Sampang: Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemkab Sampang, Jawa Timur, mengimbau agar warga hendaknya mengubur sapi mati yang terserang wabah penyakit mulut dan kuku. Warga diminta tidak membuang jasad sapi ke sungai atau tempat terbuka.
"Mohon kalau ada sapi mati jangan dibuang, karena akan menimbulkan bau busuk," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemkab Suyono, Jumat, di sungai Desa Sawah, Kecamatan Robatal, Sampang, Jumat, 17 Juni 2022.
Baca: Kota Tangerang Hentikan Sementara Akses Distribusi Ternak 26 Juni 2022
Berdasarkan dugaan petugas kepolisian Polsek Robatal dan dokter hewan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemkab Sampang Sampang, sapi mati yang dibuang ke sungai itu, karena wabah penyakit mulut dan kuku.
Dugaan itu, karena pada mulut sapi melepuh dan mengeluarkan cairan, sedangkan pada sebagian kuku sapi mengalami luka.
Menurut Suyono, sejak dua bulan lalu, memang ada warga yang melaporkan sapinya sakit dan sebagian di antaranya mati. Namun, kasus pembuangan sapi mati ke sungai, baru terjadi pertama kali.
"Karena itu, sekali lagi, kami minta agar dikubur, jangan dibuang ke sungai atau tempat terbuka," jelasnya.
Berdasarkan data yang dirilis koordinator tim kesehatan hewan pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemkab Sampang Uce Sugiarti, jumlah sapi yang dilaporkan bergejala seperti terserang wabah penyakit mulut dan kuku kini sudah lebih dari 200 ekor, tersebar di enam kecamatan.
Sampang: Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemkab Sampang, Jawa Timur, mengimbau agar warga hendaknya mengubur
sapi mati yang terserang wabah penyakit mulut dan kuku. Warga diminta tidak membuang jasad sapi ke sungai atau tempat terbuka.
"Mohon kalau ada sapi mati jangan dibuang, karena akan menimbulkan bau busuk," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemkab Suyono, Jumat, di sungai Desa Sawah, Kecamatan Robatal, Sampang, Jumat, 17 Juni 2022.
Baca:
Kota Tangerang Hentikan Sementara Akses Distribusi Ternak 26 Juni 2022
Berdasarkan dugaan petugas kepolisian Polsek Robatal dan dokter hewan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemkab Sampang Sampang, sapi mati yang dibuang ke sungai itu, karena wabah penyakit mulut dan kuku.
Dugaan itu, karena pada mulut sapi melepuh dan mengeluarkan cairan, sedangkan pada sebagian kuku sapi mengalami luka.
Menurut Suyono, sejak dua bulan lalu, memang ada warga yang melaporkan sapinya sakit dan sebagian di antaranya mati. Namun, kasus pembuangan sapi mati ke sungai, baru terjadi pertama kali.
"Karena itu, sekali lagi, kami minta agar dikubur, jangan dibuang ke sungai atau tempat terbuka," jelasnya.
Berdasarkan data yang dirilis koordinator tim kesehatan hewan pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Pemkab Sampang Uce Sugiarti, jumlah sapi yang dilaporkan bergejala seperti terserang wabah penyakit mulut dan kuku kini sudah lebih dari 200 ekor, tersebar di enam kecamatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DEN)