Mataram: Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencatat sebanyak 11.980 keluarga di Mataram saat ini terdata berisiko memiliki balita kerdil atau stunting.
"Sebanyak 11.980 keluarga berisiko stunting itu tersebar di enam kecamatan," kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2BK) Kota Mataram, H Moh Carnoto, di Mataram, Rabu, 23 November 2022.
Carnoto merinci 11.980 keluarga di enam kecamatan itu meliputi, Kecamatan Ampenan berjumlah 2.537 keluarga, Kecamatan Mataram 1.715 keluarga, Kecamatan Cakranegara 1.667 keluarga, Kecamatan Sekarbela 1.850 keluarga, Kecamatan Selaparang 1.789 keluarga beresiko stunting, dan Kecamatan Sandubaya memiliki keluarga beresiko stunting 2.422.
"Sebanyak 11.980 keluarga itu dinilai berisiko stunting karena masuk kriteria 4T yakni terlalu dekat (jarak kelahiran), terlalu sering (melahirkan), terlalu muda (hamil), dan terlalu tua (hamil)," jelas Carnoto.
Terkait dengan itu, untuk menangani 11.980 keluarga berisiko stunting itu, DP2KB menurunkan tim pendamping keluarga (TPK) agar keluarga berisiko ini tidak melahirkan anak-anak yang stunting.
"Kita punya pendamping ini jumlahnya 391 tim, satu tim terdiri dari PPK, kader dan tenaga kesehatan. Peran mereka kita maksimalkan agar fokus melakukan pencegahan," ungkapnya.
Selain itu, upaya pencegahan lain yang dilakukan DP2KB adalah dengan memaksimalkan fungsi Kampung Keluarga Berkualitas (KB) sebagai wadah pengendalian melalui program pemberdayaan keluarga.
Harapannya keluarga yang berisiko stunting itu tidak melahirkan anak-anak yang stunting dan itu menjadi tugas DP2KB untuk mencegah keluarga yang beresiko stunting ini tidak melahirkan anak-anak yang stunting.
"Kalau yang sudah stunting akan ditangani, OPD lain seperti Dinas Kesehatan dengan pemberian makanan tambahan," ujarnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Mataram: Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (
NTB), mencatat sebanyak 11.980 keluarga di Mataram saat ini terdata berisiko memiliki balita kerdil atau
stunting.
"Sebanyak 11.980 keluarga berisiko stunting itu tersebar di enam kecamatan," kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2BK) Kota Mataram, H Moh Carnoto, di Mataram, Rabu, 23 November 2022.
Carnoto merinci 11.980 keluarga di enam kecamatan itu meliputi,
Kecamatan Ampenan berjumlah 2.537 keluarga, Kecamatan Mataram 1.715 keluarga, Kecamatan Cakranegara 1.667 keluarga, Kecamatan Sekarbela 1.850 keluarga, Kecamatan Selaparang 1.789 keluarga beresiko stunting, dan Kecamatan Sandubaya memiliki keluarga beresiko stunting 2.422.
"Sebanyak 11.980 keluarga itu dinilai berisiko stunting karena masuk kriteria 4T yakni terlalu dekat (jarak kelahiran), terlalu sering (melahirkan), terlalu muda (hamil), dan terlalu tua (hamil)," jelas Carnoto.
Terkait dengan itu, untuk menangani 11.980 keluarga berisiko stunting itu, DP2KB menurunkan tim pendamping keluarga (TPK) agar keluarga berisiko ini tidak melahirkan anak-anak yang stunting.
"Kita punya pendamping ini jumlahnya 391 tim, satu tim terdiri dari PPK, kader dan tenaga kesehatan. Peran mereka kita maksimalkan agar fokus melakukan pencegahan," ungkapnya.
Selain itu, upaya pencegahan lain yang dilakukan DP2KB adalah dengan memaksimalkan fungsi Kampung Keluarga Berkualitas (KB) sebagai wadah pengendalian melalui program pemberdayaan keluarga.
Harapannya keluarga yang berisiko stunting itu tidak melahirkan anak-anak yang stunting dan itu menjadi tugas DP2KB untuk mencegah keluarga yang beresiko stunting ini tidak melahirkan anak-anak yang stunting.
"Kalau yang sudah stunting akan ditangani, OPD lain seperti Dinas Kesehatan dengan pemberian makanan tambahan," ujarnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)