Jateng: Banjir air laut pasang atau rob kembali merendam kawasan Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak, dan Jepara. Ketinggian air mecapai 50 sentimeter (cm) terutama di daerah pesisir dengan radius 1-3 kilometer dari bibir pantai.
"Kita kembali bersiaga, rob mulai datang terutama pada siang dan sore hari, khawatir meninggi dan tanggul sungai jebol lagi," kata warga bernama Siswanto, 52, Selasa, 1 November 2022.
Hal serupa juga diungkapkan Malkhan,58, warga Tugu, Demak. Air merendam ratusan rumah di desanya pada banjir bulan lalu. Warga terpaksa hidup di atas gladak darurat.
"Kami sampai membuat tanggul di halaman rumah," imbuhnya.
Bupati Demak Eisti'anah mengatakan saat ini belum dapat berbuat banyak menghadapi rob yang menjadi langganan di beberapa kecamatan. Ia berharap dengan selesainya pembangunan tol Semarang-Demak bisa mengurangi rob Demak bagian barat.
Rob di Pekalongan juga masih terjadi, pembangunan tanggul laut yang belum selesai menjadikan beberapa wilayah bagian utara daerah ini kembali terendam banjir
Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid mengatakan berbagai upaya telah ditempuh untuk mengatasi banjir, baik akibat tingginya intensitas hujan maupun air laut pasang. Selain percepatan pembangunan tol laut yang kini sedang digarap, juga dilakukan peninggian tanggul serta normalisasi sungai.
"Kita juga telah siapkan ratusan pompa air untuk mengurangi genangan," imbuhnya.
Karena menjadi daerah langganan banjir, Dinas Pendidikan Kota Pekalongan mulai tahun depan akan penerapan kurikulum muatan lokal (mulok) kebencanaan untuk pembelajaran di tingkat sekolah dasar (SD).
"Kita telah melakukan kajian, mulok kebencanaan bakal diajarkan di SD, agar pelajar tidak pasif, apatis dan paham apa yang harus dilakukan dalam menghadapi perkembangan perkotaan yang semakin kompleks," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan Zainul Hakim.
Jateng:
Banjir air laut pasang atau rob kembali merendam kawasan Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak, dan Jepara. Ketinggian air mecapai 50 sentimeter (cm) terutama di daerah pesisir dengan radius 1-3 kilometer dari bibir pantai.
"Kita kembali bersiaga,
rob mulai datang terutama pada siang dan sore hari, khawatir meninggi dan tanggul sungai jebol lagi," kata warga bernama Siswanto, 52, Selasa, 1 November 2022.
Hal serupa juga diungkapkan Malkhan,58, warga Tugu, Demak. Air merendam ratusan rumah di desanya pada banjir bulan lalu. Warga terpaksa hidup di atas gladak darurat.
"Kami sampai membuat tanggul di halaman rumah," imbuhnya.
Bupati Demak Eisti'anah mengatakan saat ini belum dapat berbuat banyak menghadapi rob yang menjadi langganan di beberapa kecamatan. Ia berharap dengan selesainya pembangunan tol Semarang-Demak bisa mengurangi rob Demak bagian barat.
Rob di Pekalongan juga masih terjadi, pembangunan tanggul laut yang belum selesai menjadikan beberapa wilayah bagian utara daerah ini kembali terendam banjir
Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid mengatakan berbagai upaya telah ditempuh untuk mengatasi banjir, baik akibat tingginya intensitas hujan maupun air laut pasang. Selain percepatan pembangunan tol laut yang kini sedang digarap, juga dilakukan peninggian tanggul serta normalisasi sungai.
"Kita juga telah siapkan ratusan pompa air untuk mengurangi genangan," imbuhnya.
Karena menjadi daerah langganan banjir, Dinas Pendidikan Kota Pekalongan mulai tahun depan akan penerapan kurikulum muatan lokal (mulok) kebencanaan untuk pembelajaran di tingkat sekolah dasar (SD).
"Kita telah melakukan kajian, mulok kebencanaan bakal diajarkan di SD, agar pelajar tidak pasif, apatis dan paham apa yang harus dilakukan dalam menghadapi perkembangan perkotaan yang semakin kompleks," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan Zainul Hakim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)