Jepara: Tingginya angka anak putus sekolah di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menjadi perhatian Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat. Politisi Partai NasDem itu mengaku prihatin dengan kondisi tersebut.
“Tidak hanya angka anak putus sekolah, angka pernikahan dini juga tinggi, perceraian tinggi, dan kemarin cukup mengkhawatirkan angka AIDS juga tinggi. Itu menjadi bahan diskusi kami di Fraksi NasDem,” ujar Lestari yang biasa disapa Rerie, Selasa, 7 November 2023.
Menurutnya, untuk menekan angka kasus-kasus tersebut, kuncinya ada di pendidikan. Sekolah gratis dari pemerintah harus dimanfaatkan oleh masyarakat. Itu sebabnya, Rerie meminta kepada orang tua untuk mendorong dan memacu semangat belajar putra-putrinya.
“Sekolah itu sekarang gratis, tapi (anak-anak) malas, tidak mau melihat pentingnya sekolah dan orangtua tidak mau mendorong. Memang tidak bisa dinafikan faktor kemiskinan tetap ada,” kata Rerie.
Berdasarkan hasil survei sosial ekonomi nasional (Susenas) 2019 di Kota Ukir terdapat 17 ribu anak putus sekolah. Saat ini merujuk pada data di Pusdatin Kemendikbud saat ini di Kabupaten Jepara terdapat 5.230 ATS.
Ada tiga jenis anak putus sekolah, yaitu anak tidak pernah sekolah. Kemudian anak putus sekolah tanpa menyelesaikan jenjang sekolah. Serta, putus sekolah karena tidak melanjutkan jenjang lebih tinggi.
Jepara: Tingginya angka anak putus sekolah di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, menjadi perhatian Wakil Ketua MPR RI,
Lestari Moerdijat. Politisi
Partai NasDem itu mengaku prihatin dengan kondisi tersebut.
“Tidak hanya angka anak putus sekolah, angka pernikahan dini juga tinggi, perceraian tinggi, dan kemarin cukup mengkhawatirkan angka AIDS juga tinggi. Itu menjadi bahan diskusi kami di Fraksi NasDem,” ujar Lestari yang biasa disapa Rerie, Selasa, 7 November 2023.
Menurutnya, untuk menekan angka kasus-kasus tersebut, kuncinya ada di pendidikan. Sekolah gratis dari pemerintah harus dimanfaatkan oleh masyarakat. Itu sebabnya, Rerie meminta kepada orang tua untuk mendorong dan memacu semangat belajar putra-putrinya.
“Sekolah itu sekarang gratis, tapi (anak-anak) malas, tidak mau melihat pentingnya sekolah dan orangtua tidak mau mendorong. Memang tidak bisa dinafikan faktor kemiskinan tetap ada,” kata Rerie.
Berdasarkan hasil survei sosial ekonomi nasional (Susenas) 2019 di Kota Ukir terdapat 17 ribu anak putus sekolah. Saat ini merujuk pada data di Pusdatin Kemendikbud saat ini di Kabupaten Jepara terdapat 5.230 ATS.
Ada tiga jenis anak putus sekolah, yaitu anak tidak pernah sekolah. Kemudian anak putus sekolah tanpa menyelesaikan jenjang sekolah. Serta, putus sekolah karena tidak melanjutkan jenjang lebih tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)