Yogyakarta: Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengeklaim pembuangan sampah ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengalami penurunan sejak gerakan zero sampah anorganik mulai awal Januari 2023.
"Selama lebih dari tiga minggu ini penurunan sampah yang dibuang ke TPA (TPST) Piyungan sekitar 20 ton," kata Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya, Minggu, 29 Januari 2023.
Aman menargetkan dalam tiga bulan mendatan gerakan zero sampah anorganik membudaya di setiap rumah tangga sebagai penghasil sampah. Meskipun penurunan itu memang belum signifikan karena sampah dari Kota Yogyakarta masih ratusan ton per hari.
"Sampah di Kota Yogyakarta masih 250 ton per hari. Kami harapkan bisa turun lagi 40 sampai 50 ton," ujarnya.
Ia mengatakan target penurunan itu diharapkan bisa lebih besar dalam empat bulan ke depan. Pembudayaan memilah sampah di kalangan masyarakat akan semakin digiatkan.
"Saya minta waktu tiga bulan sebagai masa membentuk permanen perilaku sosial yang berorientasi pemilahan sampah, sekaligus uji perilaku gerakan zero sampah (anorganik)," ujarnya.
Selain itu, katanya, ke depan masyarakat yang tak memilah sampah akan diberikan sanksi berupa pidana ringan hingga denda.
"(Tidak memilah sampah) bisa masuk pidana ringan. Hukuman lain bisa dengan denda. (Nantinya) akan diatur di peraturan daerah. Sebelum penindakan kami perlu menyosialisasikan (zero sampah anorganik) kepada masyarakat," ungkapnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Yogyakarta: Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengeklaim pembuangan sampah ke Tempat
Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengalami penurunan sejak gerakan
zero sampah anorganik mulai awal Januari 2023.
"Selama lebih dari tiga minggu ini penurunan sampah yang dibuang ke TPA (TPST) Piyungan sekitar 20 ton," kata Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya, Minggu, 29 Januari 2023.
Aman menargetkan dalam tiga bulan mendatan gerakan
zero sampah anorganik membudaya di setiap rumah tangga sebagai penghasil sampah. Meskipun penurunan itu memang belum signifikan karena sampah dari Kota Yogyakarta masih ratusan ton per hari.
"Sampah di Kota Yogyakarta masih 250 ton per hari. Kami harapkan bisa turun lagi
40 sampai 50 ton," ujarnya.
Ia mengatakan target penurunan itu diharapkan bisa lebih besar dalam empat bulan ke depan. Pembudayaan memilah sampah di kalangan masyarakat akan semakin digiatkan.
"Saya minta waktu tiga bulan sebagai masa membentuk permanen perilaku sosial yang berorientasi pemilahan sampah, sekaligus uji perilaku gerakan
zero sampah (anorganik)," ujarnya.
Selain itu, katanya, ke depan masyarakat yang tak memilah sampah akan diberikan sanksi berupa
pidana ringan hingga denda.
"(Tidak memilah sampah) bisa masuk pidana ringan. Hukuman lain bisa dengan denda. (Nantinya) akan diatur di peraturan daerah. Sebelum penindakan kami perlu menyosialisasikan (zero sampah anorganik) kepada masyarakat," ungkapnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)