medcom.id, Pati: Hesti Ayu Dityasari harus menahan sakit melebihi remaja putri lainnya ketika menstruasi. Pasalnya, remaja 15 tahun itu tidak memiliki vagina sebagai saluran pembuangan darah menstruasinya.
Kondisi ini dialaminya sejak lahir. Tidak hanya itu, putri pertama pasangan Dedi Siswanto dan Suwati tersebut pun lahir tanpa anus.
Kondisi ini membuatnya sulit untuk bermain dan bergaul bersama anak seumurannya. Pasalnya, sedari kecil, dia kerepotan jika harus buang air saat di luar rumah.
Selama ini, Dukuh Gondang, Desa Gembong, Pati itu, harus buang air melalui lubang buatan yang ada di perutnya.
Sang ibu, Suwati, mengatakan sudah berusaha keras menempuh langkah medis demi kesembuhan sang buah hati. Bahkan, ratusan juta pun sudah terkuras untuk melakukan pengobatan di berbagai rumah sakit.
"Tapi ya begini saja," ujarnya ketika ditemui Metro TV, Minggu (11/5/2014).
Kini, keluarga sudah kehabisan biaya untuk melanjutkan pengobatan Hesti. Ayahnya hanyalah seorang sopir dengan penghasilan pas-pasan. Sementara sang ibu, ibu bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
"Mudan-mudahan ada orang yang bersedia mengulurkan tangan dan memberi bantun," harap Suwati.
medcom.id, Pati: Hesti Ayu Dityasari harus menahan sakit melebihi remaja putri lainnya ketika menstruasi. Pasalnya, remaja 15 tahun itu tidak memiliki vagina sebagai saluran pembuangan darah menstruasinya.
Kondisi ini dialaminya sejak lahir. Tidak hanya itu, putri pertama pasangan Dedi Siswanto dan Suwati tersebut pun lahir tanpa anus.
Kondisi ini membuatnya sulit untuk bermain dan bergaul bersama anak seumurannya. Pasalnya, sedari kecil, dia kerepotan jika harus buang air saat di luar rumah.
Selama ini, Dukuh Gondang, Desa Gembong, Pati itu, harus buang air melalui lubang buatan yang ada di perutnya.
Sang ibu, Suwati, mengatakan sudah berusaha keras menempuh langkah medis demi kesembuhan sang buah hati. Bahkan, ratusan juta pun sudah terkuras untuk melakukan pengobatan di berbagai rumah sakit.
"Tapi ya begini saja," ujarnya ketika ditemui Metro TV, Minggu (11/5/2014).
Kini, keluarga sudah kehabisan biaya untuk melanjutkan pengobatan Hesti. Ayahnya hanyalah seorang sopir dengan penghasilan pas-pasan. Sementara sang ibu, ibu bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
"Mudan-mudahan ada orang yang bersedia mengulurkan tangan dan memberi bantun," harap Suwati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(BOB)