Malang: Sejumlah pedagang pakaian di Pasar Besar Kota Malang, Jawa Timur, mengeluhkan sepinya pembeli beberapa waktu belakangan. Konsumen mulai beralih membeli pakaian secara online, salah satunya lewat live TikTok Shop.
Berdasarkan pantauan Medcom.id, lapak pedagang pakaian di Pasar Besar Kota Malang tampak lengang dan sepi. Tak terlihat suasana pengunjung saling berdesakan memilih dan memilah pakaian.
Salah satu pedagang pakaian grosir dan eceran di Pasar Besar Kota Malang, Hanifah, 40, mengaku, lapaknya sudah jarang disinggahi pembeli dalam beberapa bulan terakhir ini. Ia menduga para pelanggannya mulai beralih ke pembelian online.
"Dulu ketika ada marketplace seperti Shopee, Lazada itu tidak terlalu berpengaruh. Masih ada pengunjung. Lalu setelah ada jualan lewat live Tiktok itu sekarang mulai sepi," katanya, Jumat 15 September 2023.
Akibat sepinya pembeli, omzet penjualan di tokonya pun menurun tajam bahkan hingga menyentuh angka 60 persen. Hanifah mengaku saat ini omzet dari penjualan pakaian grosir di tokonya hanya berada di kisaran Rp3 juta per hari.
"Itu yang beli pelanggan pelanggan lama yang beli grosir. Kalau yang beli eceran sudah hampir tidak ada karena memang pasarnya sepi penjunjung. Padahal dulu saat ramai, saya pernah mencapai omzet sampai Rp100 juta sehari," bebernya.
Hanifah sendiri mengaku telah menjajal berjualan pakaian lewat live di media sosial untuk mengantisipasi kondisi sepinya pembeli. Namun upaya yang dilakukannya tersebut ternyata tak banyak membuahkan hasil.
"Pernah coba live, tapi capek ngomong terus dan itu enggak laku. Banyak yang bilang kenapa enggak jual lewat online atau live, kenyataannya itu juga tidak mudah. Tetap kalah sama yang pengikutnya banyak, kalah sama yang banyak promonya," jelasnya.
Sementara itu, pedagang pakaian lainnya, Jamiludin, juga mengeluhkan hal yang sama. Sebelumnya ia mengaku memiliki pelanggan grosir yang biasanya datang sepekan sekali, namun kini pelanggan itu hanya datang dua hingga tiga pekan sekali.
"Sekarang ada yang beli aja Alhamdulillah. Karena yang beli eceran juga sepi. Sehari rata-rata yang beli eceran lima pembeli. Tapi pernah sehari itu nggak ada yang beli sama sekali," keluhnya.
Jamiludin mengaku, berbagai upaya telah dilakukan oleh para pedagang pakaian di Pasar Besar Kota Malang untuk menarik minat para pembeli. Salah satunya dengan merenovasi lantai hingga atap pasar yang rusak secara swadaya.
"Jadi dulu itu lantainya rusak parah, atap rusak. Kalau hujan ya banjir. Itu dibenahi semua sama pedagang biar pembeli mau datang. Kalau mengharapkan pemerintah itu tidak jelas, rencana-rencana saja, tapi nggak ada realisasi," ungkapnya.
Malang: Sejumlah pedagang pakaian di Pasar Besar Kota Malang, Jawa Timur, mengeluhkan sepinya pembeli beberapa waktu belakangan. Konsumen mulai beralih membeli pakaian secara online, salah satunya lewat
live TikTok Shop.
Berdasarkan pantauan Medcom.id, lapak pedagang pakaian di
Pasar Besar Kota Malang tampak lengang dan sepi. Tak terlihat suasana pengunjung saling berdesakan memilih dan memilah pakaian.
Salah satu pedagang pakaian grosir dan eceran di Pasar Besar Kota Malang, Hanifah, 40, mengaku, lapaknya sudah jarang disinggahi pembeli dalam beberapa bulan terakhir ini. Ia menduga para pelanggannya mulai beralih ke pembelian online.
"Dulu ketika ada
marketplace seperti Shopee, Lazada itu tidak terlalu berpengaruh. Masih ada pengunjung. Lalu setelah ada jualan lewat live Tiktok itu sekarang mulai sepi," katanya, Jumat 15 September 2023.
Akibat sepinya pembeli, omzet penjualan di tokonya pun menurun tajam bahkan hingga menyentuh angka 60 persen. Hanifah mengaku saat ini omzet dari penjualan pakaian grosir di tokonya hanya berada di kisaran Rp3 juta per hari.
"Itu yang beli pelanggan pelanggan lama yang beli grosir. Kalau yang beli eceran sudah hampir tidak ada karena memang pasarnya sepi penjunjung. Padahal dulu saat ramai, saya pernah mencapai omzet sampai Rp100 juta sehari," bebernya.
Hanifah sendiri mengaku telah menjajal berjualan pakaian lewat live di media sosial untuk mengantisipasi kondisi sepinya pembeli. Namun upaya yang dilakukannya tersebut ternyata tak banyak membuahkan hasil.
"Pernah coba live, tapi capek ngomong terus dan itu enggak laku. Banyak yang bilang kenapa enggak jual lewat online atau live, kenyataannya itu juga tidak mudah. Tetap kalah sama yang pengikutnya banyak, kalah sama yang banyak promonya," jelasnya.
Sementara itu, pedagang pakaian lainnya, Jamiludin, juga mengeluhkan hal yang sama. Sebelumnya ia mengaku memiliki pelanggan grosir yang biasanya datang sepekan sekali, namun kini pelanggan itu hanya datang dua hingga tiga pekan sekali.
"Sekarang ada yang beli aja Alhamdulillah. Karena yang beli eceran juga sepi. Sehari rata-rata yang beli eceran lima pembeli. Tapi pernah sehari itu nggak ada yang beli sama sekali," keluhnya.
Jamiludin mengaku, berbagai upaya telah dilakukan oleh para pedagang pakaian di Pasar Besar Kota Malang untuk menarik minat para pembeli. Salah satunya dengan merenovasi lantai hingga atap pasar yang rusak secara swadaya.
"Jadi dulu itu lantainya rusak parah, atap rusak. Kalau hujan ya banjir. Itu dibenahi semua sama pedagang biar pembeli mau datang. Kalau mengharapkan pemerintah itu tidak jelas, rencana-rencana saja, tapi nggak ada realisasi," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(WHS)