Makassar: Ratusan nelayan dan warga pulau Kecamatan Sangkarrang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, melakukan aksi penolakan kapal pengeruk pasir yang beroperasi di sekitar Pulau Kodingareng. Pasalnya keberadaan penambangan pasir bikin tangkapan ikan berkurang.
Salah satu nelayan, Sudarman, mengatakan penolakan itu dilakukan lantaran sejak kapal pengeruk pasir untuk pembangunan Cantral Point of Indonesia (CPI) beroperasi, penghasilan nelayan berkurang.
"Kita cuman mau menghentikan kapal mengeruk pasir lantaran kita sudah kesulitan," katanya, di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, 4 Juli 2020.
Baca: Ketua MPR: Nelayan Harus Sejahtera
Dalam aksi tadi, ratusan nelayan menggunakan kapal kecil menghadang kapal yang bekerja untuk PT Boskalis Internasional Indonesia itu. Mereka mengepung kapal hingga memutar balik.
Aksi penolakan warga dari beberapa warga pulau di Kota Makassar itu sudah tiga kali dilakukan. Puncaknya pada Minggu, 28 Juni 2020, para nelayan saat itu mengepung kapal besar itu.
Sudarman meminta kepada pemimpin daerah untuk turun tangan menghentikan kapal pengeruk pasir. Lantaran kondisi para nelayan tidak sehat karena ikan mulai berkurang, imbas keruhnya air tempat nelayan menjaring ikan.
"Kami berharap gubernur menghentikan aktivitas ini, karena nelayan kecil tidak bisa lagi melaut," jelasnya.
Kordinator Aksi, Sardi, mengatakan bila kapal Boskalis tetap melakukan aktivitas penambangan, maka nelayan akan terus melakukan penolakan dan melibatkan gerakan pemuda aktivis di Kota Makassar.
"Tetap akan kami kawal. Kita tidak akan mengorbankan kehidupan masyarakat pulau
yang kehilangan mata pencaharian cuma karena alasan pembangunan. Toh masyarakat kecil seperti nelayan ini cuma dapat dampak buruknya," jelasnya.
Makassar: Ratusan nelayan dan warga pulau Kecamatan Sangkarrang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, melakukan aksi penolakan kapal pengeruk pasir yang beroperasi di sekitar Pulau Kodingareng. Pasalnya keberadaan penambangan pasir bikin tangkapan ikan berkurang.
Salah satu nelayan, Sudarman, mengatakan penolakan itu dilakukan lantaran sejak kapal pengeruk pasir untuk pembangunan Cantral Point of Indonesia (CPI) beroperasi, penghasilan nelayan berkurang.
"Kita cuman mau menghentikan kapal mengeruk pasir lantaran kita sudah kesulitan," katanya, di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu, 4 Juli 2020.
Baca: Ketua MPR: Nelayan Harus Sejahtera
Dalam aksi tadi, ratusan nelayan menggunakan kapal kecil menghadang kapal yang bekerja untuk PT Boskalis Internasional Indonesia itu. Mereka mengepung kapal hingga memutar balik.
Aksi penolakan warga dari beberapa warga pulau di Kota Makassar itu sudah tiga kali dilakukan. Puncaknya pada Minggu, 28 Juni 2020, para nelayan saat itu mengepung kapal besar itu.
Sudarman meminta kepada pemimpin daerah untuk turun tangan menghentikan kapal pengeruk pasir. Lantaran kondisi para nelayan tidak sehat karena ikan mulai berkurang, imbas keruhnya air tempat nelayan menjaring ikan.
"Kami berharap gubernur menghentikan aktivitas ini, karena nelayan kecil tidak bisa lagi melaut," jelasnya.
Kordinator Aksi, Sardi, mengatakan bila kapal Boskalis tetap melakukan aktivitas penambangan, maka nelayan akan terus melakukan penolakan dan melibatkan gerakan pemuda aktivis di Kota Makassar.
"Tetap akan kami kawal. Kita tidak akan mengorbankan kehidupan masyarakat pulau
yang kehilangan mata pencaharian cuma karena alasan pembangunan. Toh masyarakat kecil seperti nelayan ini cuma dapat dampak buruknya," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)