Gunungkidul: Puluhan warga di kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), diduga terkena antraks. Pasalnya, warga mengalami gejala menyerupai paparan antraks usai 15 ternak mati mendadak.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawaty, mengatakan ada 23 warga yang diduga terkena antraks. Dari jumlah itu, satu orang di antaranya dirujuk ke rumah sakit.
"Sebanyak 23 sampel (warga diduga terkena antraks) sudah dikirim ke Balai Besar Veeteriner (BB Vet) Wates," ujar Dewi dihubungi, Rabu, 2 Februari 2022.
Ia menjelaskan 13 sampel berasal dari warga Desa Gombang, Kecamatan Ponjong. Sisanya, sampel warga Desa Hargomulyo, Kecamatan Gedangsari.
Gejala yang dialami warga berupa kulit melepuh. Sementara itu, 22 warga yang diambil sampel masih diawasi petugas kesehatan. Mereka menjalani perawatan di kediaman masing-masing.
"Pengawasan dilakukan dalam dua kali masa inkubasi, jadi selama 120 hari," ujarnya.
Baca: Wabah Antraks Serang Belasan Ternak di Kabupaten Gunung Kidul
Ia mengatakan masih menunggu hasil uji sampel 23 warga tersebut di BB Vet Wates. Pihaknya juga melibatkan warga dan tokoh masyarakat setempat dalam mengawasi warga yang dalam perawatan.
Sekretaris Dinas Kesehatan Gunungkidul Azis Saleh menyampaikan kasus antraks pertama kali muncul Desember 2021. Namun, laporan yang masuk baru pada akhir Januari 2022.
"Ternak yang mati seharusnya dikubur. Tapi (ternak mati tersebut) dagingnya dibagi-bagikan ke warga," ungkapnya.
Gunungkidul: Puluhan warga di kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), diduga terkena
antraks. Pasalnya, warga mengalami gejala menyerupai paparan antraks usai 15 ternak mati mendadak.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Dewi Irawaty, mengatakan ada 23 warga yang diduga terkena antraks. Dari jumlah itu, satu orang di antaranya dirujuk ke rumah sakit.
"Sebanyak 23 sampel (warga diduga terkena antraks) sudah dikirim ke Balai Besar Veeteriner (BB Vet) Wates," ujar Dewi dihubungi, Rabu, 2 Februari 2022.
Ia menjelaskan 13 sampel berasal dari warga Desa Gombang, Kecamatan Ponjong. Sisanya, sampel warga Desa Hargomulyo, Kecamatan Gedangsari.
Gejala yang dialami warga berupa kulit melepuh. Sementara itu, 22 warga yang diambil sampel masih diawasi petugas kesehatan. Mereka menjalani perawatan di kediaman masing-masing.
"Pengawasan dilakukan dalam dua kali masa inkubasi, jadi selama 120 hari," ujarnya.
Baca:
Wabah Antraks Serang Belasan Ternak di Kabupaten Gunung Kidul
Ia mengatakan masih menunggu hasil uji sampel 23 warga tersebut di BB Vet Wates. Pihaknya juga melibatkan warga dan tokoh masyarakat setempat dalam mengawasi warga yang dalam perawatan.
Sekretaris Dinas Kesehatan Gunungkidul Azis Saleh menyampaikan kasus antraks pertama kali muncul Desember 2021. Namun, laporan yang masuk baru pada akhir Januari 2022.
"Ternak yang mati seharusnya dikubur. Tapi (ternak mati tersebut) dagingnya dibagi-bagikan ke warga," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)
