Sosialisasi program Pendidikan Jabar Masagi oleh Dinas Pendidikan Pemprov Jawa Barat untuk pengajar maupun siswa. Foto; Istimewa
Sosialisasi program Pendidikan Jabar Masagi oleh Dinas Pendidikan Pemprov Jawa Barat untuk pengajar maupun siswa. Foto; Istimewa

Program Pendidikan Jabar Masagi Dinilai Dapat Mencegah Pengaruh Budaya Negatif

P Aditya Prakasa • 27 Oktober 2023 14:17
Bandung: Program pendidikan Jawa Barat (Jabar) Masagi dinilai telah memberikan dampak positif untuk sekolah tingkat SMA/SMK/SLB, dan madrasah. Selain untuk siswa, program tersebut juga membangun aspek karakter dan keterampilan untuk para pengajar di sekolah.
 
Pengawas SMK cabang dinas pendidikan wilayah 9, Winarmo mengatakan, program Jabar Masagi yang mengajarkan kerja gotong royong, memanusiakan manusia melalui nilai-nilai kearifan, dan potensi budaya lokal yang dilakukan pelajar serta pengajar di Jawa Barat terbukti nyata bisa meningkatkan persentase kualitas pendidikan.
 
"Sebelum adanya program Jabar Masagi, praktik-praktik baik untuk mengedepankan pembelajaran yang berbasis pada proyek fast learning, keteladanan, karakter, kolaborasi, dan sebagainya belum muncul," ujar Winarmo, di Bandung, Jumat 27 Oktober 2023.

Perubahan yang sangat positif ini juga menjadikannya yakin jika komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam mengimplementasikan life skills pendidikan abad 21 cukup berhasil. Apalagi Program Jabar Masagi juga turut mengimplementasikan program Kemendikbud Ristek terkait P5.
 
"Terbukti, bahwa P5 yang sekarang digaungkan oleh Kemendikbud Ristek itu pun menurut saya sudah masuk dalam bagian dan cerminan Program Jabar Masagi," kata dia.
 
Baca: Jabar Luncurkan 3 Kurikulum Baru, Diterapkan Mulai Tahun Ajaran 2022/2023

Dia menjelaskan, Jabar Masagi telah mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Pusat, yaitu Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Program Jabar Masagi pun direncanakan akan direplikasi secara nasional.
 
Kurikulum Masagi sendiri merupakan sebuah model implementasi kurikulum nasional yang berbasis nilai-nilai budaya lokal. Hal ini berarti Kurikulum Masagi bukan merupakan kurikulum tandingan kurikulum nasional, melainkan sebuah diversifikasi kurikulum yang disesuaikan dengan budaya lokal.
 
"Kami rasa perlu dilanjutkan, karena lewat program Jabar Masagi ini, kita bisa mencegah, mempertahankan, dan juga mengenalkan budaya lokal kepada anak-anak sekarang. Sehingga mereka tidak terlalu terkontaminasi dan menggandrungi budaya dari luar," kata dia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan