Ilustrasi. (Foto: Medcom.id)
Ilustrasi. (Foto: Medcom.id)

BPPTKG Sesalkan Tindakan Relawan Naik ke Puncak Gunung Merapi

Ahmad Mustaqim • 29 November 2020 10:28
Yogyakarta: Sebuah video singkat berisi visual kawah Gunung Merapi jadi perbincangan di dunia maya. Video berdurasi sekitar 30 detik pada 27 November 2020 itu direkam pendaki yang naik ke puncak Gunung Merapi saat berstatus siaga. 
 
Balai Penyelidikan dan Pengamatan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta pun menyayangkan hal itu. Meski dilakukan relawan dengan dalih pengamatan, tak sepatutnya aksi tersebut terjadi.
 
Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG, Agus Budi Santoso, menilai tindakan para relawan berbahaya.

"Selain membahayakan yang bersangkutan, juga menimbulkan kegaduhan di masyarakat," kata Agus, Sabtu, 28 November 2020. 
 
Baca juga: Pergeseran Metode Visualisasi Aktivitas Gunung Merapi
 
Salah satu alasan relawan itu mendaki dikabarkan untuk membantu kegiatan pemantauan aktivitas Gunung Merapi. Meski begitu, BPPTKG merasa upaya 'membantu' tersebut tetap tak bisa dibenarkan. 
 
"Stasiun pemantauan yang di puncak memang rusak akibat lontaran erupsi. Tapi tidak terlalu mengganggu," kata dia. 
 
Agus mengatakan, pemantauan aktivitas Gunung Merapi telah memakai teknologi terbaru. Mulai penggunaan pesawat tanpa awak (drone) dan satelit. Ia berpandangan, seluruh peralatan pemantauan aktivitas Gunung Merapi sudah cukup untuk memberikan informasi ke publik.
 
"Metode visual sudah cukup memadai sehingga tidak diperlukan misi ke puncak yang sangat berbahaya. Kejadian kemarin tidak bisa dibenarkan karena dapat membahayakan diri sendiri," ungkapnya.
 
Baca juga: Kisah Pedagang yang Sukses Kembangkan Bisnis Saat Pandemi
 
Ia mencontohkan guguran yang meruntuhkan kubah lava tinggalan 1954 pada Minggu, 22 November 2020. Menurut dia, pendakian dalam situasi gunung berstatus siaga tak dibenarkan meski alasan mitigasi. 
 
"Guguran dinding kawah pada lava 1954 yang disebut sebagai kejadian luar biasa karena volume yang runtuh cukup besar, dan kejadian tersebut mengubah morfologi puncak. Kami sangat tidak menyarankan ada misi apa pun ke puncak Gunung Merapi meskipun dengan alasan mitigasi karena kondisi saat ini masih sangat berbahaya," tegasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan