Ribuan buruh dari ring satu Jatim mulai memadati kantor Gubernur Jatim di Jalan Pahlawan Surabaya. (Medcom.id/Amal)
Ribuan buruh dari ring satu Jatim mulai memadati kantor Gubernur Jatim di Jalan Pahlawan Surabaya. (Medcom.id/Amal)

Buruh dan Mahasiswa se-Jatim Tuntut Pencabutan UU Omnibus Law

Amaluddin • 01 Mei 2024 17:47
Surabaya: Ratusan massa gabungan buruh dan mahasiswa menggelar aksi peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu, 1 Mei 2024. Mereka menyuarakan beberapa tuntutan, salah satunya mendesak pemerintah agar mencabut Omnibus Law UU Cipta Kerja dan PP turunannya, dan meminta setop PHK dan pemberangusan serikat buruh.
 
"Kami melihat banyak hak buruh yang terabaikan, sejak disahkannya UU Cipta Kerja Omnibus Law. Hak buruh direbut oleh Undang-Undang Omnibus Law," kata perwakilan dari Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Endang Laksanawati, dalam orasinya.
 
Endang mengatakan gelaran aksi mayday yang terdiri dari buruh dan mahasiswa itu bernama Barisan Rakyat Anti Penindasan (Bara Api). Juga ada massa dari KASBI, dan lainnya.

Pantauan di lokasi, mereka membawa beberapa bendera, mulai dari Merah Putih Indonesia, bendera kelompok buruh, hingga bendera yang bergambar logo kampus dan logo organisasi pergerakan.
 
Baca: Ratusan Buruh di jepara Protes Gugatan Apindo ke PTUN

Massa dari mahasiswa kompak mengenakan jas almamater dari masing-masing Kampus. Mulai dari Universitas Airlangga (Unair), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) hingga Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur.
 
Dalam aksinya, mereka bergantian melangsungkan orasi. Salah satu orasinya meneriakkan kesejahteraan buruh, mendesak pemerintah agar hak-hak ketenagakerjaan, kesehatan hingga pendidikan dipenuhi.
 
Kemudian, meminta untuk memberlakukan upah layak nasional secara adil. Menolak sistem kerja kontrak, outsourcing, sistem kerja magang. Menolak diskriminasi dan SARA di tempat kerja.
 
"Kami juga minta pemerintah terhadap perlindungan buruh perempuan. Sehingga memberlakukan cuti ayah atau buruh pria saat istri melahirkan," kata Endang.
 
Tak hanya itu, mereka juga meminta pendidikan gratis, keadilan kerja bagi disabilitas, dan memberdayakan UMKM. Mereka juga mendesak pengesahan UU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT), perlindungan hak buruh perkebunan, perikanan dan migran.
 
"Kami juga minta agar ada pengangkatan seluruh pegawai honorer di pemerintahan menjadi pegawai tetap. Menstabilkan harga sembako, menolak kenaikan BBM, penggusuran tanah, dan menegakkan demokrasi. Kami juga menolak kriminalisasi aktivis, tenaga kesehatan, dan jurnalis," pungkasnya.
 
Para buruh ini datang dari daerah ring satu Jawa Timur, mulai Mojokerto, Jombang, Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Lamongan, dan lainnya.
 
Pantau di lokasi, ada puluhan mobil komando yang terparkir di sepanjang Jalan Pahlawan. Kemudian ratusan kendaraan roda dua juga tampak memenuhi kantong parkir yang berada di kawasan Jalan Pahlawan.
 
Sementara, ribuan pendomo yang baru tiba di Jalan Pahlawan langsung mengambil pososi di depan gedung kantor gubernur untuk segera melakukan orasi. Massa aksi itu tampak membawa pernak-pernik bertuliskan 'Tolak Upah Murah' juga dibawa oleh massa buruh perempuan. 
 
Kemudian juga sejumlah aspirasi tuntutan tentang penolakan omnibus law hingga outsourcing. "Revolusi - revolusi - revolusi. Tolak upah murah, lawan omnibus law," teriak para massa aksi sembari menata barisan.
 
Sementara itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim telah menyiapkan panggung khusus untuk peringatan Hari Buruh Internasional kali ini. Di panggung itu, ada backdrop bergambarkan foto Penjabat (Pj) Gubernur Jatim, Adhy Karyono.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan