Bandar Lampung: Sekitar 1.000 ojek online, baik Gojek maupun Gocar, 'menyerbu' kantor PT Gojek Indonesia Cabang Lampung di Jalan Wolter Monginsidi, Telukbetung Utara, Bandar Lampung, Kamis, 5 September 2019. Mereka menolak pemangkasan bonus atau insentif.
Peserta aksi yang tergabung dalam Gerakan Driver Online (Gedor) itu kecewa dengan keputusan manajemen Gojek.
Eko, 35, anggota Gedor, mengatakan pemotongan insentif sebesar 50 persen sangat memberatkan mitra. Eko melukiskan, sebelumnya mitra yang bisa mengumpulkan 30 poin akan mendapat insentif Rp160 ribu, tapi sekarang hanya Rp80 ribu.
"Kami menjadi mitra Gojek untuk menghidupi keluarga, tujuan kami berkumpul bukan untuk berkelahi, kami hanya ingin keadilan dan kebaikan hati dari manajemen untuk bertemu dengan kami," kata Eko berapi-api.
Terkait hal itu Head of Regional Corporate Affairs Gojek Lampung Teuku Parvinanda mengungkapkan pihaknya sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan mitra mereka. Menurutnya, pihak Gojek telah membahas hal itu lewat pertemuan rutin bersama mitra Gojek.
"Kami sudah sampaikan lewat diskusi di Kopdar Mitra Gojek, dalam forum tersebut mitra bisa menyampaikan langsung aspirasi dan masukan mereka," ujar Teuku saat dihubungi Lampost.co.
Ia menjelaskan penyesuaian insentif dilakukan agar Gojek dapat terus menjaga permintaan order dan keberlangsungan ekosistem Gojek. Hal itu berkaitan dengan pelaksanaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 12 dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 348 Tahun 2019, tentang tarif dasar dan tarif minimum.
"Penyesuaian skema insentif juga kami lakukan agar Gojek dapat terus melakukan berbagai inovasi, perbaikan sistem, standar pelayanan dan mendorong berbagai kegiatan promosi agar tetap menjadi platform pilihan publik," jelas dia.
Ia menambahkan, mitra pengemudi memegang peranan penting dalam perkembangan ekosistem Gojek khususnya di Lampung. Untuk itu pihaknya akan menerima masukan-masukan dari mitra pengemudi.
Bandar Lampung: Sekitar 1.000 ojek
online, baik Gojek maupun Gocar, 'menyerbu' kantor PT Gojek Indonesia Cabang Lampung di Jalan Wolter Monginsidi, Telukbetung Utara, Bandar Lampung, Kamis, 5 September 2019. Mereka menolak pemangkasan bonus atau insentif.
Peserta aksi yang tergabung dalam Gerakan Driver Online (Gedor) itu kecewa dengan keputusan manajemen Gojek.
Eko, 35, anggota Gedor, mengatakan pemotongan insentif sebesar 50 persen sangat memberatkan mitra. Eko melukiskan, sebelumnya mitra yang bisa mengumpulkan 30 poin akan mendapat insentif Rp160 ribu, tapi sekarang hanya Rp80 ribu.
"Kami menjadi mitra Gojek untuk menghidupi keluarga, tujuan kami berkumpul bukan untuk berkelahi, kami hanya ingin keadilan dan kebaikan hati dari manajemen untuk bertemu dengan kami," kata Eko berapi-api.
Terkait hal itu Head of Regional Corporate Affairs Gojek Lampung Teuku Parvinanda mengungkapkan pihaknya sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan mitra mereka. Menurutnya, pihak Gojek telah membahas hal itu lewat pertemuan rutin bersama mitra Gojek.
"Kami sudah sampaikan lewat diskusi di Kopdar Mitra Gojek, dalam forum tersebut mitra bisa menyampaikan langsung aspirasi dan masukan mereka," ujar Teuku saat dihubungi Lampost.co.
Ia menjelaskan penyesuaian insentif dilakukan agar Gojek dapat terus menjaga permintaan order dan keberlangsungan ekosistem Gojek. Hal itu berkaitan dengan pelaksanaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 12 dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 348 Tahun 2019, tentang tarif dasar dan tarif minimum.
"Penyesuaian skema insentif juga kami lakukan agar Gojek dapat terus melakukan berbagai inovasi, perbaikan sistem, standar pelayanan dan mendorong berbagai kegiatan promosi agar tetap menjadi platform pilihan publik," jelas dia.
Ia menambahkan, mitra pengemudi memegang peranan penting dalam perkembangan ekosistem Gojek khususnya di Lampung. Untuk itu pihaknya akan menerima masukan-masukan dari mitra pengemudi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)