Purwakarta: Tersangka penyebab kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 91, Purwakarta, Jawa Barat, Suhana (S), mengaku hanya bertugas membawa truk berikut isinya. Dia tak menduga truk yang dikemudikan kelebihan muatan.
"Saya terima membawa saja sebagai sopir," kata S, saat Breaking News Metro TV, Rabu, 4 September 2019.
Saat ditanya soal berat muatan, S sempat terdiam sejenak. Dia kemudian menjawab kendaraan yang dibawanya kelebihan muatan.
"Saya dengar-dengar 37 ton," singkat dia.
Suhana menerangkan membawa muatan berupa pasir dari Gunung Pengantin, Cianjur, Jawa Barat, menuju Karawang Timur, Karawang, Jawa Barat. S kembali memastikan bukan kendaraannya yang mengalami rem blong, melainkan rekannya, DH.
"Kalau saya sudah tidak kuat untuk mengerem, magel, sampai over break sudah tidak bisa, keras, sudah tidak kuat (mengendalikan kendaraan)," jelasnya.
Dia menduga sulitnya mengendalikan kendaraan kala itu karena dorongan muatan. Selain itu kondisi jalan yang menurun juga membuat laju kendaraan semakin tidak terkendali.
Kecelakaan terjadi di Km 89 hingga Km 91 Tol Cipularang pada pukul 13.00 WIB, Senin, 2 September 2019. Sebanyak 21 kendaraan terlibat dalam kecelakaan tersebut, mulai dari truk, bus, hingga kendaraan pribadi. Delapan nyawa melayang dalam insiden itu.
Dalam insiden itu, S dan DH ditetapkan jadi tersangka. Namun DH gugur secara hukum, karena meninggal saat kecelakaan terjadi.
Purwakarta: Tersangka penyebab kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 91, Purwakarta, Jawa Barat, Suhana (S), mengaku hanya bertugas membawa truk berikut isinya. Dia tak menduga truk yang dikemudikan kelebihan muatan.
"Saya terima membawa saja sebagai sopir," kata S, saat
Breaking News Metro TV, Rabu, 4 September 2019.
Saat ditanya soal berat muatan, S sempat terdiam sejenak. Dia kemudian menjawab kendaraan yang dibawanya kelebihan muatan.
"Saya dengar-dengar 37 ton," singkat dia.
Suhana menerangkan membawa muatan berupa pasir dari Gunung Pengantin, Cianjur, Jawa Barat, menuju Karawang Timur, Karawang, Jawa Barat. S kembali memastikan bukan kendaraannya yang mengalami rem blong, melainkan rekannya, DH.
"Kalau saya sudah tidak kuat untuk mengerem,
magel, sampai
over break sudah tidak bisa, keras, sudah tidak kuat (mengendalikan kendaraan)," jelasnya.
Dia menduga sulitnya mengendalikan kendaraan kala itu karena dorongan muatan. Selain itu kondisi jalan yang menurun juga membuat laju kendaraan semakin tidak terkendali.
Kecelakaan terjadi di Km 89 hingga Km 91 Tol Cipularang pada pukul 13.00 WIB, Senin, 2 September 2019. Sebanyak 21 kendaraan terlibat dalam kecelakaan tersebut, mulai dari truk, bus, hingga kendaraan pribadi. Delapan nyawa melayang dalam insiden itu.
Dalam insiden itu, S dan DH ditetapkan jadi tersangka. Namun DH gugur secara hukum, karena meninggal saat kecelakaan terjadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)