Demak: Desa Morodemak, Kecamatan Bonang, Demak, Jawa Tengah (Jateng) terendam banjir rob atau air laut pasang setinggi 30 sentimeter hingga hampir 1 meter. Warga di sana melakukan berbagai upaya agar bisa tetap tinggal di tanah kelahirannya.
Banjir yang merendam jalan dan ratusan rumah warga di Desa Morodemak membuat aktivitas warga terganggu. Apabila banjir mencapai ketinggian setengah meter, batas antara jalan dan muara laut Jawa menjadi tidak terlihat.
Warga mencoba bertahan dengan melakukan berbagai upaya. Mereka menanam pohon mangrove sebagai penahan abrasi. Selain itu, rumah dan jalanan pun ditinggikan.
"Mau tidak mau meninggikan rumah, jalan ditinggikan hanya begitu. Kalau disuruh pindah enggak mau, ini tempat kelahiran soalnya," jelas Ketua RT 5 Desa Morodemak Sukir dalam tayangan Metro Siang di Metro TV, Rabu, 25 Agustus 2021.
Di desa Morodemak terdapat 60 kepala keluarga yang rumahnya terendam, namun tidak semua mampu untuk meninggikan rumahnya. Warga yang belum bisa meninggikan rumahnya bergantung kepada pohon mangrove yang sudah ditanam sejak puluhan tahun lalu agar tidak terjadi abrasi pantai.
Banjir rob memang merendam Desa Morodemak setiap tahunnya. Siklus air rob biasanya mulai datang saat pagi dan menjelang malam. "Air naik itu pagi sama sore," kata Warga Desa Morodemak Masrukan.
Dua desa lain di Kecamatan Bonang yang juga terendam air rob adalah Desa Margolinduk dan Desa Purworejo. Terhitung selama dua tahun terakhir banjir rob setiap hari merendam desa desa tersebut. (Widya Finola Ifani Putri)
Demak: Desa Morodemak, Kecamatan Bonang, Demak, Jawa Tengah (Jateng) terendam banjir rob atau air laut pasang setinggi 30 sentimeter hingga hampir 1 meter. Warga di sana melakukan berbagai upaya agar bisa tetap tinggal di tanah kelahirannya.
Banjir yang merendam jalan dan ratusan rumah warga di Desa Morodemak membuat aktivitas warga terganggu. Apabila banjir mencapai ketinggian setengah meter, batas antara jalan dan muara laut Jawa menjadi tidak terlihat.
Warga mencoba bertahan dengan melakukan berbagai upaya. Mereka menanam pohon mangrove sebagai penahan abrasi. Selain itu, rumah dan jalanan pun ditinggikan.
"Mau tidak mau meninggikan rumah, jalan ditinggikan hanya begitu. Kalau disuruh pindah enggak mau, ini tempat kelahiran soalnya," jelas Ketua RT 5 Desa Morodemak Sukir dalam tayangan Metro Siang di Metro TV, Rabu, 25 Agustus 2021.
Di desa Morodemak terdapat 60 kepala keluarga yang rumahnya terendam, namun tidak semua mampu untuk meninggikan rumahnya. Warga yang belum bisa meninggikan rumahnya bergantung kepada pohon mangrove yang sudah ditanam sejak puluhan tahun lalu agar tidak terjadi abrasi pantai.
Banjir rob memang merendam Desa Morodemak setiap tahunnya. Siklus air rob biasanya mulai datang saat pagi dan menjelang malam. "Air naik itu pagi sama sore," kata Warga Desa Morodemak Masrukan.
Dua desa lain di Kecamatan Bonang yang juga terendam air rob adalah Desa Margolinduk dan Desa Purworejo. Terhitung selama dua tahun terakhir banjir rob setiap hari merendam desa desa tersebut. (
Widya Finola Ifani Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MBM)
