Ilustrasi. Perajin tahu dan tempe.
Ilustrasi. Perajin tahu dan tempe.

Pemkab Lebak Minta Perajin Tahu dan Tempe Kembali Produksi

Antara • 23 Februari 2022 20:51
Lebak: Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, meminta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tahu dan tempe tetap produksi. Sebab, permintaan pasar cukup tinggi sehingga dapat menggulirkan roda perekonomian masyarakat.
 
"Kami meyakini pemerintah kini tengah mencari solusi agar harga kedelai impor kembali stabil, " kata Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Abdul Waseh di Lebak, Rabu, 23 Februari 2022.
 
Produsen tahu tempe terdampak akibat naiknya harga kedelai sejak sebulan terakhir. Saat ini harga kedelai menembus Rp12 ribu dari sebelumnya Rp8 ribu per kilogram (kg).
 
Kenaikan harga kedelai itu berdampak buruk pada penjualan tahu tempe. Saat ini, perajin tahu dan tempe di Kabupaten Lebak terancam gulung tikar.
 
"Kami meminta pelaku UMKM tahu dan tempe tetap produksi di tengah kenaikan kedelai itu dengan cara baik memperkecil ukuran maupun dinaikkan harga satuannya," ujar Abdul.
 
Baca: Pabrik Tempe di Depok Beraktivitas Kembali
 
Ia menyarankan pemerintah memproduksi kedelai sehingga tidak ketergantungan impor. Selama ini, kata dia, perajin tahu dan tempe hanya mengandalkan kedelai impor.
 
"Kami berharap Kementerian Pertanian mampu swasembada kedelai sehingga dapat memenuhi permintaan pelaku UMKM itu," ucapnya.

Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Dian Wahyudi, mengatakan pemerintah segera menstabilkan harga kedelai di pasaran sehingga perajin tahu tempe dapat kembali produksi. Ia mengemukakan perajin tahu dan tempe itu tidak perlu diberikan subsidi ,karena mereka lebih mandiri.
 
"Kami minta pemerintah dapat menyelesaikan harga kedelai itu,sehingga perajin tahu tempe kembali normal," kata Dian.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan