Surabaya: Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (Sinta Gelis). Dengan aplikasi itu, Emil menarget Jatim bisa mencapai nol persen kemiskinan ekstrem pada 2024, sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2022.
"Atas arahan Ibu Gubernur Khofifah, kita terus diminta untuk berinovasi dalam membangun basis data yang kuat. Bukan sekadar basis data, Sinta Gelis ini adalah keterpaduan lintas sektor," kata Emil di sela meluncurkan aplikasi Sinta Gelis, Surabaya, Minggu malam, 31 Juli 2022
Emil menjelaskan aplikasi Sinta Gelis jawaban atas kendala dalam sinkronisasi data penerima manfaat program penanggulangan kemiskinan dengan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS). Aplikasi ini memuat data by name by address berdasarkan data DTKS maupun penerima sasaran program penanggulangan kemiskinan Jatim.
"Kita berharap bahwa setiap dinas nantinya bisa terinventarisasi programnya. Jangan sampai berbeda jalan, sehingga akibatnya tidak terkonsentrasikan kepada sasaran yang akan dituju. Jika nantinya ditemukan ada titik temu antar Dinas, jangan-jangan bisa digunakan untuk pengentasan kemiskinan," ujar dia.
Baca: Menaker: Kondisi Ekonomi Sektor Ketenagakerjaan Mulai Tunjukkan Pemulihan
Eks Bupati Trenggalek itu mengatakan temuannya perihal angka kemiskinan tinggi, namun pengangguran terpantau rendah. "Itu menandakan bahwa sekian banyak kemiskinan bukan karena tidak bekerja, tetapi bekerja di tempat yang tidak menghasilkan. Hal semacam ini, patut menjadi PR Bersama karena bukan sekedar menyalurkan bansos," ujarnya.
Sebagai pelengkap dari Sinta Gelis, turut diluncurkan program Desa Binaan: Dharma Bhakti Nagari, yang rencananya akan dimulai di 7 kabupaten di Jawa Timur. Dharma Bhakti Nagari adalah intervensi ekstra yang berbentuk sistem yang didesain khusus untuk mendukung percepatan penurunan angka kemiskinan yang holistik, integratif, dan lebih fokus pada sasaran desa tertentu yang sudah ditetapkan.
Tahun ini Dharma Bhakti Nagari menyasar 14 desa di 7 Kabupaten sebagai pilot project, yaitu Kabupaten Bojonegoro, Kediri, Malang, Lamongan, Jember, Pamekasan, dan Probolinggo.
"Desa Binaan ini merupakan pemanfaatan Sinta Gelis. Sejalan dengan pemerintah pusat, kita harus bisa bergerak di tengah pembenahan yang lebih terstruktur, harus ada gerakan yang lebih terarah,” ucap Emil.
Sementara itu, Sekretaris Eksekutif TNP2K Suprayoga Hadi, menyatakan kunci memberantas kemiskinan adalah konvergensi. Pemerintah pusat telah menyediakan dana yang cukup besar untuk penanggulangan kemiskinan. Maka, yang menjadi PR adalah memperbaiki data sasaran.
"Jadi melalui sinta gelis ini diharapkan bisa mengurangi exclusion error dengan sementara menggunakan data keluarga dari BKKBN,” ujar Hadi.
Surabaya: Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (Sinta Gelis). Dengan aplikasi itu, Emil menarget Jatim bisa mencapai nol persen
kemiskinan ekstrem pada 2024, sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2022.
"Atas arahan Ibu Gubernur
Khofifah, kita terus diminta untuk berinovasi dalam membangun basis data yang kuat. Bukan sekadar basis data, Sinta Gelis ini adalah keterpaduan lintas sektor," kata Emil di sela meluncurkan aplikasi Sinta Gelis, Surabaya, Minggu malam, 31 Juli 2022
Emil menjelaskan aplikasi Sinta Gelis jawaban atas kendala dalam sinkronisasi data penerima manfaat program penanggulangan kemiskinan dengan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS). Aplikasi ini memuat data
by name by address berdasarkan data DTKS maupun penerima sasaran program penanggulangan kemiskinan
Jatim.
"Kita berharap bahwa setiap dinas nantinya bisa terinventarisasi programnya. Jangan sampai berbeda jalan, sehingga akibatnya tidak terkonsentrasikan kepada sasaran yang akan dituju. Jika nantinya ditemukan ada titik temu antar Dinas, jangan-jangan bisa digunakan untuk pengentasan kemiskinan," ujar dia.
Baca:
Menaker: Kondisi Ekonomi Sektor Ketenagakerjaan Mulai Tunjukkan Pemulihan
Eks Bupati Trenggalek itu mengatakan temuannya perihal angka kemiskinan tinggi, namun pengangguran terpantau rendah. "Itu menandakan bahwa sekian banyak kemiskinan bukan karena tidak bekerja, tetapi bekerja di tempat yang tidak menghasilkan. Hal semacam ini, patut menjadi PR Bersama karena bukan sekedar menyalurkan bansos," ujarnya.
Sebagai pelengkap dari Sinta Gelis, turut diluncurkan program Desa Binaan: Dharma Bhakti Nagari, yang rencananya akan dimulai di 7 kabupaten di Jawa Timur. Dharma Bhakti Nagari adalah intervensi ekstra yang berbentuk sistem yang didesain khusus untuk mendukung percepatan penurunan angka kemiskinan yang holistik, integratif, dan lebih fokus pada sasaran desa tertentu yang sudah ditetapkan.
Tahun ini Dharma Bhakti Nagari menyasar 14 desa di 7 Kabupaten sebagai pilot project, yaitu Kabupaten Bojonegoro, Kediri, Malang, Lamongan, Jember, Pamekasan, dan Probolinggo.
"Desa Binaan ini merupakan pemanfaatan Sinta Gelis. Sejalan dengan pemerintah pusat, kita harus bisa bergerak di tengah pembenahan yang lebih terstruktur, harus ada gerakan yang lebih terarah,” ucap Emil.
Sementara itu, Sekretaris Eksekutif TNP2K Suprayoga Hadi, menyatakan kunci memberantas kemiskinan adalah konvergensi. Pemerintah pusat telah menyediakan dana yang cukup besar untuk penanggulangan kemiskinan. Maka, yang menjadi PR adalah memperbaiki data sasaran.
"Jadi melalui sinta gelis ini diharapkan bisa mengurangi exclusion error dengan sementara menggunakan data keluarga dari BKKBN,” ujar Hadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)