Surabaya: Seorang jurnalis dari media Antara, Willy Iriawan, menjadi korban pembobolan rekening. Willy yang kerap bertugas di Surabaya, Jawa Timur itu mengaku kaget saat melihat saldo di rekeningnya berkurang.
"Saya baru mengetahui rekening saya dibobol tadi siang," kata Willy usai melapor ke Ditreskrimsus Polda Jatim, di Surabaya, Selasa, 10 Maret 2020.
Willy menceritakan semula dirinya hendak mengirim uang ke saudaranya melalui mobile banking (m-banking) sebesar Rp1 juta. Namun gagal lantaran saldo tidak mencukupi. "Setelah saya cek ternyata saldo tinggal Rp400 ribu. Padahal saldo di rekening saya total ada Rp19,6 juta," jelas Willy.
Mengetahui hal itu,Willy langsung mengecek laporan saldo keluar melalui m-banking selulernya. Ternyata ada laporan penarikan uang sejak 6 hingga 7 Maret 2020.
"Jumlah penarikannya bervariasi, mulai Rp2 hingga Rp9 juta. Diketahui juga dalam laporan penarikan uang itu, berlokasi di sebuah ATM BNI di Malang," ungkap Willy.
Tak ambil pusing Willy kemudian melaporkan hal tersebut ke Siber Ditreskrimsus Polda Jatim. Willy berharap polisi bisa mengungkap kasus pembobolan rekening bank miliknya secara cepat.
"Saya sekarang nunggu proses dari kepolisian. Mudah-mudahan bisa segera terungkap, dan uang saya bisa kembali," harap jurnalis yang biasa meliput di Mapolda Jatim tersebut.
Sementara Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, mengatakan akan segera menindaklanjuti pengaduan Willy. Saat ini polisi belum bisa menelusuri karena masih menunggu berita acara dari BNI.
"Apabila benar ada pembobolan, tentu kami akan segera memproses. Jadi, kami sekarang masih menunggu dari pihak BNI sekitar 14 hari. Kalau benar tidak ada kesalahan sistem bank, dan indikasi pembobolan, kami selidiki dan akan ungkap kasusnya," kata Truno.
Surabaya: Seorang jurnalis dari media Antara, Willy Iriawan, menjadi korban pembobolan rekening. Willy yang kerap bertugas di Surabaya, Jawa Timur itu mengaku kaget saat melihat saldo di rekeningnya berkurang.
"Saya baru mengetahui rekening saya dibobol tadi siang," kata Willy usai melapor ke Ditreskrimsus Polda Jatim, di Surabaya, Selasa, 10 Maret 2020.
Willy menceritakan semula dirinya hendak mengirim uang ke saudaranya melalui mobile banking (m-banking) sebesar Rp1 juta. Namun gagal lantaran saldo tidak mencukupi. "Setelah saya cek ternyata saldo tinggal Rp400 ribu. Padahal saldo di rekening saya total ada Rp19,6 juta," jelas Willy.
Mengetahui hal itu,Willy langsung mengecek laporan saldo keluar melalui m-banking selulernya. Ternyata ada laporan penarikan uang sejak 6 hingga 7 Maret 2020.
"Jumlah penarikannya bervariasi, mulai Rp2 hingga Rp9 juta. Diketahui juga dalam laporan penarikan uang itu, berlokasi di sebuah ATM BNI di Malang," ungkap Willy.
Tak ambil pusing Willy kemudian melaporkan hal tersebut ke Siber Ditreskrimsus Polda Jatim. Willy berharap polisi bisa mengungkap kasus pembobolan rekening bank miliknya secara cepat.
"Saya sekarang nunggu proses dari kepolisian. Mudah-mudahan bisa segera terungkap, dan uang saya bisa kembali," harap jurnalis yang biasa meliput di Mapolda Jatim tersebut.
Sementara Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, mengatakan akan segera menindaklanjuti pengaduan Willy. Saat ini polisi belum bisa menelusuri karena masih menunggu berita acara dari BNI.
"Apabila benar ada pembobolan, tentu kami akan segera memproses. Jadi, kami sekarang masih menunggu dari pihak BNI sekitar 14 hari. Kalau benar tidak ada kesalahan sistem bank, dan indikasi pembobolan, kami selidiki dan akan ungkap kasusnya," kata Truno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)