi di Kampung Malapedho, Desa Inerie, Kecamatan Inerie, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara mengakibatkan lima unit rumah tertimbun longsor. Selain rumah dua orang anak kecil juga menjadi korban bencana tersebut dimana satu orang meninggal dunia satu lagi ditemukan dalam keadaan kaki kiri patah.
Sementara itu juga ada korban jiwa lainnya yakni suami istri, yang mana istrinya sedang mengandung lima bulan turut meninggal akibat rumahnya terseret banjir. Sementara suaminya hingga saat ini masih dalam pencarian oleh tim SAR.
*?Hai Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/Ovo @Rp 50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkesan. Salam hangat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)