medcom.id, Karo: Juwita beru Ginting tak mampu membendung laju air matanya. Perayaan Natal tahun kedua ini dirinya lagi-lagi tidak bisa memakai pakaian yang indah. Tidak ada pohon natal yang setiap tahun selalu berdiri tegak menghiasi rumahnya.
Hidup di barak pengungsian bersama pengungsi lain agaknya sudah menjadi kebiasaan Juwita untuk serba darurat. Termasuk melaksanakan ibadah dan perayaan Natal di bangunan darurat Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Runggun.
Gereja berdinding kayu di Desa Gurukinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, itu didirikan relawan dan pengungsi. Gereja itu menjadi tempat para pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung untuk membagi kebahagian Natal yang penuh dengan kesederhanaan.
"Baginilah kondisi kami pada natal kali ini.Kami masih bisa gembira bersama, makan bersama dengan para jamaat gereja meski kami semua sudah jauh dar rumah kami," ujar Juwita sesaat sebelum mengikuti kebaktian Natal di GBKP Runggun, Kamis (25/12/2014) pagi.
Lagi-lagi Juwita tak mampu menahan kesedihan. Dirinya bersama suami dan anak-anaknya serta para pengungsi lainnya terpaksa harus merayakan natal dengan penuh kesederhanaan dan keprihatinan. Juwita dan para pengungsi lainnya tentu saja tidak berharap selamanya mereka berada di pengungsian dan merayakan natal di lokasi pengungsian.
Padahal, menurut Juwita, sebelum Gunung Sinabung meletus perayaan natal di desa mereka selalu dilaksanakan dengan sangat meriah dan penuh dengan kegembiraan. "Semoga Tuhan selalu mengasihi kami semua. Semoga Gunung Sinabung tidak lagi meletus," kata dia.
Jemaat melakukan kebaktian Natal yang dipimpin Pendeta Pertua Kini Ulin Surbakti. Dalam khotbahnya, Pendeta Surbakti mengatakan bahwa kasih Tuhan selalu ada untuk umatnya kendati dalam kondisi sulit di tengah pengungsian dan hidup seadanya.
"Para pengungsi harus percaya kasih Tuhan bersama umatnya dan harus selalu bersyukur karena masih diberi kehidupan," kata pendeta jemaat.
medcom.id, Karo: Juwita beru Ginting tak mampu membendung laju air matanya. Perayaan Natal tahun kedua ini dirinya lagi-lagi tidak bisa memakai pakaian yang indah. Tidak ada pohon natal yang setiap tahun selalu berdiri tegak menghiasi rumahnya.
Hidup di barak pengungsian bersama pengungsi lain agaknya sudah menjadi kebiasaan Juwita untuk serba darurat. Termasuk melaksanakan ibadah dan perayaan Natal di bangunan darurat Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Runggun.
Gereja berdinding kayu di Desa Gurukinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, itu didirikan relawan dan pengungsi. Gereja itu menjadi tempat para pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung untuk membagi kebahagian Natal yang penuh dengan kesederhanaan.
"Baginilah kondisi kami pada natal kali ini.Kami masih bisa gembira bersama, makan bersama dengan para jamaat gereja meski kami semua sudah jauh dar rumah kami," ujar Juwita sesaat sebelum mengikuti kebaktian Natal di GBKP Runggun, Kamis (25/12/2014) pagi.
Lagi-lagi Juwita tak mampu menahan kesedihan. Dirinya bersama suami dan anak-anaknya serta para pengungsi lainnya terpaksa harus merayakan natal dengan penuh kesederhanaan dan keprihatinan. Juwita dan para pengungsi lainnya tentu saja tidak berharap selamanya mereka berada di pengungsian dan merayakan natal di lokasi pengungsian.
Padahal, menurut Juwita, sebelum Gunung Sinabung meletus perayaan natal di desa mereka selalu dilaksanakan dengan sangat meriah dan penuh dengan kegembiraan. "Semoga Tuhan selalu mengasihi kami semua. Semoga Gunung Sinabung tidak lagi meletus," kata dia.
Jemaat melakukan kebaktian Natal yang dipimpin Pendeta Pertua Kini Ulin Surbakti. Dalam khotbahnya, Pendeta Surbakti mengatakan bahwa kasih Tuhan selalu ada untuk umatnya kendati dalam kondisi sulit di tengah pengungsian dan hidup seadanya.
"Para pengungsi harus percaya kasih Tuhan bersama umatnya dan harus selalu bersyukur karena masih diberi kehidupan," kata pendeta jemaat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(JCO)