Pidie: Batu nisan makam kuno di Kabupaten Pidie, Aceh, raib. Batu nisan tersebut merupakan peninggalan sejarah peradaban masa lalu dan peninggalan masa kejayaan Islam di Aceh.
Hal itu tampak dari ukiran kalimat tauhid atau lukisan bunga pada batu yang terpasang di bagian kepala dan kaki kuburan tua tersebut. Lalu modelnya pun bervariasi dan ukurannya tidak sama besar.
Melansir Media Indonesia, sebagian makam berbatu nisan ukiran indah itu terdapat di kawasan Kemukiman Bambi, Kecamatan Peukan Baro, Kabupaten Pidie. Sayangnya makam-makam yang bisa dijadikan saksi kemajuan teknologi masa lalu itu tampak tidak terurus.
Kini, puluhan batu nisan berukiran indah itu hilang dari lokasi makam. Sebagian di antaranya sudah dijadikan untuk batu asah (asah pisau atau parang) oleh orang tidak bertanggung jawab. Sebagian lagi sudah berpindah dari makam dan dijual ke luar daerah dengan kisaran Rp150 ribu hingga Rp1 juta (tergantung besar dan model).
Baca: Peninggalan Majapahit Ditemukan di Sumur Tua di Kediri
"Makam batu nisan terukir indah itu milik tokoh berpengaruh pada zamannya. Misalnya para ulama penyebar Islam, kaum sultan abad 15-16 masehi dan makam orang kaya atau saudagar berpengaruh," ujar Peminat budaya dan sejarah peradaban Aceh, Maimun Ibrahim, melansir Media Indonesia, Rabu, 25 November 2020.
Dia mencontohkan, di lokasi bekas meunasah (bekas balai desa) Gampong Peunayong, Kecamatan Lampoh Saka, Kabupayen Pidie, terdapat tiga kuburan kuno berbatu nisan terukir indah. Menurut warga sekitar, satu di antaranya adalah milik ulama besar Teungku Chik Peunayong.
Satu di antara nisan itu, bagian kaki makam sudah patah dan tidak diketahui ke mana bagian atasnya. Sedangkan dua lagi diyakini milik istri dan kerabat sang pemimpin tersebut. Ironisnya tiga makam tersebut tidak terurus.
Lalu sebuah batu nisannya sudah miring ke tanah. Tidak ada tulisam tahun berapa dan siapa keluarga sang pemilik makam. Maimun mengatakan, bukti sejarah peradaban penting dijaga dan dipelihara semua pihak.
"Membuktikan bangsa ini sudah maju sejak ratusan tahun silam. Ini teknologi dan seni budaya sangat tinggi. Apalagi milik tokoh pelaku sejarah pada zamannya. Perlu dipelihara dan menjadi cambuk mencapai kemajuan ke depan" tutur Maimun.
Pidie: Batu nisan makam kuno di Kabupaten Pidie, Aceh, raib.
Batu nisan tersebut merupakan peninggalan sejarah peradaban masa lalu dan peninggalan masa kejayaan Islam di Aceh.
Hal itu tampak dari ukiran kalimat tauhid atau lukisan bunga pada batu yang terpasang di bagian kepala dan kaki kuburan tua tersebut. Lalu modelnya pun bervariasi dan ukurannya tidak sama besar.
Melansir Media Indonesia, sebagian makam berbatu nisan ukiran indah itu terdapat di kawasan Kemukiman Bambi, Kecamatan Peukan Baro, Kabupaten Pidie. Sayangnya makam-makam yang bisa dijadikan saksi kemajuan teknologi masa lalu itu tampak tidak terurus.
Kini, puluhan batu nisan berukiran indah itu hilang dari lokasi makam. Sebagian di antaranya sudah dijadikan untuk batu asah (asah pisau atau parang) oleh orang tidak bertanggung jawab. Sebagian lagi sudah berpindah dari makam dan dijual ke luar daerah dengan kisaran Rp150 ribu hingga Rp1 juta (tergantung besar dan model).
Baca: Peninggalan Majapahit Ditemukan di Sumur Tua di Kediri
"Makam batu nisan terukir indah itu milik tokoh berpengaruh pada zamannya. Misalnya para ulama penyebar Islam, kaum sultan abad 15-16 masehi dan makam orang kaya atau saudagar berpengaruh," ujar Peminat budaya dan sejarah peradaban Aceh, Maimun Ibrahim, melansir
Media Indonesia, Rabu, 25 November 2020.
Dia mencontohkan, di lokasi bekas meunasah (bekas balai desa) Gampong Peunayong, Kecamatan Lampoh Saka, Kabupayen Pidie, terdapat tiga kuburan kuno berbatu nisan terukir indah. Menurut warga sekitar, satu di antaranya adalah milik ulama besar Teungku Chik Peunayong.
Satu di antara nisan itu, bagian kaki makam sudah patah dan tidak diketahui ke mana bagian atasnya. Sedangkan dua lagi diyakini milik istri dan kerabat sang pemimpin tersebut. Ironisnya tiga makam tersebut tidak terurus.
Lalu sebuah batu nisannya sudah miring ke tanah. Tidak ada tulisam tahun berapa dan siapa keluarga sang pemilik makam. Maimun mengatakan, bukti sejarah peradaban penting dijaga dan dipelihara semua pihak.
"Membuktikan bangsa ini sudah maju sejak ratusan tahun silam. Ini teknologi dan seni budaya sangat tinggi. Apalagi milik tokoh pelaku sejarah pada zamannya. Perlu dipelihara dan menjadi cambuk mencapai kemajuan ke depan" tutur Maimun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)