Poso: Warga yang bekerja sebagai petani dan pekebun di wilayah operasi Madago Raya, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, tetap beraktivitas meski perburuan terhadap empat Daftar Pencarian Orang (DPO) teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) terus dilakukan tim gabungan TNI dan Polri.
Salah satu warga yang bekerja sebagai petani, I Made, mengatakan, aktivitas warga tetap berjalan normal. Meski masih ada operasi perburuan teroris, tidak membuat mereka harus berhenti menggarap lahan pertaniannya.
"Tetap beraktivitas. Apa lagi ini memasuki musim tanam padi," kata I Made, di Desa Tolai, Kecamatan Torue, Senin, 20 September 2021.
Menurutnya, sebagian petani di Desa Tolai sudah terbiasa beraktivitas di tengah operasi berlangsung.
"Kami merasa aman-aman saja karena jauh dari aktivitas DPO teroris yang diburu. Rasa aman kami rasakan juga karena ada TNI dan Polri rutin patroli," ungkap I Made.
Baca juga: Jenazah Ali Kalora Dimakamkan di Palu
Warga lainnya di Desa Tanalanto, Kecamatan Torue, Iwan Ahmad, mengaku, aktivitas pekebun di wilahnya juga tetap berjalan. Meski saat terjadi baku tembak di Desa Astina, pada Sabtu, 18 September 2021, sebagian pekebun istirahat mengurus kebunnya.
"Sekarang warga sudah kembali ke kebunnya masing-masing. Kami berharap empat DPO teroris yang tersisa bisa segera ditangkap," jelas pekebun biji kakao itu.
Kepala Penanggung Jawab Kendali Operasi Satgas Madago Raya Irjen Rudy Sufahriadi memastikan, perburuan terhadap empat DPO teroris MIT yang masih bergerilya di hutan pegunungan Poso, Parigi Moutong, dan Sigi terus diburu.
"Kami ingin membebaskan Sulawesi Tengah dari aksi terorisme. DPO yang tersisa empat orang akan diburu sampai dapat hidup atau pun mati," tegasnya, Minggu, 19 September 2021.
Kapolda Sulteng itu menambahkan, empat orang DPO yang tersisa itu adalah Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Mukhlas, Rukli, dan Suhardin alias Hasan Pranata.
Poso: Warga yang bekerja sebagai petani dan pekebun di wilayah operasi Madago Raya, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, tetap beraktivitas meski perburuan terhadap empat
Daftar Pencarian Orang (DPO) teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) terus dilakukan tim gabungan TNI dan Polri.
Salah satu warga yang bekerja sebagai petani, I Made, mengatakan, aktivitas warga tetap berjalan normal. Meski masih ada operasi perburuan teroris, tidak membuat mereka harus berhenti menggarap lahan pertaniannya.
"Tetap beraktivitas. Apa lagi ini memasuki musim tanam padi," kata I Made, di Desa Tolai, Kecamatan Torue, Senin, 20 September 2021.
Menurutnya, sebagian petani di Desa Tolai sudah terbiasa beraktivitas di tengah operasi berlangsung.
"Kami merasa aman-aman saja karena jauh dari aktivitas DPO teroris yang diburu. Rasa aman kami rasakan juga karena ada TNI dan Polri rutin patroli," ungkap I Made.
Baca juga:
Jenazah Ali Kalora Dimakamkan di Palu
Warga lainnya di Desa Tanalanto, Kecamatan Torue, Iwan Ahmad, mengaku, aktivitas pekebun di wilahnya juga tetap berjalan. Meski saat terjadi baku tembak di Desa Astina, pada Sabtu, 18 September 2021, sebagian pekebun istirahat mengurus kebunnya.
"Sekarang warga sudah kembali ke kebunnya masing-masing. Kami berharap empat DPO teroris yang tersisa bisa segera ditangkap," jelas pekebun biji kakao itu.
Kepala Penanggung Jawab Kendali Operasi Satgas Madago Raya Irjen Rudy Sufahriadi memastikan, perburuan terhadap empat DPO teroris MIT yang masih bergerilya di hutan pegunungan Poso, Parigi Moutong, dan Sigi terus diburu.
"Kami ingin membebaskan Sulawesi Tengah dari aksi terorisme. DPO yang tersisa empat orang akan diburu sampai dapat hidup atau pun mati," tegasnya, Minggu, 19 September 2021.
Kapolda Sulteng itu menambahkan, empat orang DPO yang tersisa itu adalah Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Mukhlas, Rukli, dan Suhardin alias Hasan Pranata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)