Balai Konservasi Borobudur selaku unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertugas di bidang konservasi dan pelestarian Candi Borobudur menduga mahalnya tiket masuk untuk membatasi pengunjung. Sebab telah terjadi keausan akibat tidak adanya pembatasan pengunjung.
Namun, Kepala Balai Konservasi Borobudur Wiwik Kasiyati menegaskan pemasalahan naik tidaknya harga tiket bukan kewenangan Balai Konservasi Borobudur.
“Kami hanya berkepentingan untuk mengubah paradigma yang ada sebelumnya dari mass tourism menjadi quality tourism, demi eksistensi Candi Borobudur itu sendiri” ujar Wiwik, 6 Juni 2022.
Baca juga: Pengunjung Candi Borobudur Masih Diakomodir Tiket Reguler
Mengutip laman BPS Kabupaten Magelang, sebelum pandemi covid-19, pada 2018 jumlah wisatawan berkunjung ke Candi Borobudur dalam setahun sebanyak 3.663,054 orang. Sementara pada 2019 mengalami kenaikan menjadi 3.747.757 orang.
Berdasarkan data tersebut, rata-rata kunjunga harian ke Candi Borobudur yang telah berusia 12 abad itu sekitar 10.035-1-0.267 orang. Padahal kajian tim ahli demi kelestarian dan keamanan, batas maksimal jumlah pengunjung yang ideal adalah 1.200 orang per hari.
Kunjungan pun dibatasi dengan pembagian sistem zonasi seperti bagian undak, selasar, lorong hingga puncak stupa sehingga beban tidak terpusat pada titik tertentu. (Yuki Pramudya/Muklis Effendi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id