Solo: Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, akan melakukan autopsi terhadap jenazah mahasiswa bernama Gilang Endi. Mahasiswa tersebut meninggal dunia saat mengikuti pendidikan dan latihan dasar resimen mahasiswa (Diklatsar Menwa) di Sungai Bengawan Solo, kawasan Jurug, Surakarta, Jawa Tengah, pada Minggu, 24 Oktober 2021.
Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS Sutanto mengatakan pihak kampus belum mengetahui penyebab meninggalnya mahasiswa Sekolah Vokasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) UNS angkatan 2020 tersebut.
"Untuk penyebabnya kami belum tahu semua. Makanya biar ketemu jawabannya dan pihak keluarga bisa menerima, keluarga sudah sepakat mengizinkan autopsi. Ini bisa lebih menjelaskan kenapa," kata Sutanto dikutip dari Antara, Selasa, 26 Oktober 2021.
Baca: Baca: Keluarga Temukan Bekas Luka Lebam di Jenazah Mahasiswa UNS Meninggal Usai Diklatsar
Ia mengatakan saat ini kepolisian sedang melakukan penyelidikan dengan meminta informasi peserta lain kegiatan tersebut. "Kami tidak masuk ke situ, jadi tunggu saja hasil autopsinya," tambah Sutanto.
Kaki korban kram saat Diklatsar Menwa UNS
Susanto mengungkapkan bahwa korban diklatsar Menwa UNS tersebut tak mengalami masalah kesehatan khusus. Informasi itu didapat dari pihak batalyon, komandan menwa, dan komandan provost.
"Hanya kakinya kram sehingga ada yang mendampingi secara khusus," lanjut Sutanto.
Akibat kejadian tersebut, kegiatan yang dimulai pada Sabtu, 23 Oktober 2021, tersebut dihentikan. Padahal, Diklatsar Menwa UNS seharusnya berakhir pada Minggu, 31 Oktober 2021.
Aktivitas Diklatsar Menwa UNS
Sutanto juga membeberkan aktivitas selama Diklatsar Menwa UNS. Di antaranya orientasi lapangan yang dimulai dari pengecekan kesehatan, pengambilan helm, hingga orientasi lapangan itu sendiri.
"Peserta ini berjalan menuju Fakultas Teknik, kemudian menuju ke danau, berhenti di jembatan di situ. Selanjutnya ada aktivitas fisik, ada juga materi. Dan pada sore hari kembali ke markas di sini," terang dia.
Kampus UNS. Foto: Dok Humas UNS
Susanto menyatakan saat ini pihak UNS masih menerapkan asas praduga tak bersalah. "Kami akan mendasarkan pada bukti autentik yang bisa dipertanggungjawabkan, baik secara hukum maupun medis. Prinsipnya kami jaga praduga tak bersalah sebelum informasi lengkap dari kepolisian," tutur Susanto.
Keluarga korban menemukan luka di sejumlah titik di tubuh mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) yang meninggal usai mengikuti Diklatsar UKM Menwa. Ada gumpalan darah pada luka jenazah korban.
"Saat di rumah, jenazah diperiksa oleh keluarga. Di tengkuk ada luka, wajahnya juga, memar-memar dan ada gumpalan darah," urai salah satu kerabat korban, Sadarno, di Karanganyar, Senin, 25 Oktober 2021.
Keluarga korban sengaja memeriksa jenazah begitu sampai di rumah usai menjemput jenazah korban di RSUD Dr Moewardi Solo, Minggu, 24 Oktober 2021 malam. Selain itu, dari panitia penyelenggara kegiatan pun tidak memberikan keterangan pasti penyebab kematian korban.
Solo: Universitas Sebelas Maret (
UNS), Surakarta, akan melakukan autopsi terhadap jenazah mahasiswa bernama Gilang Endi. Mahasiswa tersebut meninggal dunia saat mengikuti pendidikan dan latihan dasar resimen mahasiswa (Diklatsar
Menwa) di Sungai Bengawan Solo, kawasan Jurug, Surakarta, Jawa Tengah, pada Minggu, 24 Oktober 2021.
Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswaan UNS Sutanto mengatakan pihak kampus belum mengetahui penyebab meninggalnya mahasiswa Sekolah Vokasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) UNS angkatan 2020 tersebut.
"Untuk penyebabnya kami belum tahu semua. Makanya biar ketemu jawabannya dan pihak keluarga bisa menerima, keluarga sudah sepakat mengizinkan autopsi. Ini bisa lebih menjelaskan kenapa," kata Sutanto dikutip dari
Antara, Selasa, 26 Oktober 2021.
Baca: Baca:
Keluarga Temukan Bekas Luka Lebam di Jenazah Mahasiswa UNS Meninggal Usai Diklatsar
Ia mengatakan saat ini kepolisian sedang melakukan penyelidikan dengan meminta informasi peserta lain kegiatan tersebut. "Kami tidak masuk ke situ, jadi tunggu saja hasil autopsinya," tambah Sutanto.
Kaki korban kram saat Diklatsar Menwa UNS
Susanto mengungkapkan bahwa korban diklatsar Menwa UNS tersebut tak mengalami masalah kesehatan khusus. Informasi itu didapat dari pihak batalyon, komandan menwa, dan komandan
provost.
"Hanya kakinya kram sehingga ada yang mendampingi secara khusus," lanjut Sutanto.
Akibat kejadian tersebut, kegiatan yang dimulai pada Sabtu, 23 Oktober 2021, tersebut dihentikan. Padahal, Diklatsar Menwa UNS seharusnya berakhir pada Minggu, 31 Oktober 2021.
Aktivitas Diklatsar Menwa UNS
Sutanto juga membeberkan aktivitas selama Diklatsar Menwa UNS. Di antaranya orientasi lapangan yang dimulai dari pengecekan kesehatan, pengambilan helm, hingga orientasi lapangan itu sendiri.
"Peserta ini berjalan menuju Fakultas Teknik, kemudian menuju ke danau, berhenti di jembatan di situ. Selanjutnya ada aktivitas fisik, ada juga materi. Dan pada sore hari kembali ke markas di sini," terang dia.
Kampus UNS. Foto: Dok Humas UNS
Susanto menyatakan saat ini pihak UNS masih menerapkan asas praduga tak bersalah. "Kami akan mendasarkan pada bukti autentik yang bisa dipertanggungjawabkan, baik secara hukum maupun medis. Prinsipnya kami jaga praduga tak bersalah sebelum informasi lengkap dari kepolisian," tutur Susanto.
Keluarga korban menemukan luka di sejumlah titik di tubuh mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) yang meninggal usai mengikuti Diklatsar UKM Menwa. Ada gumpalan darah pada luka jenazah korban.
"Saat di rumah, jenazah diperiksa oleh keluarga. Di tengkuk ada luka, wajahnya juga, memar-memar dan ada gumpalan darah," urai salah satu kerabat korban, Sadarno, di Karanganyar, Senin, 25 Oktober 2021.
Keluarga korban sengaja memeriksa jenazah begitu sampai di rumah usai menjemput jenazah korban di RSUD Dr Moewardi Solo, Minggu, 24 Oktober 2021 malam. Selain itu, dari panitia penyelenggara kegiatan pun tidak memberikan keterangan pasti penyebab kematian korban. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SYN)