Bandung: Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin akan melaporkan hasil evaluasi PPDB tahap pertama ke Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristekdikti), Nadiem Makarim. Terutama terkait kasus kartu keluarga (KK) palsu karena masih masih adanya label sekolah favorit.
Bey mengatakan, selama proses PPDB Jabar tahap pertama yang telah selesai, terdapat kecurangan berupa pemalsuan KK ditemukan di beberapa sekolah yang labelnya masih favorit seperti di SMAN 3 dan SMAN 5 Kota Bandung.
"Kami akan laporkan ke Kemendikbudristekdikti bahwa tujuan zonasi itu untuk memeratakan sekolah kan asalnya tapi ternyata paradigma itu masih tidak bisa, tidak mudah merubah sekolah favorit," kata Bey di Bandung, Selasa, 25 Juni 2024.
Bey menuturkan, para orangtua calon peserta didik baru masih banyak menginginkan anaknya bersekolah yang masih berlabel favorit. Padahal, lanjut Bey, sistem zonasi tersebut untuk pemerataan pendidikan di Indonesia.
"Jadi orangtua masih ingin anak-anaknya bersekolah di sekolah favorit itu. Nah kami ingin melaporkan semua karena ini keputusannya pemerintah pusat dan kami hanya menjalankan aturan," bebernya.
Bey pun memastikan, jika Disdik Jabar telah menganulir para calon peserta didik baru yang kedapatan menggunakan KK palsu dalam proses PPDB tahap pertama. Peserta didik yang dianulir tersebut berdasarkan verifikasi ulang oleh satuan pendidikan dengan melihat langsung alamat domisili peserta.
"Zonasi segala macam, aturan, KK, KTP dan lainnya, kini terpaksa dianulir karena itu. Karena ditemukan kecurangan karena tidak tinggal di situ," tegas Bey.
Bandung: Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin akan melaporkan hasil evaluasi
PPDB tahap pertama ke Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristekdikti), Nadiem Makarim. Terutama terkait kasus kartu keluarga (KK) palsu karena masih masih adanya label sekolah favorit.
Bey mengatakan, selama proses
PPDB Jabar tahap pertama yang telah selesai, terdapat kecurangan berupa pemalsuan KK ditemukan di beberapa sekolah yang labelnya masih favorit seperti di SMAN 3 dan SMAN 5 Kota Bandung.
"Kami akan laporkan ke Kemendikbudristekdikti bahwa tujuan zonasi itu untuk memeratakan sekolah kan asalnya tapi ternyata paradigma itu masih tidak bisa, tidak mudah merubah sekolah favorit," kata Bey di Bandung, Selasa, 25 Juni 2024.
Bey menuturkan, para orangtua calon peserta didik baru masih banyak menginginkan anaknya bersekolah yang masih berlabel favorit. Padahal, lanjut Bey, sistem zonasi tersebut untuk pemerataan pendidikan di Indonesia.
"Jadi orangtua masih ingin anak-anaknya bersekolah di sekolah favorit itu. Nah kami ingin melaporkan semua karena ini keputusannya pemerintah pusat dan kami hanya menjalankan aturan," bebernya.
Bey pun memastikan, jika Disdik Jabar telah menganulir para calon peserta didik baru yang kedapatan menggunakan KK palsu dalam proses PPDB tahap pertama. Peserta didik yang dianulir tersebut berdasarkan verifikasi ulang oleh satuan pendidikan dengan melihat langsung alamat domisili peserta.
"Zonasi segala macam, aturan, KK, KTP dan lainnya, kini terpaksa dianulir karena itu. Karena ditemukan kecurangan karena tidak tinggal di situ," tegas Bey.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)