Bagian inti dari roket tersebut jatuh di Samudra Hindia. Namun, sekitar 20 hingga 40 persen bagian dari inti roket seberat 25 ton tersebut jatuh di daerah permukiman warga di Kalimantan Barat.
Sisanya, pecahan puing lainnya juga ditemukan di daerah Sarawak, Malaysia, tak jauh dari Kalimantan Barat.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Warga setempat mengaku mendengar suara dentuman keras pada tengah malam. Ketika diperiksa keesokan harinya, ternyata yang ditemukan adalah puing pecahan roket berukuran besar. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sanggau.
Beruntung tidak ada korban dari peristiwa jatuhnya puing roket tersebut. Namun, lokasi jatuhnya dinilai cukup mengkhawatirkan karena berdekatan dengan permukiman warga.
Roket Long March 5B diluncurkan pada Rabu, 24 Juli 2022, di Wenchang, Tiongkok. Roket tersebut diluncurkan untuk membawa modul terbaru ke stasiun luar angkasa permanen pertama milik Tiongkok yang sedang dalam proses pembangunan.
Baca: Sampah Antariksa Roket CZ5B Tiongkok Jatuh di Samudra Hindia, Serpihannya Lewati Malaysia
Sebagian inti roket telah sampai di orbit bersamaan dengan modul yang dibawanya. Sebagian lagi ditarik kembali ke bumi melalui tarikan atmosfer enam hari setelahnya.
Seharusnya, dalam proses penarikan roket semacam itu, bagian inti diproses sedemikian rupa untuk hancur secara aman di area laut atau area yang tidak berpenduduk. Maka dari itu, kasus yang terjadi pada roket Long March 5B merupakan suatu kejadian yang janggal. (Diza Wardoyo)