Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit melakukan inspeksi di Pos Penyekatan Faroka Solo, Jawa Tengah, Jumat, 9 Juli 2021. Medcom.id/Triawati P
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit melakukan inspeksi di Pos Penyekatan Faroka Solo, Jawa Tengah, Jumat, 9 Juli 2021. Medcom.id/Triawati P

Panglima TNI Sebut Target PPKM Darurat Tekan 50% Mobilitas Warga

Triawati Prihatsari • 09 Juli 2021 16:05
Solo: Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menegaskan penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat bertujuan untuk menekan 50 persen mobilitas warga. Hal itu dilontarkannya saat melakukan inspeksi di Pos Penyekatan Faroka Solo, Jawa Tengah, Jumat, 9 Juli 2021. 
 
"PPKM Darurat tujuannya untuk menghentikan aktivitas dan mobilitas masyarakat. Kalau bisa kita tekan lebih dari 50 persen, agar kontak erat bisa dikurangi dan angka positif covid-19 bisa berkurang," ujarnya, di Solo, 9 Juli 2021.
 
Segaris dengan PPKM Mikro, PPKM Darurat merupakan salah satu strategi yang dilakukan pemerintah untuk menekan laju penyebaran covid-19. Selain itu, percepatan vaksinasi merupakan upaya lain untuk mendukung program PPKM darurat. 

Seperti diketahui, percepatan vaksinasi tengah dilakukan di seluruh daerah di Indonesia. Masing-masing daerah memiliki target vaksinasi sendiri. 
 
Pada kesempatan yang sama, Kapolri Jenderal Listyo Sigit mengapresiasi capaian vaksinasi di Kota Solo yang saat ini mencapai lebih dari 50 persen. "Solo sudah 50 persen (vaksinasi). Sisanya bisa terus ditempuh hingga Agustus tercapai targetnya," ungkapnya. 
 
Baca: Target Vaksinasi di Demak Menjadi 12 Ribu Warga Per Hari
 
Listyo juga menyebutkan, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) pasien covid-19 di rumah sakit di Indonesia saat ini 80-90 persen. Sedangkan kasus harian aktif mencapai 38 ribu orang. 
 
Upaya penyekatan merupakan salah satu usaha untuk menekan angka aktif covid-19 tersebut.  "Saya tekankan, dalam penyekatan harus bisa menyaring masyarakat atau pekerja yang benar-benar berada dalam kelompok esensial atau kritikal," ucap Listyo. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SYN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan