Jakarta: Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono meminta maaf perihal penyebutan nama Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Budhi mengaku salah menyebut nama Luhut Binsar Pandjaitan dengan penjaitan.
"Mohon maaf kemarin saya menyebut Pak Penjaitan, karena saya kurang hafal namanya panjang sekali. Ini sekarang saya baca yang jelas dan saya mohon maaaf adalah Bapak Menko Marives Bapak Luhut Binsar Pandjaitan," ucap Budhi, melalui IGTV akun Kabupaten Banjarnegara, Senin, 23 Agustus 2021.
Di sela-sela penjelasannya terkait penanganan covid-19 di Banjarnegara, Budhi kembali memohon maaf. Dia berdalih tidak hafal nama lengkap dari Menko Marives sehingga salah sebut.
"Sekali lagi mohon maaf kepada Bapak Menko Marives Bapak Luhut Binsar Pandjaitan yang kemarin kami sebut pak penjahit penjahit karena saya tidak hafal semuanya," terangnya.
Selain itu, Budhi juga meminta maaf kepada warga Tapanuli yang memiliki marga Pandjaitan. Lantaran kala itu menyebut dengan penjahit.
Baca: Polisi Periksa 3 Saksi Kasus Fetish Mukena di Malang
"Kepada warga dari Tapanuli yang punya marga Pandjaitan yang pada waktu lalu saya sebut penjahit, karena saya tidak hafal marga-narga warga tapanuli," terangnya.
Kini, kata dia, baru memahami perihal marga belakangan. Dia mengaku tidak ada niat untuk menghina marga warga Tapanuli.
"Saya mohon maaf, yang sebenarnya adalah marga Pandjaitan. Kepada semua warga Tapanuli saya tidak punya niat jelek untuk menghina siapa saja. Ini karena keterbatasan saya, kemampuan saya dan kelemahan saya, saya mohon dimaafkan yang setulus-tulusnya," kata Budhi.
Dia pasrah, bila ada pihak yang belum menerima maafnya. Budhi mengaku siap untuk dikutuk. "Apabila saya dianggap menghina, saya siap untuk dikutuk apapun juga," ucapnya sembari menutup rekaman video.
Pernyataan Budhi yang menyebut Luhut penjahit viral di media sosial. Saat itu, Budhi awalnya melaporkan perkembangan kasus covid-19 di Banjarnegara. Dalam video yang beredar, Budhi menyebut Menko Marives dengan menteri orang Batak serta penjahit.
Jakarta: Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono meminta maaf perihal penyebutan nama Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Budhi mengaku salah menyebut nama Luhut Binsar Pandjaitan dengan penjaitan.
"Mohon maaf kemarin saya menyebut Pak Penjaitan, karena saya kurang hafal namanya panjang sekali. Ini sekarang saya baca yang jelas dan saya mohon maaaf adalah Bapak Menko Marives Bapak Luhut Binsar Pandjaitan," ucap Budhi, melalui IGTV akun Kabupaten Banjarnegara, Senin, 23 Agustus 2021.
Di sela-sela penjelasannya terkait penanganan covid-19 di Banjarnegara, Budhi kembali memohon maaf. Dia berdalih tidak hafal nama lengkap dari Menko Marives sehingga salah sebut.
"Sekali lagi mohon maaf kepada Bapak Menko Marives Bapak Luhut Binsar Pandjaitan yang kemarin kami sebut pak penjahit penjahit karena saya tidak hafal semuanya," terangnya.
Selain itu, Budhi juga meminta maaf kepada warga Tapanuli yang memiliki marga Pandjaitan. Lantaran kala itu menyebut dengan penjahit.
Baca: Polisi Periksa 3 Saksi Kasus Fetish Mukena di Malang
"Kepada warga dari Tapanuli yang punya marga Pandjaitan yang pada waktu lalu saya sebut penjahit, karena saya tidak hafal marga-narga warga tapanuli," terangnya.
Kini, kata dia, baru memahami perihal marga belakangan. Dia mengaku tidak ada niat untuk menghina marga warga Tapanuli.
"Saya mohon maaf, yang sebenarnya adalah marga Pandjaitan. Kepada semua warga Tapanuli saya tidak punya niat jelek untuk menghina siapa saja. Ini karena keterbatasan saya, kemampuan saya dan kelemahan saya, saya mohon dimaafkan yang setulus-tulusnya," kata Budhi.
Dia pasrah, bila ada pihak yang belum menerima maafnya. Budhi mengaku siap untuk dikutuk. "Apabila saya dianggap menghina, saya siap untuk dikutuk apapun juga," ucapnya sembari menutup rekaman video.
Pernyataan Budhi yang menyebut Luhut penjahit viral di media sosial. Saat itu, Budhi awalnya melaporkan perkembangan kasus covid-19 di Banjarnegara. Dalam video yang beredar, Budhi menyebut Menko Marives dengan menteri orang Batak serta penjahit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)
