Gunungkidul: Penyakit antraks menyebar di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istinewa Yogyakarta (DIY). Belasan ternak warga mati diduga akibat penyakit tersebut.
Kepala Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Hendra Wibawa mengatakan, hasil pemeriksaan menunjukkan 15 ternak warga mati akibat antraks. Jumlah itu terdiri dari 11 sapi dan 4 kambing.
"Ternak warga yang mati ini berasal dari berbagai kecamatan," kata Hendra dihubungi, Selasa, 1 Februari 2022.
Sebanyak 5 ekor sapi yang mati milik warga Kecamatan Ponjong dan 6 di antaranya dari Kecamatan Gedangsari. Adapun 4 ekor kambing mati juga berasal dari dua kecamatan tersebut.
Menurut Hendra, penyakit yang disebabkan bakteri jenis bacillus anthracis itu bisa disebuhkan jika hewan yang terkena segera dapat penanganan. Penanganannya yakni diobati di lokasi dan diberi vaksin.
"Penanganannya butuh tiga sampai empat minggu Insyaallah tidak akan bertambah kasusnya," kata dia.
Ia mengungkapkan, kasus antraks muncul di Gunungkidul mulai Desember 2021.n Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan Kabupaten Gunungkidul, Retno Widyastuti mengatakan, aktivitas masuk-keluar ternak di dua daerah terdapat kasus antraks dihentikan sementara.
Dua daerah itu yakni Desa Gombang, Kecamatan Ponjong dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Gedangsari. Ia menambahkan, kasus antraks memang sempat muncul di Desa Gombong beberapa tahun lalu. Namun, katanya, kasus antraks saat ini berbeda lokasi dengan sebelumnya.
"Tapi beberapa warga banyak mencari pakan ternak di lokasi yang pernah terjadi kasus antraks," ujarnya.
Gunungkidul: Penyakit antraks menyebar di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istinewa Yogyakarta (DIY). Belasan ternak warga mati diduga akibat penyakit tersebut.
Kepala Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Hendra Wibawa mengatakan, hasil pemeriksaan menunjukkan 15 ternak warga mati akibat antraks. Jumlah itu terdiri dari 11 sapi dan 4 kambing.
"Ternak warga yang mati ini berasal dari berbagai kecamatan," kata Hendra dihubungi, Selasa, 1 Februari 2022.
Sebanyak 5 ekor sapi yang mati milik warga Kecamatan Ponjong dan 6 di antaranya dari Kecamatan Gedangsari. Adapun 4 ekor kambing mati juga berasal dari dua kecamatan tersebut.
Menurut Hendra, penyakit yang disebabkan bakteri jenis
bacillus anthracis itu bisa disebuhkan jika hewan yang terkena segera dapat penanganan. Penanganannya yakni diobati di lokasi dan diberi vaksin.
"Penanganannya butuh tiga sampai empat minggu Insyaallah tidak akan bertambah kasusnya," kata dia.
Ia mengungkapkan, kasus antraks muncul di Gunungkidul mulai Desember 2021.n Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan Kabupaten Gunungkidul, Retno Widyastuti mengatakan, aktivitas masuk-keluar ternak di dua daerah terdapat kasus antraks dihentikan sementara.
Dua daerah itu yakni Desa Gombang, Kecamatan Ponjong dan Desa Hargomulyo, Kecamatan Gedangsari. Ia menambahkan, kasus antraks memang sempat muncul di Desa Gombong beberapa tahun lalu. Namun, katanya, kasus antraks saat ini berbeda lokasi dengan sebelumnya.
"Tapi beberapa warga banyak mencari pakan ternak di lokasi yang pernah terjadi kasus antraks," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)