Bandung: Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meminta data korban jiwa gempa bumi Cianjur sebaiknya mengacu pada pernyataan yang disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sebelumnya, Bupati Cianjur Herman Suherman menyebutkan angka terkait korban jiwa gempa bumi mencapai 600 orang.
"Terkait angka kematian akibat gempa Cianjur, kita pegang statement dari BNPB dulu, untuk dilakukan kroscek. Karena setiap hari yang dikutip media kan data BNPB," katanya di Cimahi, Selasa, 13 Desember 2022.
Menindaklanjuti pernyataan Bupati Cianjur, saat ini pihak dari BNPB sedang mendata ulang atau verifikasi angka korban meninggal gempa Cianjur. Kang Emil, sapaan karibnya menyebutkan, diperlukan sekitar dua hari untuk memverifikasi data Bupati Herman Suherman dengan yang dipegang BNPB.
"Jika pak bupati menyatakan lebih, tinggal menunggu waktu verifikasi BNPB. BNPB kan melaporkan yang dilaporkan, sementara pak bupati kan mengatakan ada yang tidak dilaporkan tapi meninggal dunia," ujarnya.
Setelah data korban gempa dikroscek akan langsung disampaikan ke publik. Emil menyampaikan, pihaknya tidak akan menutup-nutupi jumlah data korban tetapi kadang ada saja korban yang belum terdata.
"Kita tidak mau menutup-nutupi atau mengecilkan korban, tapi seringkali itu tadi, kata pak bupati ada yang tidak dilaporkan tetapi langsung dikuburkan," jelasnya.
Beberapa hari lalu, Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, pihaknya banyak mendapatkan laporan terkait warga yang meninggal akibat gempa, namun tak tercatat di data Pemkab Cianjur. Rata-rata korban yang tak terdata karena awalnya tidak melapor dan memilih langsung memakamkan sendiri anggota keluarganya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Bandung: Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meminta data
korban jiwa gempa bumi Cianjur sebaiknya mengacu pada pernyataan yang disampaikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sebelumnya, Bupati Cianjur Herman Suherman menyebutkan angka terkait korban jiwa gempa bumi mencapai 600 orang.
"Terkait angka kematian akibat gempa Cianjur, kita pegang statement dari
BNPB dulu, untuk dilakukan kroscek. Karena setiap hari yang dikutip media kan data BNPB," katanya di Cimahi, Selasa, 13 Desember 2022.
Menindaklanjuti pernyataan
Bupati Cianjur, saat ini pihak dari BNPB sedang mendata ulang atau verifikasi angka korban meninggal gempa Cianjur. Kang Emil, sapaan karibnya menyebutkan, diperlukan sekitar dua hari untuk memverifikasi data Bupati Herman Suherman dengan yang dipegang BNPB.
"Jika pak bupati menyatakan lebih, tinggal menunggu waktu verifikasi BNPB. BNPB kan melaporkan yang dilaporkan, sementara pak bupati kan mengatakan ada yang tidak dilaporkan tapi meninggal dunia," ujarnya.
Setelah data korban gempa dikroscek akan langsung disampaikan ke publik. Emil menyampaikan, pihaknya tidak akan menutup-nutupi jumlah data korban tetapi kadang ada saja korban yang belum terdata.
"Kita tidak mau menutup-nutupi atau mengecilkan korban, tapi seringkali itu tadi, kata pak bupati ada yang tidak dilaporkan tetapi langsung dikuburkan," jelasnya.
Beberapa hari lalu, Bupati Cianjur Herman Suherman mengatakan, pihaknya banyak mendapatkan laporan terkait warga yang meninggal akibat gempa, namun tak tercatat di data Pemkab Cianjur. Rata-rata korban yang tak terdata karena awalnya tidak melapor dan memilih langsung memakamkan sendiri anggota keluarganya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)