Jepara: Tingginya kasus kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menyedot perhatian Kementerian Kesehatan. Tim peneliti mulai besok, Selasa, 5 Maret 2024, akan diterjunkan untuk meneliti nyamuk dan contoh darah penderita DBD di Kota Ukir.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, Eko Cahyo Puspeno, mengatakan contoh darah penderita DBD di enam rumah sakit yang ada di Bumi Kartini akan diteliti. Penelitian serotype virus dengue ini untuk pencegahan perkembangan penyakit DBD.
“Mereka (peneliti) akan bekerja semala seminggu di Jepara mulai besok,” ujar Eko, Senin, 4 Maret 2024.
Selain pengambilan contoh darah penderita DBD, tim peneliti juga akan meneliti vektor nyamuk aedes aegypti. Objek penelitian mulai dari jentik nyamuk hingga meneleti nyamuk dewasa. Serta penelitian resistensi insektisida.
“Jadi ini untuk mengetahui apakah di Jepara ini nyamuknya sudah kebal insektisida yang digunakan untuk foging. Ini kesempatan yang baik sekali, karena tidak semua kabupaten kota dilakukan ini,” kata Eko.
Alasan lain dilakukan penelitian DBD lantaran persentase angka kematian penderita DBD di Jepara menempati peringkat lima nasional. Saat ini tercatat sebanyak 17 penderita DBD di Kota Ukir meninggal. Itu terdiri dari 14 penderita anak-anak dan tiga penderita dewasa.
“Mudah-mudahan (kasus kematian) berhenti sampai di sini. Mengingat sepanjang tahun 2023 kemarin saja hanya lima, sekarang ini sudah 17,” ungkap Eko.
Saat ini kasus DBD telah mencapai 145 kasus. Kemudian sebanyak 817 tersangka DBD. Lalu angka kematian akibat DBD sebanyak 17.
Jepara: Tingginya kasus kematian akibat
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menyedot perhatian
Kementerian Kesehatan. Tim peneliti mulai besok, Selasa, 5 Maret 2024, akan diterjunkan untuk meneliti nyamuk dan contoh darah penderita DBD di Kota Ukir.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, Eko Cahyo Puspeno, mengatakan contoh darah penderita DBD di enam rumah sakit yang ada di Bumi Kartini akan diteliti. Penelitian
serotype virus dengue ini untuk pencegahan perkembangan penyakit DBD.
“Mereka (peneliti) akan bekerja semala seminggu di Jepara mulai besok,” ujar Eko, Senin, 4 Maret 2024.
Selain pengambilan contoh darah penderita DBD, tim peneliti juga akan meneliti vektor nyamuk aedes aegypti. Objek penelitian mulai dari jentik nyamuk hingga meneleti nyamuk dewasa. Serta penelitian resistensi insektisida.
“Jadi ini untuk mengetahui apakah di Jepara ini nyamuknya sudah kebal insektisida yang digunakan untuk foging. Ini kesempatan yang baik sekali, karena tidak semua kabupaten kota dilakukan ini,” kata Eko.
Alasan lain dilakukan penelitian DBD lantaran persentase angka kematian penderita DBD di Jepara menempati peringkat lima nasional. Saat ini tercatat sebanyak 17 penderita DBD di Kota Ukir meninggal. Itu terdiri dari 14 penderita anak-anak dan tiga penderita dewasa.
“Mudah-mudahan (kasus kematian) berhenti sampai di sini. Mengingat sepanjang tahun 2023 kemarin saja hanya lima, sekarang ini sudah 17,” ungkap Eko.
Saat ini kasus DBD telah mencapai 145 kasus. Kemudian sebanyak 817 tersangka DBD. Lalu angka kematian akibat DBD sebanyak 17.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)