Sleman: Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman mencatat ada 14 ekor sapi yang suspek penyakit Lumpy Skin Disease (LSD). Meskipun yang positif hanya lima ekor sapi.
"Berdasarkan data sejak 23 Desember sampai kemarin, datanya itu. Lima di antaranya positif LSD," kata Kepala DP3 Sleman, Suparmono, saat dihubungi, Kamis, 19 Januari 2023.
Dia menerangkan sebaran sapi positif LSD itu yakni dua ekor di Dusun Beran Kidul, Desa Tridadi, dan tiga ekor di Desa Kepuharjo dan Argomulyo, Kecamatan Cangkringan. Ia mengatakan belum ada kasus sapi mati akibat penyakit itu.
Suparmono menyebut gejala virus LSD pada sapi sulit dikenali. Menurut dia tanda yang mudah dikenali yakni adanya benjolan pada kulit sapi seperti bercak-bercak bentol di kulit, sapi lemas, dan pertumbuhannya terganggu.
Ia mengataan sudang menginstruksikan petugas Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) untuk melakukan tracing dengan pengambilan sampel sapi maupun lalat. Ia menyebut lalat menjadi pemicu pertumbuhan virus SLD.
"Hasil dari uji laboratorium beberapa waktu lalu, ternyata lalatnya juga positif," ungkapnya.
Dari temuan kasus itu DP3 Sleman mulai vaksinasi LSD terhadap ternak sapi. Suparmono mengatakan pihaknya sudah mengajukan 3.000 dosis vaksin LSD ke pemerintah pusat. Namun yang sudah dikirimkan baru 1.300 dosis.
Dari yang sudah dikirim, ujarnya, 239 dosis telah disuntikkan pada ternak di kandang sapi Kelompok Ternak Andini Mangambar, Mulungan Kulon, Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati pada Rabu, 18 Januari 2023.
"Sisanya kami tarik ke Cangkringan dan Pakem untuk menyasar sapi perah. Kami juga mengajukan tambahan vaksin LSD ke pemerintah pusat," ujarnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Sleman: Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman mencatat ada 14 ekor sapi yang suspek penyakit Lumpy Skin Disease (LSD). Meskipun yang positif hanya lima ekor
sapi.
"Berdasarkan data sejak 23 Desember sampai kemarin, datanya itu. Lima di antaranya positif LSD," kata Kepala DP3 Sleman, Suparmono, saat dihubungi, Kamis, 19 Januari 2023.
Dia menerangkan sebaran sapi positif LSD itu yakni dua ekor di Dusun Beran Kidul, Desa Tridadi, dan tiga ekor di Desa Kepuharjo dan Argomulyo, Kecamatan Cangkringan. Ia mengatakan belum ada kasus sapi mati akibat penyakit itu.
Suparmono menyebut gejala virus LSD pada
sapi sulit dikenali. Menurut dia tanda yang mudah dikenali yakni adanya benjolan pada kulit sapi seperti bercak-bercak bentol di kulit, sapi lemas, dan pertumbuhannya terganggu.
Ia mengataan sudang menginstruksikan petugas Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) untuk melakukan tracing dengan pengambilan sampel sapi maupun lalat. Ia menyebut lalat menjadi pemicu pertumbuhan virus SLD.
"Hasil dari uji laboratorium beberapa waktu lalu, ternyata lalatnya juga positif," ungkapnya.
Dari temuan kasus itu DP3 Sleman mulai vaksinasi LSD terhadap ternak sapi. Suparmono mengatakan pihaknya sudah mengajukan 3.000 dosis vaksin LSD ke pemerintah pusat. Namun yang sudah dikirimkan baru 1.300 dosis.
Dari yang sudah dikirim, ujarnya, 239 dosis telah disuntikkan pada ternak di kandang sapi Kelompok Ternak Andini Mangambar, Mulungan Kulon, Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati pada Rabu, 18 Januari 2023.
"Sisanya kami tarik ke Cangkringan dan Pakem untuk menyasar sapi perah. Kami juga mengajukan tambahan vaksin LSD ke pemerintah pusat," ujarnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)