Tangerang: Ketua Koordinator Wilayah Himpunan Mitra Produsen Pupuk Organik (Himpo) Jawa Barat-Banten, Alvian Luneto, mendorong petani untuk mengoptimalkan penggunaan pupuk organik bersubsidi. Dia berharap pupuk organik dapat membuat sektor pertanian di Jawa Barat dan Banten semakin maju dan berkembang.
"Saya juga berharap pertanian di Jawa Barat dan Banten semakin subur dan bisa swasembada pangan seperti yang dicita-citakan oleh Kementerian Pertanian," kata Alvian melalui keterangan tertulis, Jumat, 7 Juli 2023.
Himpo Indonesia melaksanakan musyawarah nasional (munas) di Solo, Jawa Tengah, pada 5 dan 6 Juli 2023. Penyelenggaraan munas didukung Pupuk Indonesia Holding Company dan Kementerian Pertanian.
"Kami Himpo Jawa Barat dan Banten siap melaksanakan visi dan misi Himpo pusat, yakni menjaga kualitas pupuk organik granul dan menyediakan stok pupuk organik granul bersubsidi," kata dia.
Sambut rencana subsidi
Produsen pupuk organik menyambut baik rencana pemerintah memberikan subsidi kepada pelaku usaha tersebut. Pemberian subsidi tersebut diharapkan mampu menggairahkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam memproduksi pupuk organik
"Cukup lama kita berjuang mendapatkan subsidi lagi setelah dua tahun lalu diputus pemerintah," kata Ketua Himpo Indonesia, Muhammad Parto.
Menurutnya, dana subsidi dari pemerintah tidak hanya mendorong penyediaan atau produksi pupuk organik yang dibutuhkan para petani, tapi juga menghidupkan perekonomian di daerah.
"Kemarin saat subsidi itu dicabut, produksi pupuk organik lesu, banyak pula yang tutup," kata Parto.
Menunggu regulasi baru
Hal senada juga dikatakan Direktur Utama PT Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo. Dia mengatakan subsidi untuk pupuk organik sudah menjadi komitmen pemerintah.
"Saat ini masih menunggu regulasi dari Kementerian Pertanian karena regulasi sebelumnya telah dicabut," kata dia.
Menurutnya, masih banyak produksi pupuk organik yang belum memenuhi standar. Sehingga, tugas pemerintah melalui PT Pupuk Indonesia adalah membina produsen pupuk untuk menjaga kualitas.
"Pupuk organik nantinya diproduksi masyarakat melalui mitra produsen pupuk organik dengan bahan baku seperti kotoran hewan dan tumbuhan dan sumber alam lainnya. Sementara tugas pemerintah melalui PT Pupuk Indonesia, Balitan, dan pihak- pihak terkait untuk menjaga kualitas," kata Dwi.
Baca: Lewat iPubers, Pemerintah Bisa Pantau Proses Penebusan Pupuk
Menurutnya, pupuk organik sangat penting dalam mengembalikan atau menjaga kesuburan tanah. Meski, belakangan petani justru lebih senang menggunakan pupuk anorganik karena dinilai lebih cepat hasilnya. Kebergantungan pada pupuk anorganik justru akan menurunkan kesuburan tanah.
"Untuk itu, dibutuhkan kesadaran petani, edukasi dari pemerintah melalui tenaga penyuluh, komitmen dari pemerintah dengan memberikan subsidi, dukungan dari legislatif, dan juga komitmen dari para mitra produsen dalam menyediakan pupuk berkualitas dan mencukupi kebutuhan nasional," kata Dwi.
Tangerang: Ketua Koordinator Wilayah Himpunan Mitra Produsen
Pupuk Organik (Himpo) Jawa Barat-Banten, Alvian Luneto, mendorong petani untuk mengoptimalkan penggunaan pupuk organik bersubsidi. Dia berharap pupuk organik dapat membuat sektor pertanian di Jawa Barat dan Banten semakin maju dan berkembang.
"Saya juga berharap pertanian di Jawa Barat dan Banten semakin subur dan bisa swasembada pangan seperti yang dicita-citakan oleh Kementerian Pertanian," kata Alvian melalui keterangan tertulis, Jumat, 7 Juli 2023.
Himpo Indonesia melaksanakan musyawarah nasional (munas) di Solo, Jawa Tengah, pada 5 dan 6 Juli 2023. Penyelenggaraan munas didukung Pupuk Indonesia Holding Company dan Kementerian Pertanian.
"Kami Himpo Jawa Barat dan Banten siap melaksanakan visi dan misi Himpo pusat, yakni menjaga kualitas pupuk organik granul dan menyediakan stok pupuk organik granul bersubsidi," kata dia.
Sambut rencana subsidi
Produsen pupuk organik menyambut baik rencana pemerintah memberikan subsidi kepada pelaku usaha tersebut. Pemberian subsidi tersebut diharapkan mampu menggairahkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam memproduksi pupuk organik
"Cukup lama kita berjuang mendapatkan subsidi lagi setelah dua tahun lalu diputus pemerintah," kata Ketua Himpo Indonesia, Muhammad Parto.
Menurutnya, dana subsidi dari pemerintah tidak hanya mendorong penyediaan atau produksi pupuk organik yang dibutuhkan para petani, tapi juga menghidupkan perekonomian di daerah.
"Kemarin saat subsidi itu dicabut, produksi pupuk organik lesu, banyak pula yang tutup," kata Parto.
Menunggu regulasi baru
Hal senada juga dikatakan Direktur Utama PT Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo. Dia mengatakan subsidi untuk pupuk organik sudah menjadi komitmen pemerintah.
"Saat ini masih menunggu regulasi dari Kementerian Pertanian karena regulasi sebelumnya telah dicabut," kata dia.
Menurutnya, masih banyak produksi pupuk organik yang belum memenuhi standar. Sehingga, tugas pemerintah melalui PT Pupuk Indonesia adalah membina produsen pupuk untuk menjaga kualitas.
"Pupuk organik nantinya diproduksi masyarakat melalui mitra produsen pupuk organik dengan bahan baku seperti kotoran hewan dan tumbuhan dan sumber alam lainnya. Sementara tugas pemerintah melalui PT Pupuk Indonesia, Balitan, dan pihak- pihak terkait untuk menjaga kualitas," kata Dwi.
Baca: Lewat iPubers, Pemerintah Bisa Pantau Proses Penebusan Pupuk
Menurutnya, pupuk organik sangat penting dalam mengembalikan atau menjaga kesuburan tanah. Meski, belakangan petani justru lebih senang menggunakan pupuk anorganik karena dinilai lebih cepat hasilnya. Kebergantungan pada pupuk anorganik justru akan menurunkan kesuburan tanah.
"Untuk itu, dibutuhkan kesadaran petani, edukasi dari pemerintah melalui tenaga penyuluh, komitmen dari pemerintah dengan memberikan subsidi, dukungan dari legislatif, dan juga komitmen dari para mitra produsen dalam menyediakan pupuk berkualitas dan mencukupi kebutuhan nasional," kata Dwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)