Kulon Progo: Alat penerima peringatan bencana dari early warning system (EWS) milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), rusak tersambar petir. Kerusakan itu sudah terjadi sejak tiga bulan lalu.
"Kejadiannya saat hujan lebat disertai petir 8 Juni 2022. Alat di kantor kami rusak, termasuk monitor dan tivi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo, Joko Satyo Agus Nahrowi, Kamis, 15 September 2022.
Situasi itu akan menambah pekerjaan lantaran peringatan dari EWS dapat menjangkau potensi longsor. Apalagi saat ini mulai memasuki musim hujan dan sejumlah kawasan di Kulon Progo rawan longsor.
Kecamatan Kokap, Kalibawang, Girimulyo, Samigaluh, hingga Kalibawang merupakan kawasan rawan longsor. Bahkan longsor yang terjadi di Kecamatan Kokap beberapa bulan lalu membutuhkan penanganan hingga berhari-hari.
"Karena alatnya rusak sementara kami koordinasi dengan Forum Penanganan Risiko Bencana atau FPRB di kecamatan atau desa untuk memantau lapangan bila terjadi hujan," kata dia.
Ia mengatakan telah mengajukan pembelian alat baru ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Namun, sampai saat ini belum ada tindak lanjut.
Menurut dia, peralatan tersebut harganya mencapai ratusan juta rupiah sehingga harus dengan bantuan pusat untuk pengadaannya.
Di sisi lain, pihaknya juga mulai melakukan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi bila sewaktu-waktu terjadi hujan berpotensi longsor, seperti peralatan kebencanaan hingga sensor untuk memotong pepohonan. Selain itu juga pengondisian lingkungan sekitar, termasuk normalisasi saluran drainase.
"Sebanyak 6 KK di Dusun Plampang II (Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap) saat hujan rumah mereka rawan (terdampak longsor), jadi telah kami koordinasi agar mengungsi saat hujan agar mengungsi," jelasnya.
Kulon Progo: Alat penerima peringatan bencana dari early warning system (EWS) milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), rusak tersambar petir. Kerusakan itu sudah
terjadi sejak tiga bulan lalu.
"Kejadiannya saat hujan lebat disertai petir 8 Juni 2022. Alat di kantor kami rusak, termasuk monitor dan tivi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo, Joko Satyo Agus Nahrowi, Kamis, 15 September 2022.
Situasi itu akan menambah pekerjaan lantaran peringatan dari EWS dapat menjangkau potensi longsor. Apalagi saat ini mulai memasuki
musim hujan dan sejumlah kawasan di Kulon Progo rawan longsor.
Kecamatan Kokap, Kalibawang, Girimulyo, Samigaluh, hingga Kalibawang merupakan kawasan rawan longsor. Bahkan longsor yang terjadi di Kecamatan Kokap beberapa bulan lalu membutuhkan penanganan hingga berhari-hari.
"Karena alatnya rusak sementara kami koordinasi dengan
Forum Penanganan Risiko Bencana atau FPRB di kecamatan atau desa untuk memantau lapangan bila terjadi hujan," kata dia.
Ia mengatakan telah mengajukan pembelian alat baru ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Namun, sampai saat ini belum ada tindak lanjut.
Menurut dia, peralatan tersebut harganya mencapai ratusan juta rupiah sehingga harus dengan bantuan pusat untuk pengadaannya.
Di sisi lain, pihaknya juga mulai melakukan kesiapsiagaan untuk mengantisipasi bila sewaktu-waktu terjadi hujan berpotensi longsor, seperti peralatan kebencanaan hingga sensor untuk memotong pepohonan. Selain itu juga pengondisian lingkungan sekitar, termasuk normalisasi saluran drainase.
"Sebanyak 6 KK di Dusun Plampang II (Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap) saat hujan rumah mereka rawan (terdampak longsor), jadi telah kami koordinasi agar mengungsi saat hujan agar mengungsi," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)