Surabaya: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur (Jatim) memetakan delapan daerah rawan tsunami kategori tinggi. Pemetaan ini dilakukan menyusul adanya potensi tsunami di Jatim oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Delapan daerah itu adalah Kabupaten Jember, Banyuwangi, Lumajang, Malang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, dan Pacitan," kata Plt Kalaksa BPBD Jatim, Yanuar Rachmadi, dikonfirmasi, Jumat, 4 Juni 2021.
Selain stunami, delapan daerah tersebut juga berpotensi dilanda gempa besar. Untuk mengantisipasinya, Yanuar mengatakan Jatim memiliki alat untuk mendeteksi gempa tersebar di pesisir pantai Jatim.
"Misalnya alat Early Warning System (EWS). Teknologi ini ada, di pesisir pantai, ada yang milik BMKG, ada yang milik kabupaten/kota," papar dia.
Yanuar memastikan alat tersebut berfungsi dengan baik. Hal ini terbukti saat Kabupaten Malang dan Blitar terjadi gempa bumi, dimana EWS langsung berbunyi sebagai tanda terjadi gempa bumi.
Baca: BMKG Ramalkan Gempa Kuat di Jatim, Pakar ITS: Tanda Harus Siaga
Meski demikian, Yanuar mengimbau masyarakat tetap waspada dan memanfaatkan kearifan lokal masing-masing. Tujuannya untuk mengetahui potensi bencana yang akan terjadi. Salah satunya warga harus mengerti gerak-gerik satwa yang ada.
"Gempa ini tidak bisa diprediksi kapan terjadinya. Namun satwa akan selalu menunjukkan gelagat aneh kalau mau ada bencana, biasanya yang tersembunyi malah menampakkan diri. Dengan antisipasi ini, masyarakat setidaknya lebih siap siaga," harap dia.
BPBD Jatim sendiri, lanjut Yanuar, telah melakukan berbagai sosialisasi kepada masyarakat yang berada di titik rawan bencana. Di antaranya mengajak masyarakat untuk mengetahui risiko bencana di sekitarnya, melakukan simulasi evakuasi bencana, dan memasang rambu bencana.
"Sejak tahun 2019 kita gencarkan Destana (Desa Tangguh Bencana). Mengajak masyarakat juga menjaga hutan mangrove, dan yang terpenting, masyarakat harus harmoni dengan alam," beber dia.
Surabaya: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur (Jatim) memetakan delapan daerah rawan
tsunami kategori tinggi. Pemetaan ini dilakukan menyusul adanya potensi tsunami di Jatim oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
BMKG).
"Delapan daerah itu adalah Kabupaten Jember, Banyuwangi, Lumajang, Malang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek, dan Pacitan," kata Plt Kalaksa BPBD Jatim, Yanuar Rachmadi, dikonfirmasi, Jumat, 4 Juni 2021.
Selain stunami, delapan daerah tersebut juga berpotensi dilanda gempa besar. Untuk mengantisipasinya, Yanuar mengatakan Jatim memiliki alat untuk mendeteksi gempa tersebar di pesisir pantai Jatim.
"Misalnya alat Early Warning System (EWS). Teknologi ini ada, di pesisir pantai, ada yang milik BMKG, ada yang milik kabupaten/kota," papar dia.
Yanuar memastikan alat tersebut berfungsi dengan baik. Hal ini terbukti saat Kabupaten Malang dan Blitar terjadi gempa bumi, dimana EWS langsung berbunyi sebagai tanda terjadi gempa bumi.
Baca:
BMKG Ramalkan Gempa Kuat di Jatim, Pakar ITS: Tanda Harus Siaga
Meski demikian, Yanuar mengimbau masyarakat tetap waspada dan memanfaatkan kearifan lokal masing-masing. Tujuannya untuk mengetahui potensi bencana yang akan terjadi. Salah satunya warga harus mengerti gerak-gerik satwa yang ada.
"Gempa ini tidak bisa diprediksi kapan terjadinya. Namun satwa akan selalu menunjukkan gelagat aneh kalau mau ada bencana, biasanya yang tersembunyi malah menampakkan diri. Dengan antisipasi ini, masyarakat setidaknya lebih siap siaga," harap dia.
BPBD Jatim sendiri, lanjut Yanuar, telah melakukan berbagai sosialisasi kepada masyarakat yang berada di titik rawan bencana. Di antaranya mengajak masyarakat untuk mengetahui risiko bencana di sekitarnya, melakukan simulasi evakuasi bencana, dan memasang rambu bencana.
"Sejak tahun 2019 kita gencarkan Destana (Desa Tangguh Bencana). Mengajak masyarakat juga menjaga hutan mangrove, dan yang terpenting, masyarakat harus harmoni dengan alam," beber dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SYN)