Jakarta: Ramai di Twitter kisah seorang ibu di Kota Baubau, Sulawesi Selatan yang tengah mencari keadilan dengan melaporkan kasus kekerasan seksual yang menimpa kedua anak perempuannya yang masih dibawah umur.
Kekerasan seksual yang dialami oleh dua anak perempuan di bawah umur ini terjadi di salah satu perumahan di Kelurahan Labalawa, Kecamatan Betoambari, Kota Baubau pada 24 Desember 2022 lalu. Kedua anak perempuan tersebut berinisial AS (4) dan AR (9).
Pelaku pencabulan kedua anaknya tersebut diduga adalah 7 pria dewasa pekerja bangunan yang sedang bekerja di komplek perumahan tersebut. Setelah sang ibu melapor ke Polres setempat, polisi akhirnya memeriksa sejumlah pekerja bangunan yang diduga pelaku pencabulan anaknya tersebut.
Namun, setelah dilakukan pemeriksaan, polisi malah menetapkan putra sulungnya atau sang kakak dari korban yang berinisial AP (19) menjadi tersangka dalam kasus ini. Sontak sang ibu tak terima saat putra sulungnya dituduh menjadi tersangka.
Kisahnya Viral di Twitter
Kami minta maaf menarik artikel testimoni untuk sementara waktu, yang kami rilis Senin malam kemarin, sekitar pukul 19.00 WIB. Alasan kami, situasi keluarga korban makin tidak aman. pic.twitter.com/VlBNJ2Rp8A
— Project Multatuli (@projectm_org) March 14, 2023
Kisah Pencabulan dua orang anak dibawah umur ini ramai di twitter @projectm_org dan website Project Multatuli. Dari kisah tersebut, sang ibu justru menceritakan bahwa saat peristiwa pencabulan itu terjadi, ia bersama putra sulungnya itu sedang berjualan sayur di pasar jadi tidak mungkin bahwa pelaku tersebut adalah putra sulungnya.
Begitu juga dengan pengakuan kedua anaknya yang menjadi korban jika bukan kakaknya yang melakukan kekerasan seksual kepada mereka, namun orang lain sebagai terduga pelaku.
Keluarga korban dan juga tersangka kasus pencabulan merasa mendapat kejanggalan terhadap penetapan kakak korban sebagai tersangka.
Ada juga tiga pedagang tetangga lapak jualan sayur di pasar yang menguatkan kesaksian anak-anaknya. Para pedagang itu mengatakan bahwa mereka melihat sang kakak korban tersebut membantu ibunya berjualan di pasar sampai malam.
“Saya lihat dia dari 7.30 di pasar. Saya pulang dia belum pulang. Hari-hari lain begitu juga. Mamanya yang sering kasih tinggal jualan itu. Kalau dia di sini terus. Waktu tanggal 24 Desember itu, dia tidak ke mana-mana. Dia sayang sekali sama adik-adiknya. Biar dia tidak makan yang penting adik-adiknya makan. Kalau dia beli kue di pasar sini, biarmi dia tidak makan yang penting adik-adiknya makan. Menurut saya, dia itu anaknya jujur," kata salah satu pedagang dikutip dari website Project Multatuli
Awal mula terkuak bahwa kedua anaknya dicabuli adalah saat sang ibu melihat anaknya AS kesakitan saat buang air kecil. Dan beberapa hari setelahnya sang kakak AR juga mengeluhkan hal yang sama.
Melihat kedua anaknya tersebut mengeluhkan hal yang sama, akhirnya sang ibu mencoba memeriksa organ intim kedua anaknya. Saat memeriksa, sang ibu kaget melihat organ intim kedua anaknya.
“Saya tahu waktu saya pulang dari pasar dan melihat organ intim anak yang paling kecil (AS), setelah saya periksa ternyata sudah menganga dan sobek sampai ke dubur,” kata Sang Ibu
Sementara pada putri pertamanya AR, seminggu setelah kejadian, daging organ intimnya tampak keluar, seperti seseorang yang habis melahirkan.
Dugaan Polisi Merekayasa Tersangka
Sementara itu, Jika melihat kasus dari pihak kepolisian, Kasat Reskrim Polres Baubau Iptu Taufik Frida Mustofa mengatakan pihaknya sudah melakukan penyelidikan setelah adanya laporan masuk dari ibu korban tersebut.
Pihak kepolisian juga mengaku tidak ada kesalahan dalam proses penetapan tersangka, mereka berdalih penetapan tersangka sudah sesuai prosedur. Mereka mengatakan pihak kepolisian mempunyai empat alat bukti.
Saat ini, Pihak keluarga melalui kuasa hukum mengajukan praperadilan ke Pengadilan Negeri Baubau terhadap penetapan status tersangka AP.
Komentar warganet
Melihat viralnya kasus tersebut, banyak warganet yang merasa iba terhadap peristiwa yang menimpa keluarga korban, mereka mempertanyakan mengapa pihak kepolisian yang seharusnya membantu keluarga korban justru menjadikan kakak korban sebagai tersangka. Banyak juga dari mereka yang berharap kasus ini agar diusut sampai tuntas, agar pelaku bisa mendapat efek jera.
"Nggak kebayang jadi ibunya korban ya ampun dua putrinya diperkosa malah ketika melapor putra sulungnya yang dijadikan tersangka padahal nggak, ngeri emg," tulis @hnywntbsa melalui kolom komentar twitter @projectm_org
"Prosedurnya gimana dah kok asal tangkap? apa jangan2 salah satu dari 7 org pelaku adalah keluarga seragam coklat? Upsss," tulis @andikwahyu.r
"Hukum cuma ditegakan kalau si korban anaknya petinggi ormas sampai menteri2 turun tangan Kalau ini pasti gak ada yg peduli," tulis @garislunak19
"Bapak yang terhormat @DivHumas_Polri @ListyoSigitP tolong bantu kasus ini. Jangan sampai udah viral dimana2 baru bergerak.. Saya takut keselamatan ibu dan anak2nya tambah terancam pak. Apalagi mereka punya suntikan dan senjata. Polisi disana spt main2," tulis @Ogell20
"@ListyoSigitP @DprdBaubau Ada warganya yg merasa terancam dan sedang sulit mencari keadilan. Tolong tindak lanjutnya bapak" yg terhormat. Masyarakat sabang-merauke sedang menyorot perkembangan kasus ini.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Jakarta: Ramai di Twitter kisah seorang ibu di Kota Baubau, Sulawesi Selatan yang tengah mencari keadilan dengan melaporkan kasus
kekerasan seksual yang menimpa kedua anak perempuannya yang masih dibawah umur.
Kekerasan seksual yang dialami oleh dua anak perempuan di bawah umur ini terjadi di salah satu perumahan di Kelurahan Labalawa, Kecamatan Betoambari, Kota Baubau pada 24 Desember 2022 lalu. Kedua anak perempuan tersebut berinisial AS (4) dan AR (9).
Pelaku pencabulan kedua anaknya tersebut diduga adalah 7 pria dewasa pekerja bangunan yang sedang bekerja di komplek perumahan tersebut. Setelah sang ibu melapor ke Polres setempat, polisi akhirnya memeriksa sejumlah pekerja bangunan yang diduga pelaku pencabulan anaknya tersebut.
Namun, setelah dilakukan pemeriksaan, polisi malah menetapkan putra sulungnya atau sang kakak dari korban yang berinisial AP (19) menjadi tersangka dalam kasus ini. Sontak sang ibu tak terima saat putra sulungnya dituduh menjadi tersangka.
Kisahnya Viral di Twitter
Kisah Pencabulan dua orang anak dibawah umur ini ramai di twitter @projectm_org dan website Project Multatuli. Dari kisah tersebut, sang ibu justru menceritakan bahwa saat peristiwa pencabulan itu terjadi, ia bersama putra sulungnya itu sedang berjualan sayur di pasar jadi tidak mungkin bahwa pelaku tersebut adalah putra sulungnya.
Begitu juga dengan pengakuan kedua anaknya yang menjadi korban jika bukan kakaknya yang melakukan kekerasan seksual kepada mereka, namun orang lain sebagai terduga pelaku.
Keluarga korban dan juga tersangka kasus pencabulan merasa mendapat kejanggalan terhadap penetapan kakak korban sebagai tersangka.
Ada juga tiga pedagang tetangga lapak jualan sayur di pasar yang menguatkan kesaksian anak-anaknya. Para pedagang itu mengatakan bahwa mereka melihat sang kakak korban tersebut membantu ibunya berjualan di pasar sampai malam.
“Saya lihat dia dari 7.30 di pasar. Saya pulang dia belum pulang. Hari-hari lain begitu juga. Mamanya yang sering kasih tinggal jualan itu. Kalau dia di sini terus. Waktu tanggal 24 Desember itu, dia tidak ke mana-mana. Dia sayang sekali sama adik-adiknya. Biar dia tidak makan yang penting adik-adiknya makan. Kalau dia beli kue di pasar sini, biarmi dia tidak makan yang penting adik-adiknya makan. Menurut saya, dia itu anaknya jujur," kata salah satu pedagang dikutip dari website Project Multatuli
Awal mula terkuak bahwa kedua anaknya dicabuli adalah saat sang ibu melihat anaknya AS kesakitan saat buang air kecil. Dan beberapa hari setelahnya sang kakak AR juga mengeluhkan hal yang sama.
Melihat kedua anaknya tersebut mengeluhkan hal yang sama, akhirnya sang ibu mencoba memeriksa organ intim kedua anaknya. Saat memeriksa, sang ibu kaget melihat organ intim kedua anaknya.
“Saya tahu waktu saya pulang dari pasar dan melihat organ intim anak yang paling kecil (AS), setelah saya periksa ternyata sudah menganga dan sobek sampai ke dubur,” kata Sang Ibu
Sementara pada putri pertamanya AR, seminggu setelah kejadian, daging organ intimnya tampak keluar, seperti seseorang yang habis melahirkan.
Dugaan Polisi Merekayasa Tersangka
Sementara itu, Jika melihat kasus dari pihak kepolisian, Kasat Reskrim Polres Baubau Iptu Taufik Frida Mustofa mengatakan pihaknya sudah melakukan penyelidikan setelah adanya laporan masuk dari ibu korban tersebut.
Pihak kepolisian juga mengaku tidak ada kesalahan dalam proses penetapan tersangka, mereka berdalih penetapan tersangka sudah sesuai prosedur. Mereka mengatakan pihak kepolisian mempunyai empat alat bukti.
Saat ini, Pihak keluarga melalui kuasa hukum mengajukan praperadilan ke Pengadilan Negeri Baubau terhadap penetapan status tersangka AP.
Komentar warganet
Melihat viralnya kasus tersebut, banyak warganet yang merasa iba terhadap peristiwa yang menimpa keluarga korban, mereka mempertanyakan mengapa pihak kepolisian yang seharusnya membantu keluarga korban justru menjadikan kakak korban sebagai tersangka. Banyak juga dari mereka yang berharap kasus ini agar diusut sampai tuntas, agar pelaku bisa mendapat efek jera.
"
Nggak kebayang jadi ibunya korban ya ampun dua putrinya diperkosa malah ketika melapor putra sulungnya yang dijadikan tersangka padahal nggak, ngeri emg," tulis @hnywntbsa melalui kolom komentar twitter @projectm_org
"Prosedurnya gimana dah kok asal tangkap? apa jangan2 salah satu dari 7 org pelaku adalah keluarga seragam coklat? Upsss," tulis @andikwahyu.r
"
Hukum cuma ditegakan kalau si korban anaknya petinggi ormas sampai menteri2 turun tangan Kalau ini pasti gak ada yg peduli," tulis @garislunak19
"Bapak yang terhormat @DivHumas_Polri @ListyoSigitP tolong bantu kasus ini. Jangan sampai udah viral dimana2 baru bergerak.. Saya takut keselamatan ibu dan anak2nya tambah terancam pak. Apalagi mereka punya suntikan dan senjata. Polisi disana spt main2," tulis @Ogell20
"@ListyoSigitP @DprdBaubau Ada warganya yg merasa terancam dan sedang sulit mencari keadilan. Tolong tindak lanjutnya bapak" yg terhormat. Masyarakat sabang-merauke sedang menyorot perkembangan kasus ini.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)