Ponorogo: Tim Satreskrim Polres Ponorogo mengunjungi kompleks lingkungan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) di Desa Gontor Kecamatan Mlarak, Ponorogo, Jawa Timur.
Kedatangan korps Bhayangkara ke ponpes tersebut untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), atas kasus dugaan penganiayaan yang menyebabkan santri di Pondok Gontor itu meninggal. Petugas kepolisian melakukan pra rekonstruksi sebanyak 50 adegan.
“Tadi pagi hingga siang anggota melakukan olah TKP. Total ada 50 adegan sudah dirangkum dari awal sampai yang terakhir di IGD rumah sakit yang berada di lingkungan pondok,” kata Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo, Selasa, 6 September 2022.
Lokasi olah TKP, kata Catur, salah satunya di tempat yang digunakan untuk kegiatan pramuka. Sebelum kejadian dugaan penganiayaan itu, ada kegiatan pramuka yang melibatkan banyak santri.
Di tempat lainnya, petugas kembali melakukan pemeriksaan 2 saksi baru yang merupakan dari staf IGD rumah sakit yang ada di lingkungan pondok.
“Jadi hingga saat ini, kita sudah memeriksa 1 saksi, terbaru 2 staf IGD dari rumah sakit yang berada di lingkungan pondok,” ungkap mantan Kapolres Batu itu.
Dari keterangan saksi-saksi yang telah diperiksa, penyebab terjadinya dugaan tindak pidana penganiayaan itu karena kesalahpahaman korban dengan santri senior.
Selain itu, sebenarnya bukan hanya almarhum Albar Mahdi yang menjadi korban penganiayaan. Masih ada 2 korban lagi, namun hanya mengalami luka-luka dan tidak mengakibatkan meninggal dunia.
“Motif masih akan kita dalami lagi. Yang jelas dugaan penganiayaan ini dipicu karena kesalahpahaman. Korban penganiayaan ada 3 anak, namun santri adal Palembang hingga meninggal, sementara 2 santri lainnya hanya mengalami luka-luka,” jelasnya.
Ponorogo: Tim Satreskrim Polres Ponorogo mengunjungi kompleks lingkungan Pondok Modern
Darussalam Gontor (PMDG) di Desa Gontor Kecamatan Mlarak, Ponorogo, Jawa Timur.
Kedatangan korps Bhayangkara ke ponpes tersebut untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), atas kasus dugaan penganiayaan yang menyebabkan santri di Pondok Gontor itu meninggal. Petugas kepolisian melakukan pra rekonstruksi sebanyak 50 adegan.
“Tadi pagi hingga siang anggota melakukan olah TKP. Total ada 50 adegan sudah dirangkum dari awal sampai yang terakhir di IGD rumah sakit yang berada di lingkungan pondok,” kata Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo, Selasa, 6 September 2022.
Lokasi olah TKP, kata Catur, salah satunya di tempat yang digunakan untuk kegiatan pramuka. Sebelum kejadian
dugaan penganiayaan itu, ada kegiatan pramuka yang melibatkan banyak santri.
Di tempat lainnya, petugas kembali melakukan pemeriksaan 2 saksi baru yang merupakan dari staf IGD rumah sakit yang ada di lingkungan pondok.
“Jadi hingga saat ini, kita sudah memeriksa 1 saksi, terbaru 2 staf IGD dari rumah sakit yang berada di lingkungan pondok,” ungkap mantan Kapolres Batu itu.
Dari keterangan saksi-saksi yang telah diperiksa, penyebab terjadinya dugaan tindak pidana penganiayaan itu karena
kesalahpahaman korban dengan santri senior.
Selain itu, sebenarnya bukan hanya almarhum Albar Mahdi yang menjadi korban penganiayaan. Masih ada 2 korban lagi, namun hanya mengalami luka-luka dan tidak mengakibatkan meninggal dunia.
“Motif masih akan kita dalami lagi. Yang jelas dugaan penganiayaan ini dipicu karena kesalahpahaman. Korban penganiayaan ada 3 anak, namun santri adal Palembang hingga meninggal, sementara 2 santri lainnya hanya mengalami luka-luka,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)